Rabu, 09 September 2015

NEGERI ½ DEMOKRASI

Barangkali inilah sebutan yang sangat tepat untuk Negara Indonesia ini. Perkembangan perpolitikan masa kini terlihat carut-marut; uang seakan-akan menjadi Tuhan ataupun semua hal seakan-akan bergantung dengan uang. Hal itu bisa dilihat dan dibuktikan dalam PILKADA serentak 2015 ini; yang mana hampir semua Partai Politik di Negeri ini berlomba-lomba untuk memasang tarif atau yang kita kenal dengan istilah "MAHAR POLITIK", dan besarnya mahar tersebut sangatlah fantastik, karena mencapai Miliyaran, ada Partai Politik yang memasang tarif 1 miliyar, 2 miliyar, 3 miliyar, bahkan ada yang 4 miliyar.
Lalu apa nasib Negeri ini jika semuanya diukur dengan uang?. Sepertinya Indonesia tinggal menunggu MASA KEHANCURAN; apabila para Politisi di Negeri ini tidak lekas berbenah diri, ataupun jika Pemerintah Indonesia tidak segera memperbaiki kondisi perpolitikan di Negara Indonesia. Penulis berharap semoga masa kehancuran tersebut tidak terjadi, amin; dan semoga Pemerintah Indonesia dapat segera mengambil langkah yang kongkret dan bijak dalam menyelesaikan segala permasalahan di Negeri ini, amin.
Pemuda-pemudi Indonesia ataupun generasi muda penerus bangsa Indonesia ini sebenarnya banyak yang memiliki bakat dan potensi untuk membangun dan memajukan Negeri ini, namun potensi dan bakat mereka tidak akan tumbuh serta muncul apabila tidak diberi fasilitas maupun penunjang untuk memunculkan potensi dan bakat mereka, seperti memberikan kesempatan kepada mereka agar berpolitik dengan santun, benar dan cerdas, ataupun merelakan dan memberikan kesempatan kepada genarasi muda agar dapat menjadi Pemimpin bangsa dan Negara ini. Akan tetapi yang tak kalah penting "MAHAR POLITIK" harus dihilangkan dan dimusnahkan untuk selama-lamanya.
"Saatnya yang muda memimpin bangsa dan Negara Indonesia", itulah kata yang tepat demi kebaikan, perubahan serta kemajuan bangsa dan Negara Indonesia.