Asbâbun Nuzûl
Surat an-Nisâ’ (4), Ayat: 33
وَلِكُلٍّ جَعَلْنَا مَوَالِيَ مِمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ
وَالأقْرَبُونَ وَالَّذِينَ عَقَدَتْ أَيْمَانُكُمْ فَآتُوهُمْ نَصِيبَهُمْ إِنَّ اللَّهَ
كَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدًا (٣٣)
33.
Bagi setiap (laki-laki dan perempuan) Kami jadikan pewaris-pewaris dari harta peninggalan
bapak-ibu dan karib kerabat, dan juga orang-orang yang telah kamu lakukan
ikatan perjanjian (maksudnya: isteri-isterimu); maka berikanlah kepada mereka
bagiannya masing-masing. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu.
Imâm
Jalâluddîn as-Suyûthî mengeluarkan dalam Lubâb an-Nuqûli fî Asbâb an-Nuzûlinya
(Juz. 5, 4/an-Nisâ’) dengan menisbahkan kepada
Imâm Abû Dâwûd dalam Sunan Abî Dâwûdnya:
“Dikemukakan oleh Abû Dâwûd yang bersumber dari Ibnu Ishâq dan
Dâwûd bin Husain, (Dâwûd bin Husain) berkata: “Pernah saya (Dâwûd bin Husain) membacakan
ayat:
وَلِكُلٍّ جَعَلْنَا مَوَالِيَ مِمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ
وَالأقْرَبُونَ وَالَّذِينَ عَقَدَتْ أَيْمَانُكُمْ فَآتُوهُمْ نَصِيبَهُمْ إِنَّ اللَّهَ
كَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدًا (٣٣)
33.
Bagi setiap (laki-laki dan perempuan) Kami jadikan pewaris-pewaris dari harta
peninggalan bapak-ibu dan karib kerabat, dan juga orang-orang yang telah kamu
lakukan ikatan perjanjian (maksudnya: isteri-isterimu); maka berikanlah kepada
mereka bagiannya masing-masing. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu”.
“Kepada Ummi
Sa’d binti ar-Râbi’ yang
tinggal di kamar (rumah) Abû
Bakar ash-Shiddîq. Maka berkatalah wanita itu (maksudnya: berkatalah Ummi Sa’d
binti ar-Râbi’): “Tidak (salah), akan tetapi hendaknya kamu membaca:
وَلِكُلٍّ جَعَلْنَا مَوَالِيَ مِمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ
وَالأقْرَبُونَ وَالَّذِينَ عَقَدَتْ أَيْمَانُكُمْ فَآتُوهُمْ نَصِيبَهُمْ إِنَّ اللَّهَ
كَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدًا (٣٣)
33.
Bagi setiap (laki-laki dan perempuan) Kami jadikan pewaris-pewaris dari harta
peninggalan bapak-ibu dan karib kerabat, dan juga orang-orang yang telah kamu
lakukan ikatan perjanjian (maksudnya: isteri-isterimu); maka berikanlah kepada
mereka bagiannya masing-masing. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu”.
“Ayat (Ayat:
33, Surat an-Nisâ’) diturunkan
mengenai Abû Bakar
ash-Shiddîq dan puteranya (putera Abû Bakar ash-Shiddîq) ketika (putera Abû Bakar ash-Shiddîq) masih tidak mau masuk Islam. Abû Bakar ash-Shiddîq bersumpah, tidak akan memberi harta warisan
kepada puteranya tersebut (hingga putera Abû Bakar ash-Shiddîq masuk Islam). Maka ketika putera Abû Bakar ash-Shiddîq masuk Islam, Abû Bakar ash-Shiddîq diperintah (oleh Allah SWT. dalam Ayat: 33,
Surat an-Nisâ’) untuk memberikan bagian harta warisannya (maksudnya: untuk
memberikan bagian warisan kepada putera Abû Bakar ash-Shiddîq yang telah masuk Islam)”.
KETERANGAN:
Kata Imâm
Jalâluddîn as-Suyûthî: “Hadis yang ia keluarkan di atas berkualitas hasan”.
BIBLIOGRAFI
Lubâb
an-Nuqûli fî Asbâb an-Nuzûli (as-Suyûthî/Imâm Jalâluddîn
as-Suyûthî).
Sunan Abî Dâwûd (Abû Dâwûd/al-Imâm al-Hâfizh
al-Mushannif al-Mutqan Abî Dâwûd
Sulaimân Ibnu al-‘Asy’ats
as-Sijistânî al-Azadî).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar