Jumat, 03 Juni 2011

Aku Ingin Menjadi Presiden


Aku Ingin Menjadi Presiden

Mari kita merefleksi sejenak:
Rezim “Orde Lama” dan “Orde Baru” telah berlalu, dan sekarang kita beranjak ke era “Reformasi”. Orde lama identik dengan “Stabilisasi Nasional” pasca ekspansi Portugis, VOC, Jepang, dan sebagainya. Orde baru identik dengan “Kemantapan Ekonomi”.
Rezim Sukarno (orde lama) pasca kemerdekaan pada tahun 1945 mengalami kemajuan yang signifikan di antaranya: kemajuan moral. Setiap elemen masyarakat dan pemerintah pra-pasca rezim Sukarno berkontribusi besar dalam merekonstruksi, mengembangkan dan memajukan Indonesia. Hal tersebut didukung dengan lima (5) pilar fundamental Indonesia yaitu: Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Sumpah Pemuda, serta lahirnya Budi Utomo, HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), Muhammadiyah, NU (Nahdhatul Ulama), dan sebagainya.
Rezim Suharto (orde baru) identik dengan “Kemantapan Ekonomi”. Era (orde baru) ini bagi sebagian masyarakat Indonesia diasumsikan dengan “Era Keemasan atau Kejayaan”, karena: 1) Kemantapan ekonomi, Indonesia mengalami kemajuan yang pesat di mata dunia. 2) Kestabilan politik, ditandai dengan munculnya tiga partai besar. 3) Pertahanan dan keamanan NKRI. (Negara Kesatuan Republik Indonesia) yang sangat fenomenal. 4) Usaha diplomasi rezim orde baru (Suharto) di kancah internasional. Walaupun pada akhirnya rezim (orde baru) mengalami keguncangan yang sangat hebat, hal tersebut ditandai dengan: “Tri Sakti Tragedy” dan tumbuh-suburnya para koruptor.
Era Reformasi merupakan “Era Kevakuman”, 1) Para koruptor semakin merajalela. 2) Pranata Hukum yang lemah. 3) Penegakan hukum yang lemah. 4) Eksploitasi SDA (sumber daya alam) Indonesia oleh investor asing, resistensi masyarakat Indonesia kepada pemerintah di Papua, Aceh, dan sebagainya.
Apakah Indonesia dapat bangkit, berkembang dan maju?. Saya optimis Indonesia dapat bangkit, berkembang dan maju apabila: “Lembaga Tertinggi Negara yaitu MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat), Lembaga Tinggi Negara yaitu Presiden dan Wakil Presiden, DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), MA (Mahkamah Agung), BPK (Badan Pemeriksa Keuangan), seluruh Instansi Pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia bersatu-padu, bahu-membahu dan secara kolektif kolegial membangkitkan, mengembangkan dan memajukan Indonesia”.

Sekarang kita kembali ke topik utama:
Ketika saya duduk di kelas 5 SD. (Sekolah Dasar), Pak Syawal selaku guru dan wali kelas saya bertanya kepada saya: “Apa cita-citamu, anak?”. Saya menjawab: “Saya ingin menjadi Presiden, pak (guru)”. Begitulah awal mula saya bercita-cita menjadi Presiden. Walaupun menjadi Presiden bukanlah hal yang mudah, akan tetapi dengan segala kemampuan, kelebihan, kekurangan dan keterbatasan saya, saya akan selalu berusaha untuk memanifestasikannya. Semoga dengan usaha yang saya lakukan, doa dan dukungan seluruh masyarakat Indonesia dan dunia, saya dapat menggapai cita-cita yang saya impikan yaitu: menjadi Presiden. Amin. “Nothing Impossible-Anything Is Possible”.   
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar