Asbâbun Nuzûl Surat ali-‘Imran (3) ayat: 144
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ (١٤٤)
144. Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika Dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? . Siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
Imâm Jalâludin as-Suyûthî mengeluarkan dalam Lubâb an-Nuqûli fî Asbâb an-Nuzûlinya (Juz. 4, 3/ali-‘Imran) dengan menisbahkan kepada Ibnu al-Mundzîr dalam Tafsîr Ibn al-Mundzirnya:
“Dikemukakan oleh Ibnu al-Mundzîr yang bersumber dari Umar bin al-Khatthab. Umar bin al-Khatthab berkata: “Kami (para sahabat) terpisah dari Rasulullah SAW. pada perang Uhud, lalu kami (para sahabat) naik gunung mendengar orang-orang Yahudi berteriak: “(Nabi) Muhammad telah terbunuh!”. Saya pun berteriak: “Telingaku tidak mau mendengar seorang pun yang berkata (Nabi) Muhammad terbunuh, dia pasti kupancung lehernya”. Lalu saya (Umar bin al-Khatthab) melihat Rasulullah SAW. dan orang-orang yang mendampingi Beliau kembali ke posnya masing-masing. Maka turunlah ayat:
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ (١٤٤)
144. Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika Dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? . Siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur”.
Imâm Jalâludin as-Suyûthî mengeluarkan dalam Lubâb an-Nuqûli fî Asbâb an-Nuzûlinya (Juz. 4, 3/ali-‘Imran) dengan menisbahkan kepada Ibnu Abî Hâtim dalam Tafsîr Ibn Abî Hâtimnya:
“Dikemukakan oleh Ibnu Abî Hâtim yang bersumber dari ar-Rabi’. Ar-Rabi’ berkata: “Ketika orang-orang Islam terkena musibah, yaitu luka-luka parah di perang Uhud, mereka menyebut-nyebut Nabiyullah (Muhammad SAW.), sementara ada yang berteriak: “Dia (Nabi Muhammad) telah terbunuh”. Sebagian lagi berkata: “Kalau dia (Nabi Muhammad) seorang Nabi dia (Nabi Muhammad) tidak akan terbunuh”. Yang lain berkata: “Berperanglah mengikuti jejak Rasulullah SAW. sehingga mendapat kemenangan atau mati syahid bersama Beliau (Nabi Muhammad). Maka Allah SWT. menurunkan ayat:
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ (١٤٤)
144. Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika Dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? . Siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur”.
Imâm Jalâludin as-Suyûthî mengeluarkan dalam Lubâb an-Nuqûli fî Asbâb an-Nuzûlinya (Juz. 4, 3/ali-‘Imran) dengan menisbahkan kepada al-Baihaqî dalam kitab ad-Dalâilnya:
“Dikemukakan oleh al-Baihaqî yang bersumber dari Abî Nâjih, bahwa ada seorang lelaki dari kaum Muhajirin bertemu dengan seorang lelaki kaum Anshar yang sedang berlumuran darah segar, dan berkatalah ia (seorang lelaki dari kaum Muhajirin): “Tahukah engkau bahwa (Nabi) Muhammad SAW. telah terbunuh?”. Lelaki Anshar tersebut menjawab: “Seandainya (Nabi) Muhammad terbunuh, maka ia (Nabi Muhammad) telah sampai kepada tujuan sebaik-baiknya. Maka berperanglah kamu untuk membela agamamu”. Maka turunlah ayat:
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ (١٤٤)
144. Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika Dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? . Siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur”.
Imâm Jalâludin as-Suyûthî mengeluarkan dalam Lubâb an-Nuqûli fî Asbâb an-Nuzûlinya (Juz. 4, 3/ali-‘Imran) dengan menisbahkan kepada Ahmad bin Rahawaih dalam Musnad Ahmad Ibn Rahawaihnya:
“Dikemukakan oleh Ahmad bin Rahawaih yang bersumber dari az-Zuhrî, bahwa Setan berteriak-teriak pada waktu perang Uhud: “Bahwa (Nabi) Muhammad telah terbunuh!”. Berkatalah Ka’b bin Malik: “Aku lah orang pertama kali mengenali Rasulullah SAW. dari balik topi besinya, lantas ia (Ka’b bin Malik) berteriak sekuat tenaganya: “Ini dia Rasulullah SAW!”. Maka Allah SWT. menurunkan ayat:
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ (١٤٤)
144. Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika Dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? . Siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur”.
KETERANGAN:
Kata Imâm Jalâludin as-Suyûthî: “Hadis-hadis yang ia keluarkan di atas berkualitas Hasan”.
BIBLIOGRAFI
Ad-Dalâil (al-Baihaqî).
Lubâb an-Nuqûli fî Asbâb an-Nuzûli (as-Suyûthî/Imâm Jalâludin as-Suyûthî).
Musnad Ahmad Ibn Rahawaih (Ibnu Rahawaih/Muhammad bin Rahawaih).
Tafsîr Ibn Abî Hâtim (Ibnu Abî Hâtim).
Tafsîr Ibn al-Mundzîr (Ibnu al-Mundzîr).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar