Rabu, 04 Mei 2011

Asbâbun Nuzûl Surat ali-‘Imran (3), ayat: 79-80


Asbâbun Nuzûl Surat ali-‘Imran (3), ayat: 79-80

مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُؤْتِيَهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِي مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ (٧٩)
وَلا يَأْمُرَكُمْ أَنْ تَتَّخِذُوا الْمَلائِكَةَ وَالنَّبِيِّينَ أَرْبَابًا أَيَأْمُرُكُمْ بِالْكُفْرِ بَعْدَ إِذْ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (٨٠)
79. Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya al Kitab, Hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan al-kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.
80. dan (tidak wajar pula baginya) menyuruhmu menjadikan Malaikat dan para Nabi sebagai tuhan. Apakah (patut) dia menyuruhmu berbuat kekafiran di waktu kamu sudah (menganut agama) Islam?".


Imâm Jalâludin ash-Suyûthî mengeluarkan dalam Lubâb an-Nuqûli fî Asbâb an-Nuzûlinya(Juz. 3, 3/ali-‘Imran) dengan menisbahkan kepada Ibnu Ishâq dalam Tafsîr Ishâq bin Rahawaihnya dan menisbahkan kepada al-Baihaqî dalam Sunan al-Baihaqînya:
“Dikemukakan oleh Ibnu Ishâq dan al-Baihaqî yang bersumber dari Ibnu Abbas. Ibnu Abbas berkata: “Abu Rafi’ al-Qurthubî ketika Pendeta-pendeta Yahudi dan orang-orang Nasrani dari suku Najran berkumpul dihadapan Rasulullah SAW yang diajak masuk Islam, mereka (Pendeta-pendeta Yahudi dan orang-orang Nasrani dari suku Najran) berkata: “Apakah kamu, ya Muhammad, menginginkan kami menyembahmu seperti orang-orang Nasrani menyembah Isa?”. Beliau (Nabi SAW) bersabda: “Ma’adzallah (saya berlindung kepada Allah daripada itu)”. Maka Allah menurunkan ayat ini:
مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُؤْتِيَهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِي مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ (٧٩)
وَلا يَأْمُرَكُمْ أَنْ تَتَّخِذُوا الْمَلائِكَةَ وَالنَّبِيِّينَ أَرْبَابًا أَيَأْمُرُكُمْ بِالْكُفْرِ بَعْدَ إِذْ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (٨٠)
79. Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya al-Kitab, Hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan al-kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.
80. dan (tidak wajar pula baginya) menyuruhmu menjadikan Malaikat dan para Nabi sebagai tuhan. Apakah (patut) dia menyuruhmu berbuat kekafiran di waktu kamu sudah (menganut agama) Islam?".

KETERANGAN:
Imâm Jalâludin ash-Suyûthî juga mengeluarkan Hadis mengenai turunnya ayat di atas dengan redaksi yang sedikit berbeda, melalui jalur al-Hasan dalam Lubâb an-Nuqûli fî Asbâb an-Nuzûlinya (Juz. 3, 3/Ali-‘Imran) dengan menisbahkan kepada Abdur Razzaq dalam Mushannaf Abdirrazzaqnya. Ahmad Musthafâ al-Marâghî juga meriwayatkan sebagaimana Hadis di atas dalam Tarjamah Tafsir al-Marâghinya (halaman: 336).






DAFTAR PUSTAKA

Lubâb an-Nuqûli fî Asbâb an-Nuzûli (as-Suyûthî/Imâm Jalâludin ash-Suyûthî).
Mushannaf Abdirrazzaq (Abdur Razzaq bin Hammam bin Nafi’ al-Himyary).
Tafsîr Ishâq bin Rahawaih (Ishâq bin Rahawaih).
Tarjamah Tafsîr al-Marâghî (Ahmad Musthafâ al-Marâghî).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar