HADIS MENGENAI LARANGAN MEMBERI PENERANG DI KUBURAN
Ini adalah lafazh matan “Sunan Abî Dâwud”
(No. Hadis: 2817):
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ, قَالَ: أَخْبَرَنَا
شُعْبَةُ, عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جُحَادَةَ, قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا صَالِحٍ يُحَدِّثُ
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ, قَالَ: لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
زَائِرَاتِ الْقُبُورِ وَالْمُتَّخِذِينَ عَلَيْهَا الْمَسَاجِدَ وَالسُّرُجَ.
“Muhammad bin Katsîr telah bercerita kepada kami
(kepada Abû Dâwud), dia (Muhammad bin Katsîr) berkata: “Syu’bah telah mengabarkan
kepada kami (kepada Muhammad bin Katsîr), dari Muhammad bin Juhâdah, dia (Muhammad
bin Juhâdah) berkata: “Saya (Muhammad bin Juhâdah) mendengar Abû Shâleh berkata
dari ‘Abdullâh bin ‘Abbâs, dia (‘Abdullâh bin ‘Abbâs) berkata: “Rasûlullâh SAW.
melaknat peziarah Qubur, dan orang-orang yang menjadikannya (menjadikan Qubur sebagai)
Masjid-masjid, dan (menyinari atau menerangi Quburan dengan) Lampu (pelita atau
listrik dan sebagainya)”.{HR. Abû Dâwud
No. Hadis: 2817. At-Tirmidzî No. Hadis: 294. An-Nasâ-î No. Hadis: 2016. Dan Imâm
Ahmad bin Hanbal No. Hadis: 1926, 2472, 2829, dan 2952}.
KETERANGAN:
Hadis di atas adalah Hadis DHO’ÎF (lemah). Di sana ada perawi
yang bernama “BADZÂM” atau “BADZÂN” yang dikenal dengan nama: “ABÛ SHÂLEH”; dia
(Badzâm/Abû Shâleh) DHO’ÎF (lemah), dan banyak me-mursal-kan Hadis.
Al-Hâfizh Ibnu
Abî Hâtim dan Ibnu Mahdî berkata dalam al-Jarh wa at-Ta’dîl karya al-Hâfizh
Ibnu Abî Hâtim: “Ia (Badzâm/Abû Shâleh) DHO’ÎF dan banyak me-mursal-kan Hadis”.
Al-Hâfizh Muhammad
Nashiruddîn al-Albânî berkata: “Hadis di atas DHO’ÎF (lemah)”. {SUMBER: Shahîh wa Dha’îf Sunan
Abî Dâwud (No. Hadis: 3236 atau 7/236). Shahîh wa Dha’îf Sunan at-Tirmidzî
(No. Hadis: 320 atau 1/320). Shahîh wa Dha’îf Sunan an-Nasâ-î (No. Hadis:
2043/2187 atau 5/187)}.
KESIMPULAN:
Hadis di atas tidak dapat dijadikan hujjah (landasan/pedoman)
dalam Syara’ (Islam).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar