Kamis, 15 Maret 2012

HADIS MENGENAI LARANGAN MEMBERI PENERANG DI KUBURAN


HADIS MENGENAI LARANGAN MEMBERI PENERANG DI KUBURAN


Ini adalah lafazh matan “Sunan Abî Dâwud” (No. Hadis: 2817):
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ, قَالَ: أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ, عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جُحَادَةَ, قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا صَالِحٍ يُحَدِّثُ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ, قَالَ: لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَائِرَاتِ الْقُبُورِ وَالْمُتَّخِذِينَ عَلَيْهَا الْمَسَاجِدَ وَالسُّرُجَ.
“Muhammad bin Katsîr telah bercerita kepada kami (kepada Abû Dâwud), dia (Muhammad bin Katsîr) berkata: “Syu’bah telah mengabarkan kepada kami (kepada Muhammad bin Katsîr), dari Muhammad bin Juhâdah, dia (Muhammad bin Juhâdah) berkata: “Saya (Muhammad bin Juhâdah) mendengar Abû Shâleh berkata dari ‘Abdullâh bin ‘Abbâs, dia (‘Abdullâh bin ‘Abbâs) berkata: “Rasûlullâh SAW. melaknat peziarah Qubur, dan orang-orang yang menjadikannya (menjadikan Qubur sebagai) Masjid-masjid, dan (menyinari atau menerangi Quburan dengan) Lampu (pelita atau listrik dan sebagainya)”.{HR. Abû Dâwud No. Hadis: 2817. At-Tirmidzî No. Hadis: 294. An-Nasâ-î No. Hadis: 2016. Dan Imâm Ahmad bin Hanbal No. Hadis: 1926, 2472, 2829, dan 2952}.


KETERANGAN:
Hadis di atas adalah Hadis DHO’ÎF (lemah). Di sana ada perawi yang bernama “BADZÂM” atau “BADZÂN” yang dikenal dengan nama: “ABÛ SHÂLEH”; dia (Badzâm/Abû Shâleh) DHO’ÎF (lemah), dan banyak me-mursal-kan Hadis.
Al-Hâfizh Ibnu Abî Hâtim dan Ibnu Mahdî berkata dalam al-Jarh wa at-Ta’dîl karya al-Hâfizh Ibnu Abî Hâtim: “Ia (Badzâm/Abû Shâleh) DHO’ÎF dan banyak me-mursal-kan Hadis”.
Al-Hâfizh Muhammad Nashiruddîn al-Albânî berkata: “Hadis di atas DHO’ÎF (lemah)”. {SUMBER: Shahîh wa Dha’îf Sunan Abî Dâwud (No. Hadis: 3236 atau 7/236). Shahîh wa Dha’îf Sunan at-Tirmidzî (No. Hadis: 320 atau 1/320). Shahîh wa Dha’îf Sunan an-Nasâ-î (No. Hadis: 2043/2187 atau 5/187)}.


KESIMPULAN:
Hadis di atas tidak dapat dijadikan hujjah (landasan/pedoman) dalam Syara’ (Islam).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar