Minggu, 15 Mei 2011

Asbâbun Nuzûl Surat ali-‘Imran (3), Ayat: 86-89

Asbâbun Nuzûl Surat ali-‘Imran (3), Ayat: 86-89
كَيْفَ يَهْدِي اللَّهُ قَوْمًا كَفَرُوا بَعْدَ إِيمَانِهِمْ وَشَهِدُوا أَنَّ الرَّسُولَ حَقٌّ وَجَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ (٨٦)
أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ أَنَّ عَلَيْهِمْ لَعْنَةَ اللَّهِ وَالْمَلائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ (٨٧)
خَالِدِينَ فِيهَا لا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلا هُمْ يُنْظَرُونَ (٨٨)
إِلا الَّذِينَ تَابُوا مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ وَأَصْلَحُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (٨٩)
86. Bagaimana Allah akan memberikan petunjuk suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman, serta mereka telah mengakui bahwa Rasul (Muhammad) itu benar-benar Rasul, dan keterangan-keteranganpun telah datang kepada mereka? . Allah tidak memberikan petunjuk orang-orang yang Zalim.
87. Mereka itu balasannya ialah: “Sesungguhnya bagi mereka la'nat Allah, (demikian pula) la'nat para Malaikat dan manusia seluruhnya.
88. Mereka kekal di dalamnya, tidak diringankan siksa mereka, dan tidak (pula) mereka diberi tangguh/tempo;
89. Kecuali orang-orang yang Taubat sesudah (Kafir) itu dan memperbaiki diri mereka. Karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.



Ibnu Jarîr meriwayatkan dalam Jâmi’ al-Bayâni fî at-Ta’wîl al-Qurâninya (3/340):
“Muhammad bin ‘Abdullâh bin Bazi’ al-Bashrî telah bercerita kepada kami (Ibnu Jarîr), katanya (Muhammad bin ‘Abdullâh bin Bazi’ al-Bashrî): “Yazîd bin Zurai’ telah bercerita kepada kami (Muhammad bin ‘Abdullâh bin Bazi’ al-Bashrî), katanya (Yazîd bin Zurai’): “Daud bin Abî Hind telah bercerita kepada kami (Yazîd bin Zurai’) dari ‘Ikrimah dari ‘Abdullâh bin ‘Abbâs, katanya (‘Abdullâh bin ‘Abbâs): “Ada seorang lelaki Anshâr masuk Islam kemudian murtad dan bergabung dengan orang Musyrik lalu dia menyesal, maka dia pun menemui kaumnya (dan berkata): “Datanglah kepada Rasulullah SAW. apakah ada taubat (untukku)?”. (Lalu turunlah) firman Allah SWT:
كَيْفَ يَهْدِي اللَّهُ قَوْمًا كَفَرُوا بَعْدَ إِيمَانِهِمْ وَشَهِدُوا أَنَّ الرَّسُولَ حَقٌّ وَجَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ (٨٦)
أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ أَنَّ عَلَيْهِمْ لَعْنَةَ اللَّهِ وَالْمَلائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ (٨٧)
خَالِدِينَ فِيهَا لا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلا هُمْ يُنْظَرُونَ (٨٨)
إِلا الَّذِينَ تَابُوا مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ وَأَصْلَحُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (٨٩)
86. Bagaimana Allah akan memberikan petunjuk suatu kaum yang kafir sesudah mereka beriman, serta mereka telah mengakui bahwa Rasul (Muhammad) itu benar-benar Rasul, dan keterangan-keteranganpun telah datang kepada mereka? . Allah tidak memberikan petunjuk orang-orang yang Zalim.
87. Mereka itu balasannya ialah: “Sesungguhnya bagi mereka la'nat Allah, (demikian pula) la'nat para Malaikat dan manusia seluruhnya.
88. Mereka kekal di dalamnya, tidak diringankan siksa mereka, dan tidak (pula) mereka diberi tangguh/tempo;
89. Kecuali orang-orang yang Taubat sesudah (Kafir) itu dan memperbaiki diri mereka. Karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.



KETERANGAN:
Hadis di atas para rawinya adalah râwî shahîh, dan beliau (Ibnu Jarîr) ulang secara mursal (periwayatan Tâbi’în secara mutlak, baik Tâbi’în senior maupun junior tanpa ada penghubung dari seorang Sahabat) dan maushul (bersambungnya periwayatan hingga sampai kepada Nabi SAW).
Ibnu Hibbân juga meriwayatkan sebagaimana Hadis di atas dalam Mawârid Zham-‘ânnya (427). Ath-Thahawî juga mengeluarkan sebagaimana Hadis di atas dalam Syarh Musykil al-Atsârnya (4/64). Al-Hâkim juga meriwayatkan sebagaimana Hadis di atas dalam al-Mustadrak ‘ala ash-Shahîhaynnya (2/142 dan 4/366) dan pada dua periwayatannya tersebut beliau (al-Hâkim) berkata: “Shahîh sanadnya, akan tetapi keduanya (Bukhârî dan Muslim) tidak mengeluarkannya (sebagaimana Hadis di atas)”, serta disetujui oleh Imâm adz-Dzahabî. Imâm Jalâluddîn as-Suyûthî juga mengeluarkan sebagaimana Hadis di atas dalam Lubâb an-Nuqûli fî Asbâb an-Nuzûlinya (Juz. 3, 3/ali-‘Imran).







BIBLIOGRAFI

Al-Mustadrak ‘ala ash-Shahîhayn (al-Hâkim/Muhammad bin ‘Abdullâh Abû
‘Abdullâh al-Hâkim an-Naisâbûrî ).
Jâmi’ al-Bayâni fî at-Ta’wîl al-Qurâni (Ibnu Jarîr/Abu Ja’far ath-Thabarî Muhammad bin
Jarîr bin Yazîd bin Katsîr bin Ghâlib al-Âmalî).
Lubâb an-Nuqûli fî Asbâb an-Nuzûli (as-Suyûthî/Imâm Jalâluddîn as-Suyûthî).
Mawârid Zham-‘ân (Ibnu Hibbân al-Bas’tî).
Syarh Musykil al-Atsâr (ath-Thahawî).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar