Kamis, 04 April 2013

BINATANG SEMBELIHAN AHLI AL-KITÂB HUKUMNYA HALÂL

BINATANG SEMBELIHAN AHLI AL-KITÂB HUKUMNYA HALÂL

Oleh: Jati Sarwo Edi



DALIL-DALIL YANG MENERANGKAN DAN MENJELASKAN BAHWA BINATANG SEMBELIHAN AHLI AL-KITÂB HUKUMNYA HALÂL:

Al-Imâm al-Mufaŝir Ibnu Jarîr berkata dalam Jâmi’ al-Bayân ‘an Ta-wîl ay al-Qurânnya (8/130, 8/134, 8/138, dan 8/139): "Ûtû al-Kitâb (Ahli al-Kitâb) yaitu: "Kaum Yahûdi dan Nashrani yang taat dan berpegangteguh kepada Ajaran Taurât dan Injîl, sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW. (sebelum datangnya Agama Islâm)".[1]
Asy-Syaikh al-Muhaddits 'Abdul Muhsin bin Hamd al-'Ibâd berkata dalam Syarh Sunan Abî Dâwudnya (26/332): "Ahli al-Kitâb (Ûtû al-Kitâb) yaitu: "Orang-orang Yahûdi dan Nashrani. Adapun Kitâbnya orang-orang Yahûdi yaitu: Taurât. Sedangkan Kitâbnya orang-orang Nashrani yaitu: Injîl. Kitâb Taurat diturunkan kepada Nabi Mûsâ. Dan Kitâb Injîl diturunkan kepada Nabi 'Îsâ. Kedua Kitâb tersebut (Kitâb Taurât dan Injîl) merupakan Wahyu (Kitâb) Allâh SWT".[2]
Adapun Dalil-dalil yang menerangkan dan menjelaskan bahwa Binatang Sembelihan Ahli al-Kitâb hukumnya Halâl, yaitu sebagaimana di bawah ini:



Allâh SWT. berfirman dalam Surat al-Mâidah (5), Ayat: 5
الْيَوْمَ أُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبَاتُ وَطَعَامُ الَّذِيْنَ أُوْتُوا الْكِتَابَ حِلٌّ لَكُمْ وَطَعَامُكُمْ حِلٌّ لَهُمْ وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ الْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ الَّذِيْنَ أُوْتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ إِذَا آتَيْتُمُوْهُنَّ أُجُوْرَهُنَّ مُحْصِنِيْنَ غَيْرَ مُسَافِحِيْنَ وَلاَ مُتَّخِذِيْ أَخْدَانٍ وَمَنْ يَّكْفُرْ بِالْإيْمَانِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ (٥)
5. Pada hari ini dihalalkan bagi kalian (Kaum Muslimîn) yang baik-baik. MAKANAN (BINATANG SEMBELIHAN) ORANG-ORANG YANG DIBERI AL-KITÂB (AHLI AL-KITÂB) ITU HALÂL BAGI KALIAN (KAUM MUSLIMÎN), dan makanan kalian halal (pula) bagi mereka. (Dan dihalalkan juga bagi kalian menikahi) Wanita yang menjaga kehormatan di antara Wanita-wanita yang Beriman, dan Wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara ORANG-ORANG YANG DIBERI AL-KITÂB (AHLI AL-KITÂB) SEBELUM KALIAN (SEBELUM DIUTUSNYA NABI MUHAMMAD SAW. DENGAN MEMBAWA AJARAN AGAMA ISLÂM); apabila kalian telah membayar Mahar mereka dengan maksud menikahinya, tidak bermaksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya Gundik-gundik. Barangsiapa yang Kâfir sesudah beriman, maka sia-sia lah amalannya, dan ia di Âkhirat termasuk Orang-orang yang Merugi.[3]





PENJELASAN (mengenai Surat al-Mâidah, Ayat: 5):
Al-Imâm al-Muhaddits Badruddîn al-'Aynŷ berkata dalam 'Umdah al-Qârŷ Syarh Shahîh al-Bukhârînya (No. 22)[4]: "Ayat ini (Surat al-Mâidah, Ayat: 5) menunjukkan bahwasannya memakan (Binatang-binatang) Sembelihan Ahli al-Kitâb (Ûtû al-Kitâb) baik orang-orang Yahûdi dan Nashrani Harbŷ maupun yang lainnya hukumnya boleh (mubâh). Karena Firman Allâh SWT. (Surat al-Mâidah, Ayat: 5): (وَطَعَامُ الَّذِيْنَ أُوْتُوا الْكِتَابَ), bermakna: "(Binatang-binatang) Sembelihan Ûtû al-Kitâb (Ahli al-Kitâb)"; itu merupakan perkataan (riwayat) 'Abdullâh bin 'Abbâs, Abû Umâmah, 'Ikrimah, Mujâhid bin Jabar, Sa'îd bin Jubair, 'Athâ bin Abî Rabâh, al-Hasan al-Bashrŷ, Makhûl asy-Syâmiŷ, Ibrâhîm an-Nakha'iŷ, as-Suddŷ al-Kabîr, Muqâtil bin Haŷân (dan Qatâdah). Ini adalah Ijmâ' (kesepakatan) di antara 'Ulamâ, bahwasannya: "(Binatang-binatang) Sembelihan Ahli al-Kitâb (Ûtû al-Kitâb) Halâl bagi seluruh Kaum Muslimîn. Karena Ahli al-Kitâb (Ûtû al-Kitâb) meyakini bahwa menyembelih Binatang karena selain Allâh hukumnya Haram. Dan Ahli al-Kitâb (Ûtû al-Kitâb) tidak menyembelih Binatang kecuali dengan menyebut Nama Allâh SWT".







Al-Imâm al-Hâfizh al-Hâkim meriwayatkan dalam al-Mustadrak 'alâ ash-Shahîhaynya (No. Hadis: 3213) atau (2/311):
حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوْبَ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ عَفَّانَ الْعَامِرِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ فُضَيْلٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ صَالِحٍ، عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: إِنَّمَا أُحِلَّتْ ذَبَائِحُ الْيَهُوْدِ وَالنَّصَارَى مِنْ أَجْلِ أَنَّهُمْ آمَنُوْا بِالتَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيْلِ.

قَالَ الْحَاكِمُ: هَذَا حَدِيْثٌ صَحِيْحُ الْإِسْنَادِ, وَلَمْ يُخْرِجَاهُ. فَوَافَقَهُ الذَّهَبِيْ.
"Abû al-'Abbâs Muhammad bin Ya'qûb telah bercerita kepada kami (kepada al-Hâkim), dia (Abû al-'Abbâs Muhammad bin Ya'qûb) berkata: "Al-Hasan bin 'Alî bin 'Affân al-'Âmirŷ telah bercerita kepada kami (kepada Abû al-'Abbâs Muhammad bin Ya'qûb), dia (al-Hasan bin 'Alî bin 'Affân al-'Âmirŷ) berkata: "Yahyâ bin Fudhail telah bercerita kepada kami (kepada al-Hasan bin 'Alî bin 'Affân al-'Âmirŷ), dia (Yahyâ bin Fudhail) berkata: "Al-Hasan bin Shâleh telah bercerita kepada kami (kepada Yahyâ bin Fudhail), dari Simâk bin Harb, dari 'Ikrimah, dari 'Abdullâh bin 'Abbâs, dia ('Abdullâh bin 'Abbâs) berkata: "SESUNGGUHNYA DIHALALKAN (BINATANG-BINATANG) SEMBELIHAN (KAUM) YAHÛDI DAN NASHRANI KARENA SESUNGGUHNYA MEREKA (KAUM YAHÛDI DAN NASHRANI) BERIMAN KEPADA (KITÂB) TAURÂT DAN INJÎL".


"Al-Imâm al-Hâfizh al-Hâkim berkata: "Sanad Hadis ini berkualitas Shahîh, (akan tetapi) Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts al-Bukhârî dan Muslim tidak meriwayatkan sebagaimana periwayatan al-Imâm al-Hâfizh al-Hâkim. Dan disetujui oleh al-Imâm al-Hâfizh adz-Dzahabŷ". {HR. Al-Hâkim dalam al-Mustadrak ‘alâ ash-Shahîhaynnya (No. Hadis: 3213). Al-Bayhaqî dalam as-Sunan al-Kubrânya (No. Hadis: 19155). Ath-Thabarânî dalam al-Mu’jam al-Kabîrnya (No. Hadis: 11778 atau 11779). Ibnu Thuhmân dalam Masyaŷikhah Ibn Thuhmânnya (No. Hadis: 13). Dan Abû Mûsâ al-Madînŷ dalam Dzikr al-Imâm Abî 'Abdillâh Ibn Mandahnya (No. Hadis: 36)}.[5]







Al-Imâm al-Hâfizh al-Bayhaqî meriwayatkan dalam as-Sunan al-Kubrânya (No. Hadis: 19152) atau (7/171) atau (9/282):
أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ إِبْرَاهِيْمَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى، قَالَ: أَنْبَأَنَا أَبُو الْحَسَنِ أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الطَّرَائِفِيُّ, قَالَ: حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ سَعِيْدٍ الدَّارِمِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ صَالِحٍ، عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ صَالِحٍ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِيْ طَلْحَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا, قَالَ: طَعَامُهُمْ, ذَبَائِحُهُمْ.

قَالَ الْبَيْهَقِيْ: وَرُوِّيْنَا عَنْ مُجَاهِدٍ, وَمَكْحُوْلٍ.
"Yahyâ bin Ibrâhîm bin Muhammad bin Yahyâ telah mengabarkan kami (mengabarkan al-Bayhaqî), dia (Yahyâ bin Ibrâhîm bin Muhammad bin Yahyâ) berkata: "Abû al-Hasan Ahmad bin Muhammad ath-Tharâifŷ telah memberitakan kami (memberitakan Yahyâ bin Ibrâhîm bin Muhammad bin Yahyâ), dia (Abû al-Hasan Ahmad bin Muhammad ath-Tharâifŷ) berkata: "'Utsmân bin Sa'îd ad-Dârimŷ telah bercerita kepada kami (kepada Abû al-Hasan Ahmad bin Muhammad ath-Tharâifŷ), dia ('Utsmân bin Sa'îd ad-Dârimŷ) berkata: "'Abdullâh bin Shâleh telah bercerita kepada kami (kepada 'Utsmân bin Sa'îd ad-Dârimŷ), dari Mu'âwiyah bin Shâleh, dari 'Alî bin Abî Thalhah, dari 'Abdullâh bin 'Abbâs, dia ('Abdullâh bin 'Abbâs) berkata: "(طَعَامُهُمْ) BERMAKNA: "(BINATANG-BINATANG) SEMBELIHAN MEREKA (AHLI AL-KITÂB/ ÛTÛ AL-KITÂB)".


"Al-Imâm al-Hâfizh al-Bayhaqî berkata: "Kami (al-Imâm al-Hâfizh al-Bayhaqî) juga meriwayatkan dari Mujâhid bin Jabar dan Makhûl asy-Syâmiŷ, (sebagaimana Hadis di atas)". {HR. Al-Bayhaqî dalam as-Sunan al-Kubrânya (No. Hadis: 19152). Ibnu Abî Hâtim dalam Tafsîr Ibn Abî Hâtimnya (No. Hadis: 5111 dan 5155) atau (3/916 dan 3/922). Ibnu Jarîr dalam Jâmi’ al-Bayân ‘an Ta-wîl ay al-Qurânnya (8/136, 8/137, dan 8/148). Dan Jalâluddîn as-Suyûthî mengeluarkan dalam ad-Durr al-Mantsûr fî at-Tafsîr bi al-Ma’tsûrnya (2/261)}.[6]





PENJELASAN (mengenai Hadis riwayat al-Imâm al-Hâfizh al-Bayhaqî di atas):
Al-Muhaddits 'Athiŷah bin Muhammad Sâlim berkata dalam Syarh Arba'în an-Nawawiŷahnya (15/72)[7]: "Kaum Muslimîn telah berijmâ' bahwasannya makna Firman Allâh SWT. (Surat al-Mâidah, Ayat: 5): (وَطَعَامُ الَّذِيْنَ أُوْتُوا الْكِتَابَ), yaitu: "(Binatang-binatang) Sembelihan Ûtû al-Kitâb (Ahli al-Kitâb)". Tidak termasuk Susu, dan tidak pula Buah-buahan. Karena Susu dan Buah-buahan bukan Makanan Ahli al-Kitâb (Ûtû al-Kitâb). Makanan Ahli al-Kitâb (Ûtû al-Kitâb) yaitu: "Tumbuh-tumbuhan (jenis Sayur-sayuran) atau Hewan-hewan (Binatang-binatang)".










KESIMPULAN:
Dari Penjelasan dan Dalil-dalil yang telah saya (Jati Sarwo Edi) kemukakan di atas, jelaslah sudah bahwa: "Binatang-binatang Sembelihan Ahli al-Kitâb (Ûtû al-Kitâb) hukumnya Halâl bagi seluruh Kaum Muslimîn. Setelah diutusnya Nabi Muhammad SAW. dengan membawa Ajaran Agama Islâm, dan telah wafatnya para Ahli al-Kitâb (Ûtû al-Kitâb) yang benar-benar taat dan berpegangteguh kepada Kitâb Taurât dan Injîl, serta banyaknya perubahan-perubahan yang menyesatkan dalam Kitâb Taurât dan Injîl. Oleh karena itu, Binatang Sembelihan Non-Muslim hukumnya HARAM".


Wa Allâh A'lâm bi ash-Shaŵâb



























[1] Sumber: "Jâmi’ al-Bayân ‘an Ta-wîl ay al-Qurân", karya: al-Imâm al-Mufaŝir Ibnu Jarîr (8/130, 8/134, 8/138, dan 8/139).

[2] Sumber: "Syarh Sunan Abî Dâwud", karya: asy-Syaikh al-Muhaddits 'Abdul Muhsin bin Hamd al-'Ibâd (26/332, Syarh Hadis Ibnu 'Abbâs mengenai Halalnya Sembelihan-sembelihan Ahli al-Kitâb).

[3] Surat al-Mâidah (5), Ayat: 5.

[4] Sumber: "'Umdah al-Qârŷ Syarh Shahîh al-Bukhârî", karya: al-Imâm al-Muhaddits Badruddîn al-'Aynŷ (No. 22, Bâb Sembelihan-sembelihan dan Lemak-lemak Ahli al-Kitâb Harbŷ dan lainnya).

[5] Hadis riwayat al-Imâm al-Hâfizh al-Hâkim di atas berkualitas shahîh, karena semua perawinya tsiqqah (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya). Hadis riwayat al-Imâm al-Hâfizh al-Hâkim di atas di-shahîh-kan oleh: al-Imâm al-Hâfizh al-Hâkim dalam al-Mustadrak 'alâ ash-Shahîhaynnya (No. Hadis: 3213) atau (2/311). Juga di-shahîh-kan oleh: al-Imâm al-Hâfizh adz-Dzahabŷ dalam at-Ta'lîq min Talkhîsh adz-Dzahabŷnya (No. Hadis: 3213).

[6] Al-Imâm al-Hâfizh Ibnu Hajar al-'Asqalânŷ berkata dalam Fath al-Bârŷ bi Syarh Shahîh al-Bukhârînya (9/637, Bâb Sembelihan-sembelihan dan Lemak-lemak Ahli Kitâb Harbŷ): "Hadis riwayat al-Imâm al-Hâfizh al-Bayhaqî di atas adalah Hadis Marfû', dan seluruh sanadnya bersambung".
Hadis Riwayat al-Imâm al-Hâfizh al-Bayhaqî di atas memiliki Tawâbi' (penguat-penguat) dari Riwayat Mujâhid bin Jabar, Sa'îd bin Jubair, al-Hasan al-Bashrŷ, Qatâdah, Makhûl asy-Syâmiŷ, Ibrâhîm an-Nakha'iŷ dan as-Suddŷ al-Kabîr. Sebagaimana terdapat dalam as-Sunan al-Kubrâ li al-Bayhaqî (No. Hadis: 13975 dan 19152). Serta dalam Ma'rifah as-Sunan wa al-Âtsâr li al-Bayhaqî (No. Hadis: 13889). Serta dalam Tafsîr Ibn Abî Hâtim (No. Hadis: 7837). Dan dalam Jâmi’ al-Bayân ‘an Ta-wîl ay al-Qurân (No. Hadis: 11236 - 11253).

[7] Sumber: "Syarh Arba'în an-Nawawiŷah", karya: al-Muhaddits 'Athiŷah bin Muhammad Sâlim (15/72, Bâb Metode Membedakan Sembelihan-sembelihan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar