Minggu, 15 Mei 2011

Asbâbun Nuzûl Surat ali-‘Imran (3) ayat: 90


Asbâbun Nuzûl Surat ali-‘Imran (3) ayat: 90
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بَعْدَ إِيمَانِهِمْ ثُمَّ ازْدَادُوا كُفْرًا لَنْ تُقْبَلَ تَوْبَتُهُمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الضَّالُّونَ (٩٠)
90. Sesungguhnya orang-orang Kafir sesudah beriman, kemudian bertambah kekafirannya, sekali-kali tidak akan diterima taubatnya; dan mereka itulah orang-orang yang sesat.

Ibnu Jarîr meriwayatkan dalam Jâmi’ul Bayâni Fit Ta’wîlil Qur’âninya (1/380):
“Muhammad bin Abdullah bin Bazi’ al-Bashri telah bercerita kepada kami (Ibnu Jarîr) katanya (Muhammad bin ‘Abdullah bin Bazi’ al-Bashri): “Yazid bin Zurai’ telah bercerita kepada kami (Muhammad bin ‘Abdullah bin Bazi’ al-Bashri), katanya (Yazid bin Zurai’): “Daud bin Abi Hind telah bercerita kepada kami (Yazid bin Zurai’) dari ‘Ikrimah dari Ibnu ‘Abbas, katanya (Ibnu ‘Abbas): “Ada satu kaum yang sudah masuk Islam kemudian murtad, lalu masuk Islam kembali kemudian murtad lagi. Setelah itu, mereka datang kepada kaumnya dan bertanya tentang mereka. Lalu diceritakanlah hal tersebut kepada Rasulullah SAW. Maka turunlah ayat ini:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بَعْدَ إِيمَانِهِمْ ثُمَّ ازْدَادُوا كُفْرًا لَنْ تُقْبَلَ تَوْبَتُهُمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الضَّالُّونَ (٩٠)
90. Sesungguhnya orang-orang Kafir sesudah beriman, kemudian bertambah kekafirannya, sekali-kali tidak akan diterima taubatnya; dan mereka itulah orang-orang yang sesat.


KETERANGAN:
Kata Ibnu Jarîr: “Hadis yang ia keluarkan berkualitas Shahih”.





BIBLIOGRAFI

Jâmi’ul Bayâni Fit Ta’wîlil Qur’âni (Ibnu Jarîr/Abu Ja’far ath-Thabarî
Muhammad bin Jarîr bin Yazîd bin Katsîr bin Ghâlib al-Âmalî).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar