BINATANG
SEMBELIHAN AHLI AL-KITÂB HUKUMNYA HALÂL
Oleh: Jati
Sarwo Edi
DALIL-DALIL YANG MENERANGKAN DAN
MENJELASKAN BAHWA BINATANG SEMBELIHAN AHLI AL-KITÂB HUKUMNYA HALÂL:
Al-Imâm
al-Mufaŝir Ibnu Jarîr berkata dalam Jâmi’ al-Bayân ‘an Ta-wîl ay al-Qurânnya (8/130, 8/134, 8/138, dan 8/139): "Ûtû al-Kitâb (Ahli al-Kitâb) yaitu: "Kaum Yahûdi
dan Nashrani yang taat dan berpegangteguh kepada Ajaran Taurât dan Injîl,
sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW. (sebelum datangnya Agama Islâm)".[1]
Asy-Syaikh
al-Muhaddits 'Abdul Muhsin
bin Hamd al-'Ibâd berkata dalam Syarh Sunan
Abî Dâwudnya (26/332): "Ahli al-Kitâb (Ûtû al-Kitâb) yaitu: "Orang-orang
Yahûdi dan Nashrani. Adapun Kitâbnya orang-orang Yahûdi yaitu: Taurât.
Sedangkan Kitâbnya orang-orang Nashrani yaitu: Injîl. Kitâb Taurat diturunkan
kepada Nabi Mûsâ. Dan Kitâb Injîl diturunkan kepada Nabi 'Îsâ. Kedua Kitâb
tersebut (Kitâb Taurât dan Injîl) merupakan Wahyu (Kitâb) Allâh SWT".[2]
Adapun Dalil-dalil yang menerangkan
dan menjelaskan bahwa Binatang Sembelihan Ahli al-Kitâb hukumnya Halâl, yaitu
sebagaimana di bawah ini:
Allâh SWT.
berfirman dalam Surat al-Mâidah (5), Ayat: 5
الْيَوْمَ
أُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبَاتُ وَطَعَامُ الَّذِيْنَ أُوْتُوا
الْكِتَابَ حِلٌّ لَكُمْ وَطَعَامُكُمْ حِلٌّ لَهُمْ وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ
الْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ الَّذِيْنَ أُوْتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ إِذَا آتَيْتُمُوْهُنَّ أُجُوْرَهُنَّ
مُحْصِنِيْنَ غَيْرَ مُسَافِحِيْنَ وَلاَ مُتَّخِذِيْ أَخْدَانٍ وَمَنْ يَّكْفُرْ
بِالْإيْمَانِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ
(٥)
5. Pada hari ini dihalalkan bagi kalian (Kaum
Muslimîn) yang baik-baik. MAKANAN (BINATANG SEMBELIHAN)
ORANG-ORANG YANG DIBERI AL-KITÂB (AHLI AL-KITÂB) ITU HALÂL BAGI KALIAN (KAUM MUSLIMÎN),
dan makanan kalian halal (pula) bagi mereka. (Dan dihalalkan juga bagi kalian
menikahi) Wanita yang menjaga kehormatan di antara Wanita-wanita yang Beriman,
dan Wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara ORANG-ORANG
YANG DIBERI AL-KITÂB (AHLI AL-KITÂB) SEBELUM KALIAN (SEBELUM DIUTUSNYA NABI
MUHAMMAD SAW. DENGAN MEMBAWA AJARAN AGAMA ISLÂM); apabila kalian telah
membayar Mahar mereka dengan maksud menikahinya, tidak bermaksud berzina dan
tidak (pula) menjadikannya Gundik-gundik. Barangsiapa yang Kâfir sesudah
beriman, maka sia-sia lah amalannya, dan ia di Âkhirat termasuk Orang-orang yang
Merugi.[3]
PENJELASAN (mengenai Surat al-Mâidah, Ayat: 5):
Al-Imâm
al-Muhaddits Badruddîn
al-'Aynŷ berkata dalam 'Umdah al-Qârŷ Syarh Shahîh al-Bukhârînya (No. 22)[4]: "Ayat ini (Surat al-Mâidah, Ayat: 5) menunjukkan bahwasannya
memakan (Binatang-binatang) Sembelihan Ahli al-Kitâb (Ûtû al-Kitâb) baik
orang-orang Yahûdi dan Nashrani Harbŷ maupun yang lainnya hukumnya boleh
(mubâh). Karena Firman Allâh SWT. (Surat al-Mâidah, Ayat: 5): (وَطَعَامُ
الَّذِيْنَ أُوْتُوا الْكِتَابَ), bermakna: "(Binatang-binatang)
Sembelihan Ûtû al-Kitâb (Ahli al-Kitâb)"; itu merupakan perkataan
(riwayat) 'Abdullâh bin 'Abbâs, Abû Umâmah, 'Ikrimah, Mujâhid bin Jabar, Sa'îd
bin Jubair, 'Athâ bin Abî Rabâh, al-Hasan al-Bashrŷ, Makhûl asy-Syâmiŷ, Ibrâhîm
an-Nakha'iŷ, as-Suddŷ al-Kabîr, Muqâtil bin Haŷân (dan Qatâdah). Ini adalah
Ijmâ' (kesepakatan) di antara 'Ulamâ, bahwasannya: "(Binatang-binatang) Sembelihan
Ahli al-Kitâb (Ûtû al-Kitâb) Halâl bagi seluruh Kaum Muslimîn. Karena Ahli
al-Kitâb (Ûtû al-Kitâb) meyakini bahwa menyembelih Binatang karena selain Allâh
hukumnya Haram. Dan Ahli al-Kitâb (Ûtû al-Kitâb) tidak menyembelih Binatang kecuali
dengan menyebut Nama Allâh SWT".
Al-Imâm al-Hâfizh al-Hâkim meriwayatkan
dalam al-Mustadrak 'alâ ash-Shahîhaynya (No. Hadis:
3213) atau (2/311):
حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ
يَعْقُوْبَ، قَالَ: حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ عَفَّانَ
الْعَامِرِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ فُضَيْلٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا
الْحَسَنُ بْنُ صَالِحٍ، عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ
عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: إِنَّمَا أُحِلَّتْ
ذَبَائِحُ الْيَهُوْدِ وَالنَّصَارَى مِنْ أَجْلِ أَنَّهُمْ آمَنُوْا بِالتَّوْرَاةِ
وَالْإِنْجِيْلِ.
قَالَ الْحَاكِمُ: هَذَا حَدِيْثٌ صَحِيْحُ
الْإِسْنَادِ, وَلَمْ يُخْرِجَاهُ. فَوَافَقَهُ الذَّهَبِيْ.
"Abû al-'Abbâs
Muhammad bin Ya'qûb telah bercerita kepada kami (kepada al-Hâkim), dia (Abû
al-'Abbâs Muhammad bin Ya'qûb) berkata: "Al-Hasan bin 'Alî bin 'Affân
al-'Âmirŷ telah bercerita kepada kami (kepada Abû al-'Abbâs Muhammad bin Ya'qûb),
dia (al-Hasan bin 'Alî bin 'Affân al-'Âmirŷ) berkata: "Yahyâ bin Fudhail telah
bercerita kepada kami (kepada al-Hasan bin 'Alî bin 'Affân al-'Âmirŷ), dia (Yahyâ
bin Fudhail) berkata: "Al-Hasan bin Shâleh telah bercerita kepada kami
(kepada Yahyâ bin Fudhail), dari Simâk bin Harb, dari 'Ikrimah, dari 'Abdullâh
bin 'Abbâs, dia ('Abdullâh bin 'Abbâs) berkata: "SESUNGGUHNYA
DIHALALKAN (BINATANG-BINATANG) SEMBELIHAN (KAUM) YAHÛDI DAN NASHRANI KARENA
SESUNGGUHNYA MEREKA (KAUM YAHÛDI DAN NASHRANI) BERIMAN KEPADA (KITÂB) TAURÂT
DAN INJÎL".
"Al-Imâm
al-Hâfizh al-Hâkim berkata: "Sanad Hadis ini berkualitas Shahîh, (akan
tetapi) Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts al-Bukhârî dan Muslim tidak meriwayatkan
sebagaimana periwayatan al-Imâm al-Hâfizh al-Hâkim. Dan
disetujui oleh al-Imâm al-Hâfizh adz-Dzahabŷ". {HR. Al-Hâkim dalam al-Mustadrak ‘alâ
ash-Shahîhaynnya (No. Hadis: 3213). Al-Bayhaqî
dalam as-Sunan al-Kubrânya (No. Hadis: 19155). Ath-Thabarânî dalam al-Mu’jam al-Kabîrnya (No. Hadis: 11778 atau 11779). Ibnu Thuhmân dalam Masyaŷikhah
Ibn Thuhmânnya (No. Hadis: 13). Dan Abû Mûsâ al-Madînŷ dalam Dzikr
al-Imâm Abî 'Abdillâh Ibn Mandahnya (No. Hadis: 36)}.[5]
Al-Imâm al-Hâfizh al-Bayhaqî meriwayatkan dalam as-Sunan
al-Kubrânya (No. Hadis: 19152) atau (7/171) atau (9/282):
أَخْبَرَنَا
يَحْيَى بْنُ إِبْرَاهِيْمَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى، قَالَ: أَنْبَأَنَا
أَبُو الْحَسَنِ أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الطَّرَائِفِيُّ, قَالَ: حَدَّثَنَا
عُثْمَانُ بْنُ سَعِيْدٍ الدَّارِمِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ
صَالِحٍ، عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ صَالِحٍ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِيْ طَلْحَةَ، عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا, قَالَ: طَعَامُهُمْ,
ذَبَائِحُهُمْ.
قَالَ
الْبَيْهَقِيْ: وَرُوِّيْنَا عَنْ مُجَاهِدٍ, وَمَكْحُوْلٍ.
"Yahyâ bin Ibrâhîm
bin Muhammad bin Yahyâ telah mengabarkan kami (mengabarkan al-Bayhaqî), dia (Yahyâ
bin Ibrâhîm bin Muhammad bin Yahyâ) berkata: "Abû al-Hasan Ahmad bin
Muhammad ath-Tharâifŷ telah memberitakan kami (memberitakan Yahyâ bin Ibrâhîm
bin Muhammad bin Yahyâ), dia (Abû al-Hasan Ahmad bin Muhammad ath-Tharâifŷ)
berkata: "'Utsmân bin Sa'îd ad-Dârimŷ telah bercerita kepada kami (kepada
Abû al-Hasan Ahmad bin Muhammad ath-Tharâifŷ), dia ('Utsmân bin Sa'îd ad-Dârimŷ)
berkata: "'Abdullâh bin Shâleh telah bercerita kepada kami (kepada 'Utsmân
bin Sa'îd ad-Dârimŷ), dari Mu'âwiyah bin Shâleh, dari 'Alî bin Abî Thalhah, dari
'Abdullâh bin 'Abbâs, dia ('Abdullâh bin 'Abbâs) berkata: "(طَعَامُهُمْ) BERMAKNA: "(BINATANG-BINATANG) SEMBELIHAN MEREKA
(AHLI AL-KITÂB/ ÛTÛ AL-KITÂB)".
"Al-Imâm
al-Hâfizh al-Bayhaqî berkata: "Kami (al-Imâm al-Hâfizh al-Bayhaqî) juga
meriwayatkan dari Mujâhid bin Jabar dan Makhûl asy-Syâmiŷ, (sebagaimana Hadis
di atas)". {HR.
Al-Bayhaqî dalam as-Sunan al-Kubrânya (No. Hadis: 19152). Ibnu Abî Hâtim dalam Tafsîr Ibn Abî Hâtimnya (No. Hadis: 5111
dan 5155) atau (3/916 dan 3/922). Ibnu Jarîr dalam Jâmi’
al-Bayân ‘an Ta-wîl ay al-Qurânnya (8/136, 8/137, dan 8/148). Dan Jalâluddîn as-Suyûthî mengeluarkan dalam ad-Durr al-Mantsûr fî at-Tafsîr bi al-Ma’tsûrnya (2/261)}.[6]
PENJELASAN (mengenai
Hadis riwayat al-Imâm al-Hâfizh al-Bayhaqî di atas):
Al-Muhaddits 'Athiŷah bin Muhammad Sâlim berkata dalam Syarh Arba'în
an-Nawawiŷahnya (15/72)[7]: "Kaum Muslimîn telah berijmâ' bahwasannya makna Firman
Allâh SWT. (Surat al-Mâidah, Ayat: 5): (وَطَعَامُ
الَّذِيْنَ أُوْتُوا الْكِتَابَ), yaitu: "(Binatang-binatang)
Sembelihan Ûtû al-Kitâb (Ahli al-Kitâb)". Tidak termasuk Susu, dan tidak
pula Buah-buahan. Karena Susu dan Buah-buahan bukan Makanan Ahli al-Kitâb (Ûtû
al-Kitâb). Makanan Ahli al-Kitâb (Ûtû al-Kitâb) yaitu: "Tumbuh-tumbuhan
(jenis Sayur-sayuran) atau Hewan-hewan (Binatang-binatang)".
KESIMPULAN:
Dari
Penjelasan dan Dalil-dalil yang telah saya (Jati Sarwo Edi) kemukakan di atas,
jelaslah sudah bahwa: "Binatang-binatang Sembelihan Ahli al-Kitâb (Ûtû
al-Kitâb) hukumnya Halâl bagi seluruh Kaum Muslimîn. Setelah diutusnya Nabi
Muhammad SAW. dengan membawa Ajaran Agama Islâm, dan telah wafatnya para Ahli
al-Kitâb (Ûtû al-Kitâb) yang benar-benar taat dan berpegangteguh kepada Kitâb
Taurât dan Injîl, serta banyaknya perubahan-perubahan yang menyesatkan dalam
Kitâb Taurât dan Injîl. Oleh karena itu, Binatang Sembelihan Non-Muslim
hukumnya HARAM".
Wa Allâh A'lâm bi ash-Shaŵâb
[1] Sumber: "Jâmi’ al-Bayân
‘an Ta-wîl ay al-Qurân", karya: al-Imâm al-Mufaŝir Ibnu Jarîr (8/130, 8/134, 8/138, dan 8/139).
[2] Sumber: "Syarh Sunan Abî Dâwud", karya: asy-Syaikh
al-Muhaddits 'Abdul Muhsin bin Hamd al-'Ibâd (26/332, Syarh Hadis Ibnu 'Abbâs mengenai Halalnya
Sembelihan-sembelihan Ahli al-Kitâb).
[4] Sumber: "'Umdah al-Qârŷ Syarh Shahîh al-Bukhârî", karya: al-Imâm
al-Muhaddits Badruddîn al-'Aynŷ (No. 22, Bâb Sembelihan-sembelihan dan Lemak-lemak
Ahli al-Kitâb Harbŷ dan lainnya).
[5] Hadis riwayat al-Imâm al-Hâfizh al-Hâkim di atas berkualitas shahîh,
karena semua perawinya tsiqqah (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya).
Hadis riwayat al-Imâm al-Hâfizh al-Hâkim di atas di-shahîh-kan
oleh: al-Imâm al-Hâfizh al-Hâkim dalam al-Mustadrak 'alâ ash-Shahîhaynnya
(No. Hadis: 3213) atau (2/311). Juga di-shahîh-kan oleh: al-Imâm
al-Hâfizh adz-Dzahabŷ dalam at-Ta'lîq min Talkhîsh adz-Dzahabŷnya
(No. Hadis: 3213).
[6] Al-Imâm al-Hâfizh Ibnu Hajar
al-'Asqalânŷ berkata dalam Fath al-Bârŷ bi Syarh Shahîh al-Bukhârînya (9/637,
Bâb Sembelihan-sembelihan dan Lemak-lemak Ahli Kitâb Harbŷ): "Hadis
riwayat al-Imâm al-Hâfizh al-Bayhaqî di atas adalah Hadis Marfû', dan seluruh
sanadnya bersambung".
Hadis Riwayat al-Imâm al-Hâfizh
al-Bayhaqî di atas memiliki Tawâbi' (penguat-penguat) dari Riwayat
Mujâhid bin Jabar, Sa'îd bin Jubair, al-Hasan al-Bashrŷ, Qatâdah, Makhûl asy-Syâmiŷ,
Ibrâhîm an-Nakha'iŷ dan as-Suddŷ al-Kabîr. Sebagaimana terdapat dalam as-Sunan
al-Kubrâ li al-Bayhaqî (No. Hadis: 13975 dan 19152). Serta dalam Ma'rifah
as-Sunan wa al-Âtsâr li al-Bayhaqî (No. Hadis: 13889). Serta dalam Tafsîr
Ibn Abî Hâtim (No. Hadis: 7837). Dan dalam Jâmi’ al-Bayân ‘an Ta-wîl ay
al-Qurân (No. Hadis: 11236
- 11253).
[7] Sumber: "Syarh Arba'în an-Nawawiŷah", karya: al-Muhaddits
'Athiŷah bin Muhammad Sâlim (15/72, Bâb Metode
Membedakan Sembelihan-sembelihan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar