Kamis, 18 April 2013

Asbâbun Nuzûl Surat al-Baqarah (2), Ayat: 222

Asbâbun Nuzûl Surat al-Baqarah (2), Ayat: 222

وَيَسْأَلُوْنَكَ عَنِ الْمَحِيْضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوْا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيْضِ وَلاَ تَقْرَبُوْهُنَّ حَتَّى يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللهُ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ (٢٢٢)
222. Mereka bertanya kepadamu (kepada Nabi SAW.) tentang Haidh. Katakanlah (wahai Nabi Muhammad): "Haidh itu adalah suatu Penyakit (Kotoran)". Oleh karena itu, hendaklah kalian (Kaum Muslimîn) menjauhkan diri kalian dari Wanita (dari Isterimu) di waktu haidh. Dan janganlah kalian (Kaum Muslimîn) mendekati mereka (maksudnya: "Janganlah kalian memasukkan Alat Kelamin/ Dzakar kalian ke Alat Kelamin/ Farj Isteri-isteri kalian"), sebelum mereka (Isteri-isteri kalian) suci. Apabila mereka (Isteri-isteri kalian) telah suci, maka campurilah (setubuhilah) mereka itu (setubuhilah Isteri-isteri kalian) di tempat yang diperintahkan Allâh kepada kalian (maksudnya: "Setubuhilah Isteri-isteri kalian di Alat Kelaminnya/ Farj-nya"). Sesungguhnya Allâh menyukai Orang-orang yang Bertaubat, dan (Allâh SWT.) juga menyukai Orang-orang yang Mensucikan Diri.






Al-Imâm al-Hâfizh[1] al-Huĵah[2] Muslim[3] meriwayatkan dalam al-Jâmi’ ash-Shahîh li Muslimnya (No. Hadis: 455):
حَدَّثَنِيْ زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ, قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ, قَالَ: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ, قَالَ: حَدَّثَنَا ثَابِتٌ, عَنْ أَنَسٍ, أَنَّ الْيَهُوْدَ كَانُوْا إِذَا حَاضَتِ الْمَرْأَةُ فِيْهِمْ لَمْ يُؤَاكِلُوْهَا, وَلَمْ يُجَامِعُوْهُنَّ فِي الْبُيُوْتِ. فَسَأَلَ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. فَأَنْزَلَ اللهُ تَعَالَى: (وَيَسْأَلُوْنَكَ عَنِ الْمَحِيْضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوْا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيْضِ..........), إِلَى آخِرِ الْآيَةِ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اصْنَعُوْا كُلَّ شَيْءٍ, إِلَّا النِّكَاحَ. فَبَلَغَ ذَالِكَ الْيَهُوْدَ, فَقَالُوْا: مَا يُرِيْدُ هَذَا الرَّجُلُ, أَنْ يَّدَعَ مِنْ أَمْرِنَا شَيْئًا, إِلَّا خَالَفَنَا فِيهِ. فَجَاءَ أُسَيْدُ بْنُ حُضَيْرٍ, وَعَبَّادُ بْنُ بِشْرٍ, فَقَالَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ, إِنَّ الْيَهُوْدَ تَقُوْلُ: كَذَا, وَكَذَا, فَلَا نُجَامِعُهُنَّ. فَتَغَيَّرَ وَجْهُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, حَتَّى ظَنَنَّا أَنْ قَدْ وَجَدَ عَلَيْهِمَا. فَخَرَجَا, فَاسْتَقْبَلَهُمَا هَدِيَّةٌ مِّنْ لَبَنٍ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. فَأَرْسَلَ فِيْ آثَارِهِمَا, فَسَقَاهُمَا. فَعَرَفَا أَنْ لَّمْ يَجِدْ عَلَيْهِمَا.
"Zuhayr bin Harb[4] telah bercerita kepada saya (kepada Muslim), dia (Zuhayr bin Harb) berkata: "'Abdurrahmân bin Mahdiŷ[5] telah bercerita kepada kami (kepada Zuhayr bin Harb), dia ('Abdurrahmân bin Mahdiŷ) berkata: "Hammâd bin Salamah[6] telah bercerita kepada kami (kepada 'Abdurrahmân bin Mahdiŷ), dia (Hammâd bin Salamah) berkata: "Tsâbit bin Aslam[7] telah bercerita kepada kami (kepada Hammâd bin Salamah), dari Anas bin Mâlik[8], dia (Anas bin Mâlik) berkata: "Dahulukala apabila Wanita (isteri) Orang-orang Yahûdi haidh, maka mereka (Orang-orang Yahûdi) tidak mengajak isteri mereka makan, serta tidak menyetubuhi isteri-isteri mereka di Rumah-rumah (mereka). Kemudian para Shahabat Nabi SAW. bertanya mengenai Hal tersebut kepada Nabi SAW. Maka Allâh SWT. menurunkan (Surat al-Baqarah, Ayat: 222):
وَيَسْأَلُوْنَكَ عَنِ الْمَحِيْضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوْا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيْضِ وَلاَ تَقْرَبُوْهُنَّ حَتَّى يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوْهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللهُ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ (٢٢٢)
222. Mereka bertanya kepadamu (kepada Nabi SAW.) tentang Haidh. Katakanlah (wahai Nabi Muhammad): "Haidh itu adalah suatu Penyakit (Kotoran)". Oleh karena itu, hendaklah kalian (Kaum Muslimîn) menjauhkan diri kalian dari Wanita (dari Isterimu) di waktu haidh. Dan janganlah kalian (Kaum Muslimîn) mendekati mereka (maksudnya: "Janganlah kalian memasukkan Alat Kelamin/ Dzakar kalian ke Alat Kelamin/ Farj Isteri-isteri kalian"), sebelum mereka (Isteri-isteri kalian) suci. Apabila mereka (Isteri-isteri kalian) telah suci, maka campurilah (setubuhilah) mereka itu (setubuhilah Isteri-isteri kalian) di tempat yang diperintahkan Allâh kepada kalian (maksudnya: "Setubuhilah Isteri-isteri kalian di Alat Kelaminnya/ Farj-nya"). Sesungguhnya Allâh menyukai Orang-orang yang Bertaubat, dan (Allâh SWT.) juga menyukai Orang-orang yang Mensucikan Diri".



"(Anas bin Mâlik melanjutkan periwayatannya): "Rasûlullâh SAW. bersabda: "Lakukanlah apa saja (kepada isteri kalian), kecuali Nikâh (menyetubuhi isteri)". Lalu sampailah Berita tersebut (Berita dari Nabi SAW.) kepada Orang-orang Yahûdi, seraya Orang-orang Yahûdi berkata: "Apa maunya orang ini (Nabi SAW); tidak ada satupun urusan kami (urusan Orang-orang Yahûdi) melainkan pasti dia (Nabi SAW.) selisihi". Kemudian datanglah Usaid bin Hudhair[9] dan 'Abbâd bin Bisyr (kepada Nabi SAW.) seraya berkata: "Sesungguhnya Orang-orang Yahûdi berkata seperti ini, dan seperti ini; maka kami (Usaid bin Hudhair dan 'Abbâd bin Bisyr) tidak menyetubuhi isteri-isteri kami (isteri-isteri Usaid bin Hudhair dan 'Abbâd bin Bisyr)". Seketika itu berubahlah Wajah Rasûlullâh SAW; hingga kami (Usaid bin Hudhair dan 'Abbâd bin Bisyr) mengira beliau SAW. marah kepada mereka berdua (kepada Usaid bin Hudhair dan 'Abbâd bin Bisyr). Lalu mereka berdua (Usaid bin Hudhair dan 'Abbâd bin Bisyr) keluar; maka mereka berdua (Usaid bin Hudhair dan 'Abbâd bin Bisyr) melihat Nabi SAW. diberi Hadiah berupa Susu. Kemudian beliau SAW. mengirimkan Susu kepada mereka berdua (kepada Usaid bin Hudhair dan 'Abbâd bin Bisyr), setelah itu mereka berdua (Usaid bin Hudhair dan 'Abbâd bin Bisyr) meminum Susu pemberian Rasûlullâh tersebut. Akhirnya mereka berdua (Usaid bin Hudhair dan 'Abbâd bin Bisyr) pun mengetahui bahwasannya beliau SAW. tidak marah kepada mereka berdua (kepada Usaid bin Hudhair dan 'Abbâd bin Bisyr)".





KETERANGAN (dari para Muhadditsîn[10]):
Hadis di atas berkualitas shahîh[11], karena semua rawinya tsiqât[12].
  1. Al-Imâm al-Hâfizh at-Tirmidziŷ[13] juga meriwayatkan sebagaimana Hadis di atas dalam al-Jâmi’ ash-Shahîh Sunan at-Tirmidziŷnya (No. Hadis: 2903), dan kata al-Imâm al-Hâfizh at-Tirmidziŷ: “Hadis yang ia (at-Tirmidziŷ) riwayatkan berkualitas hasan shahîh”.
  2. Al-Imâm al-Hâfizh al-Huĵah Abû Dâwud[14] juga meriwayatkan sebagaimana Hadis di atas dalam Sunan Abî Dâwudnya (No. Hadis: 225 dan 1850).
  3. Al-Imâm al-Hâfizh an-Nasâiŷ[15] juga meriwayatkan sebagaimana Hadis di atas dalam as-Sunan al-Kubrânya (No. Hadis: 286 dan 366).
  4. Al-Imâm al-Hâfizh al-Huĵah Ibnu Mâjah[16] juga meriwayatkan sebagaimana Hadis di atas dalam Sunan Ibn Mâjahnya (No. Hadis: 636).
  5. Al-Imâm al-Hâfizh ad-Dârimiŷ[17] juga meriwayatkan sebagaimana Hadis di atas dalam Sunan ad-Dârimiŷnya (No. Hadis: 1035).
  6. Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts[18] Ahmad bin Hanbal[19] juga meriwayatkan sebagaimana Hadis di atas dalam Musnad al-Imâm Ahmad Ibn Hanbalnya (No. Hadis: 11904 dan 13087).
  7. Al-Imâm al-Hâfizh Ibnu Hibbân[20] juga meriwayatkan sebagaimana Hadis di atas dalam Shahîh Ibn Hibbân bi Tartîb Ibn Balbânnya (No. Hadis: 1362).
  8. Al-Imâm al-Hâfizh al-Baihaq[21] juga meriwayatkan sebagaimana Hadis di atas dalam as-Sunan al-Kubrânya (No. Hadis: 1501).
  9. Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts 'Abdul Ghaniŷ al-Maqdisiŷ[22] juga meriwayatkan sebagaimana Hadis di atas dalam al-Mishbâh fî 'Uyûn ash-Shaĥâhnya (No. Hadis: 40).
  10. Al-Imâm al-Hâfizh Abû ‘Awânah[23] juga meriwayatkan sebagaimana Hadis di atas dalam Mustakhraj Abî ‘Awânahnya (No. Hadis: 903).
  11. Al-Imâm al-Hâfizh Abû Nu'aim al-Ashbahâniŷ[24] juga meriwayatkan sebagaimana Hadis di atas dalam al-Musnad al-Mustakhraj 'alâ Shahîh al-Imâm Muslimnya (No. Hadis: 691).
  12. Al-Imâm al-Hâfizh al-Bazzâr[25] juga meriwayatkan sebagaimana Hadis di atas dalam Musnad al-Bazzâr al-Mansyûrnya (No. Hadis: 6995).
  13. Al-Imâm al-Hâfizh Abû Ya’lâ[26] juga meriwayatkan sebagaimana Hadis di atas dalam Musnad Abî Ya’lâ al-Mawshiliŷnya (No. Hadis: 3533).
  14. Al-Imâm al-Hâfizh ath-Thayâlisiŷ[27] juga meriwayatkan sebagaimana Hadis di atas dalam Musnad Abî Dâwud ath-Thayâlisiŷnya (No. Hadis: 2165).
  15. Al-Imâm al-Hâfizh ath-Thahâwiŷ[28] juga meriwayatkan sebagaimana Hadis di atas dalam Syarh Ma'ânî al-Âtsârnya (No. Hadis: 4382).
  16. Al-Imâm al-Hâfizh Ibnu Abî Hâtim[29] juga meriwayatkan sebagaimana Hadis di atas dalam Tafsîr Ibn Abî Hâtimnya (No. Hadis: 2108) atau (2/400).
  17. Al-Imâm al-Hâfizh Ibnu Katsîr[30] juga mengeluarkan sebagaimana Hadis di atas dalam Tafsîr al-Qurân al-‘Azhîmnya (1/585)[31], dengan menyandarkan kepada Riwayat Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts Ahmad bin Hanbal dalam Musnad al-Imâm Ahmad Ibn Hanbalnya (No. Hadis: 11904 dan 13087).
  18. Al-Imâm al-Hâfizh Jalâluddîn as-Suyûthiŷ[32] juga mengeluarkan sebagaimana Hadis di atas dalam ad-Durr al-Mantsûr fî at-Tafsîr bi al-Ma’tsûrnya (2/570 – 2/571)[33].
  19. Al-Imâm al-Mufaŝir an-Naĥâs[34] juga meriwayatkan sebagaimana Hadis di atas dalam an-Nâsikh wa al-Mansûkhnya (halaman: 203).







PENJELASAN (kedudukan hadis di atas):
Atsar[35] Anas bin Mâlik di atas digolongkan Mawqûf li hukmi Marfû’, maksudnya: hadis Mawqûf[36] yang dihukumi Marfû’[37]. Karena para Muhadditsîn[38] telah bersepakat (ber-ijma') bahwa: “Ada beberapa macam Mawqûf yang dihukumi Marfû’, dan salah satunya yaitu: penafsiran para Sahabat yang berkaitan dengan sebab turunnya (asbâb an-nuzûl) suatu Ayat”.
Sebagaimana penjelasan para Muhadditsîn tersebut, maka Atsar Anas bin Mâlik di atas tergolong hadis Mawqûf yang dihukumi Marfû’ oleh para Muhadditsîn, sehingga (hadis Anas bin Mâlik di atas) dapat dijadikan sebagai huĵah (pedoman/ landasan) dalam Syara’ (Islâm).







PENJELASAN (mengenai Kualitas Hadis di atas):
Hadis riwayat al-Imâm al-Hâfizh al-Huĵah Muslim di atas berkualitas Shahîh, karena diriwayatkan oleh al-Imâm al-Hâfizh al-Huĵah Muslim dalam al-Jâmi’ ash-Shahîh li Muslimnya (No. Hadis: 455). Hadis riwayat al-Imâm al-Hâfizh al-Huĵah Muslim di atas di-shahîh-kan oleh:
  1. Al-Imâm al-Hâfizh al-Huĵah Muslim dalam al-Jâmi’ ash-Shahîh li Muslimnya (No. Hadis: 455).
  2. Dinilai Hasan Shahîh oleh al-Imâm al-Hâfizh at-Tirmidziŷ dalam al-Jâmi’ ash-Shahîh Sunan at-Tirmidziŷnya (No. Hadis: 2903).
  3. Al-Imâm al-Hâfizh Ibnu Hibbân dalam Shahîh Ibn Hibbân bi Tartîb Ibn Balbânnya (No. Hadis: 1362).
  4. Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts 'Abdul Ghaniŷ al-Maqdisiŷ dalam al-Mishbâh fî 'Uyûn ash-Shaĥâhnya (No. Hadis: 40).
  5. Al-Imâm al-Hâfizh Abû ‘Awânah dalam Mustakhraj Abî ‘Awânahnya (No. Hadis: 903).
  6. Al-Imâm al-Hâfizh Abû Nu'aim al-Ashbahâniŷ dalam al-Musnad al-Mustakhraj 'alâ Shahîh al-Imâm Muslimnya (No. Hadis: 691).
  7. Al-Hâfizh Muhammad Nâshiruddîn al-Albân dalam Shahîh Sunan Abî Dâwudnya (No: 251).
                                                           






KESIMPULAN:
Surat al-Baqarah (2), Ayat: 222 diturunkan mengenai:
"Pertanyaan para Shahabat Nabi SAW. mengenai sikap para Suami Kaum Yahûdi terhadap Isteri-isteri mereka. Yang mana ketika para Isteri Kaum Yahûdi haidh, maka para Suami Kaum Yahûdi tidak mau makan bersama Isteri-isteri mereka (ister-isteri Kaum Yahûdi), serta mereka (para Suami Kaum Yahûdi) tidak mau (enggan dan menolak) untuk bersetubuh dengan Isteri-isteri mereka (Isteri-isteri Orang-orang Yahudi)".







BIBLIOGRAFI

Ad-Durr al-Mantsûr fî at-Tafsîr bi al-Ma’tsûr (al-Imâm al-Hâfizh Jalâluddîn
as-Suyûthiŷ/ ‘Abdurrahmân bin Abî Bakr bin Muhammad bin Sâbiquddîn).
Al-Jâmi’ ash-Shahîh li Muslim (al-Imâm al-Hâfizh al-Huĵah Muslim/ Muslim bin
al-Haĵâj bin Muslim bin Ward bin Kûsyâdz).
Al-Jâmi’ ash-Shahîh Sunan at-Tirmidziŷ (al-Imâm al-Hâfizh at-Tirmidziŷ/
Muhammad bin 'Îsâ bin Sawrah bin Mûsâ bin adh-Dhaĥâk).
Al-Mishbâh fî 'Uyûn ash-Shaĥâh (Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts 'Abdul Ghaniŷ
al-Maqdisiŷ/ 'Abdul Ghaniŷ bin 'Abdil Wâhid bin 'Alî bin Surûr bin Râfi' bin
Hasan bin Ja'far).
Al-Musnad al-Mustakhraj 'alâ Shahîh al-Imâm Muslim (al-Imâm al-Hâfizh Abû
Nu'aim al-Ashbahâniŷ/ Ahmad bin 'Abdillâh bin Ahmad bin Ishâq bin Mûsâ
bin Mihrân).
An-Nâsikh wa al-Mansûkh (al-Imâm al-Mufaŝir an-Naĥâs/ Ahmad bin Muhammad
bin Ismâ'îl bin Yûnus).
As-Sunan al-Kubrâ li al-Baihaqiŷ (al-Imâm al-Hâfizh al-Baihaqiŷ/ Ahmad bin
al-Husain bin 'Alî bin Mûsâ).
As-Sunan al-Kubrâ li an-Nasâiŷ (al-Imâm al-Hâfizh an-Nasâiŷ/ Ahmad bin Syu'aib
bin ‘Alî bin Sinân bin Bahr bin Dînâr).
Musnad Abî Dâwud ath-Thayâlisiŷ (al-Imâm al-Hâfizh ath-Thayâlisiŷ/ Sulaimân bin
Dâwud bin al-Jârûd).
Musnad Abî Ya’lâ al-Mawshiliŷ (al-Imâm al-Hâfizh Abû Ya’lâ/ Ahmad bin 'Alî bin
al-Mutsannâ bin Yahyâ bin 'Îsâ bin Hilâl).
Musnad al-Bazzâr al-Mansyûr (al-Imâm al-Hâfizh al-Bazzâr/ Ahmad bin 'Amrû bin
'Abdil Khâliq bin Khallâd bin 'Ubaidillâh).
Musnad al-Imâm Ahmad Ibn Hanbal (Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts Ahmad bin
Hanbal/ Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilâl bin Asad bin Idrîs bin
'Abdilllâh bin Haŷân bin 'Abdillâh bin Anas bin 'Auf bin Qâsith bin Mâzin bin
Syaibân bin Dzuhl bin Tsa'labah bin 'Ukâbah bin Sha'b bin 'Alî bin Bakr bin
Wâil).
Mustakhraj Abî ‘Awânah (al-Imâm al-Hâfizh Abû ‘Awânah/ Ya'qûb bin Ishâq bin
Ibrâhîm bin Yazîd).
Shahîh Ibn Hibbân bi Tartîb Ibn Balbân (al-Imâm al-Hâfizh Ibnu Hibbân/
Muhammad bin Hibbân bin Ahmad bin Hibbân bin Mu'âdz bin Ma'bad bin
Sa'îd bin Syahîd bin Hadiŷah (atau bin Hudbah) bin Murroh bin Sa'd bin
Yazîd bin Murroh bin Zaid bin 'Abdillâh bin Dârim bin Mâlik bin Hanzhalah
bin Mâlik bin Zaid Manâh bin Tamîm).
Sunan Abî Dâwud (al-Imâm al-Hâfizh al-Huĵah Abû Dâwud/ Sulaimân bin al-Asy'ats
bin Syaddâd Ibn ‘Amrû bin ‘Âmir, atau Sulaimân bin al-Asy'ats bin Bisyr bin
Syaddâd).
Sunan ad-Dârimiŷ (al-Imâm al-Hâfizh ad-Dârimiŷ/ ‘Abdullâh bin ‘Abdirrahmân bin
al-Fadhl bin Bahrâm bin ‘Abdish Shamad).
Sunan Ibn Mâjah (al-Imâm al-Hâfizh al-Huĵah Ibnu Mâjah/ Muhammad bin Yazîd).
Syarh Ma'ânî al-Âtsâr (al-Imâm al-Hâfizh ath-Thahâwiŷ/ Ahmad bin Muhammad bin
Salâmah bin Salamah bin 'Abdil Malik bin Salamah bin Sulaimân bin Hubâb).
Tafsîr al-Qurân al-‘Azhîm (al-Imâm al-Hâfizh Ibnu Katsîr/ Ismâ'îl bin ‘Umar bin
Katsîr bin Dhaw-i bin Katsîr bin Zar'i (atau bin Dzar'i)).
Tafsîr Ibn Abî Hâtim (al-Imâm al-Hâfizh Ibnu Abî Hâtim/ ‘Abdurrahmân bin
Muhammad bin Idrîs, atau ‘Abdurrahmân bin Abî Hâtim Muhammad bin Idrîs
bin al-Mundzir bin Dâwud bin Mihrân).































[1] Al-Hâfizh adalah: "Gelar Ahli Hadis yang dapat men-shahîh-kan Sanad serta Matan Hadis, dan dapat men-ta’dîl-kan dan men-jarh-kan para Perawi Hadis, serta seorang al-Hâfizh itu harus mempunyai kapasitas menghafal 100.000 Hadis". Para Pakar Hadis yang mendapatkan Gelar al-Hâfizh, mereka yaitu: "Sufyân bin 'Uyainah, Yahyâ bin Sa'îd al-Qaththân, 'Abdurrahmân bin Mahdiŷ, Wakî' bin al-Jarrâh, Muhammad bin Yûsuf al-Firyâbiŷ, Ibnu Hazm, Abû Nu'aim al-Ahwal, Abû Zur'ah ar-Râziŷ, Abû Hâtim ar-Râziŷ, Muslim bin al-Haĵâj, at-Tirmidziŷ, Abû Dâwud, an-Nasâiŷ, Ibnu Mâjah, ad-Dârimiŷ, Ibnu Khuzaymah, Ibnu Hibbân, ath-Thabarâniŷ, al-Baihaqiŷ, al-Hâkim, al-Humaidiŷ, Sa'îd bin Manshûr, 'Alî bin al-Ja'd, al-Baghawiŷ, Abû 'Awânah al-Isfarâyîniŷ, ath-Thayâlisiŷ, al-Bazzâr, 'Abdurrazzâq, Abû Ya'lâ al-Mawshiliŷ, al-Khathîb al-Baghdâdiŷ, ath-Thahâwiŷ, Ibnu Abî Hâtim, Ibnu ‘Abdul Bar, Ibnu ‘Adiŷ, Ibnu al-Mundzir, Abû Nu'aim al-Ashbahâniŷ, Ibnu 'Asâkir, Dhiyâuddîn al-Maqdisiŷ, Ibnu Nuqthah, Ibnu Jarîr, Ibnu Ziyâd an-Naisâbûriŷ, Ibnu Katsîr, 'Alâuddîn Mughlathâŷ, Zainuddîn ‘Abdurrahîm al-‘Irâqiŷ, al-Haitsamiŷ, Abû Zur'ah al-‘Irâqiŷ, Ibnu Hamzah al-Husainiŷ, al-Fâsiŷ, Ibnu Quthlûbagâ, Ibnu as-Sakan, Jalâluddîn as-Suyûthiŷ, Abû Thâhir al-Mukhallish, Muhammad Nâshiruddîn al-Albâniŷ, dan sebagainya".

[2] Al-Huĵah yaitu: "Gelar yang diberikan kepada para Pakar Hadis yang kemampuan Hafalan Hadisnya dapat dijadikan Huĵah (pedoman/ landasan), dan menjadi referensi bagi para Penghafal lainnya. Al-Huĵah menurut sebagian Muhadditsîn bermakna: "Para Imâm yang sanggup menghafal 300.000 Hadis, hafal dan mengetahui Matan dan Sanad Hadis, serta hafal dan mengetahui Ihwal para Perawi Hadis, baik itu ke-'adl-an, 'illat, maupun Biografinya". Para Pakar Hadis yang mendapatkan Gelar al-Huĵah di antaranya: "Sufyân bin 'Uyainah, Yahyâ bin Sa'îd al-Qaththân, 'Abdurrahmân bin Mahdiŷ, Muslim bin al-Haĵâj, Abû Dâwud, Ibnu Mâjah, Abû Nu'aim al-Ahwal, al-Humaidiŷ, Sa'îd bin Manshûr, 'Alî bin al-Ja'd, al-Baghawiŷ, dan sebagainya".

[3] Nama lengkapnya yaitu: Muslim bin al-Haĵâj bin Muslim bin Ward bin Kûsyâdz. Ia (Muslim) merupakan seorang Tabi’ al-Atbâ’ dekat pertengahan. Dan ia (Muslim) juga merupakan seorang tsiqah mutqin al-Mubarraz al-Imâm al-Hâfizh al-Huĵah (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, seorang yang kuat lagi kokoh dan sangat istimewa keilmuwannya, serta seorang al-Imâm, al-Hâfizh dan al-Huĵah). Ia (Muslim) juga seorang pakar hadîts (hadis) terkemuka. Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Qusyairiŷ an-Naysâbûriŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû al-Husain. Laqab (gelar/titel) nya: al-Imâm al-Mubarraz al-Hâfizh al-Huĵah Muslim. Ia (Muslim) lahir di Kota Naisâbûr (Kota yang terletak di Negara Îrân), pada tahun 204 Hijriyah (820 Masehi), atau 206 Hijriyah (822 Masehi). Tempat tinggalnya di Kota Naisâbûr. Ia (Muslim) wafat di Kota Naisâbûr, Hari Ahad sore, bertepatan pada Bulan Rajab Tahun 261 Hijriyah (875 Masehi). Ia (Muslim) dikubur di Kota Naisâbûr, pada Hari Senin. Dan ia (Muslim) pada saat itu berusia kurang lebih 55 tahun. {Sumber: "Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ ar-Rijâl", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts al-Mizziŷ: (No. 5923)}. Dan {Sumber: "Tahdzîb at-Tahdzîb", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts Ibnu Hajar al-'Asqalâniŷ: (10/127)}. Serta {Sumber: "Sîr A'lâm an-Nubalâ", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts adz-Dzahabiŷ: (No. 217)}.

[4] Nama lengkapnya yaitu: Zuhair bin Harb bin Syaddâd. Ia (Zuhair bin Harb) merupakan seorang Tabi’ al-Atbâ’ senior. Dan ia (Zuhair bin Harb) juga merupakan seorang tsiqah tsabt al-Hâfizh (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta seorang yang konsisten dan al-Hâfizh). Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Harasiŷ an-Nasâiŷ al-Baghdâdiŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû Khaytsamah. Laqab (gelar/titel) nya: al-Hâfizh Abû Khaytsamah. Ia (Zuhair bin Harb) lahir pada tahun 160 Hijriyah (777 Masehi). Tempat tinggalnya di Kota Baghdâd (Ibu Kota Negara 'Irâq). Ia (Zuhair bin Harb) wafat di Kota Baghdâd, pada Malam Kamis, bertepatan pada Bulan Sya'bân Tahun 234 Hijriyah (849 Masehi). Ia (Zuhair bin Harb) wafat pada Masa Khalîfah Ja'far al-Mutawakkil. Dan ia (Zuhair bin Harb) pada saat itu berusia kurang lebih 74 tahun. {Sumber: "Târîkh Baghdâd", karya: al-Imâm al-Hâfizh al-Khathîb al-Baghdâdiŷ: (No. 4550)}. Dan {Sumber: "Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ ar-Rijâl", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts al-Mizziŷ: (No. 2010)}. Serta {Sumber: "Sîr A'lâm an-Nubalâ", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts adz-Dzahabiŷ: (No. 130)}.

[5] Nama lengkapnya yaitu: 'Abdurrahmân bin Mahdiŷ bin Haŝân bin 'Abdirrahmân. Ia (Ibnu Mahdiŷ) merupakan seorang Tabi’ Tâbi’în junior. Dan ia (Ibnu Mahdiŷ) juga merupakan seorang tsiqah tsabt mutqin al-Imâm al-Hâfizh al-Huĵah (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta seorang yang kuat lagi kokoh dan konsisten, serta seorang al-Imâm, al-Hâfizh, dan al-Huĵah). Nasab (keturunan) nya yaitu: al-'Anbariŷ al-Azdiŷ al-Bashriŷ al-Luluiŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû Sa'îd. Laqab (gelar/titel) nya: al-Imâm al-Hâfizh al-Huĵah Ibn Mahdiŷ. Ia (Ibnu Mahdiŷ) lahir pada Bulan Muharram Tahun 135 Hijriyah (752 Masehi), atau 136 Hijriyah (753 Masehi). Tempat tinggalnya di Kota Bashrah (Kota yang terletak di Negara 'Irâq). Ia (Ibnu Mahdiŷ) wafat di Kota Bashrah, bertepatan pada Bulan Jumâdâl Âkhirah Tahun 198 Hijriyah (814 Masehi). Dan ia (Ibnu Mahdiŷ) ketika itu berusia 63 tahun. {Sumber: "at-Târîkh al-Kabîr", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts al-Bukhâriŷ: (No. 1123)}. Dan {Sumber: "Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ ar-Rijâl", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts al-Mizziŷ: (No. 3969)}. Dan {Sumber: "Tahdzîb at-Tahdzîb", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts Ibnu Hajar al-'Asqalâniŷ: (6/281)}. Serta {Sumber: "Sîr A'lâm an-Nubalâ", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts adz-Dzahabiŷ: (No. 56)}.

[6] Nama lengkapnya yaitu: Hammâd bin Salamah bin Dînâr. Ia (Hammâd bin Salamah) merupakan seorang Tabi’ Tâbi’în pertengahan. Dan ia (Hammâd bin Salamah) juga merupakan seorang tsiqah al-Imâm (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta seorang al-Imâm). Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Bashriŷ al-Khiraqiŷ al-Bathâiniŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû Salamah. Laqab (gelar/titel) nya: al-Khazzâz. Ia (Hammâd bin Salamah) lahir ketika Shahabat Anas bin Mâlik masih hidup. Tempat tinggalnya di Kota Bashrah (Kota yang terletak di Negara 'Irâq). Ia (Hammâd bin Salamah) wafat di Kota Bashrah, pada Hari Selasa, bertepatan pada Bulan Dzûlhiĵah atau 1 Muharram Tahun 167 Hijriyah (784 Masehi), atau 165 Hijriyah (782 Masehi). {Sumber: "Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ ar-Rijâl", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts al-Mizziŷ: (No. 1482)}. Dan {Sumber: "Tahdzîb at-Tahdzîb", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts Ibnu Hajar al-'Asqalâniŷ: (3/13)}. Dan {Sumber: "Târîkh al-Islâm wa Wafiyât al-Masyâhîr wa al-A'lâm", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts adz-Dzahabiŷ: (No. 82)}. Serta {Sumber: "Ikmâl Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ ar-Rijâl", karya: al-Imâm al-Hâfizh 'Alâuddîn Mughlathâŷ: (No. 1340)}.

[7] Namanya yaitu: Tsâbit bin Aslam. Ia (Tsâbit bin Aslam) merupakan seorang Tâbi’în dekat pertengahan. Ia (Tsâbit bin Aslam) adalah seorang tsiqah al-Imâm (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta seorang al-Imâm). Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Bunâniŷ al-Bashriŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû Muhammad. Ia (Tsâbit bin Aslam) lahir pada Masa Khalîfah Mu'âwiyah bin Abî Sufyân. Tempat tinggalnya di Kota Bashrah (Kota yang terletak di Negara 'Irâq). Ia (Tsâbit bin Aslam) wafat di Negara ‘Irâq, pada tahun 127 Hijriyah (745 Masehi). Ia (Tsâbit bin Aslam) wafat pada Masa Pemerintahan Khâlid bin 'Abdillâh. Dan ia (Tsâbit bin Aslam) pada saat itu berusia kurang lebih 86 tahun. {Sumber: "at-Târîkh al-Kabîr", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts al-Bukhâriŷ: (No. 2052)}. Dan {Sumber: "at-Târîkh ash-Shaghîr", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts al-Bukhâriŷ: (1/318)}. Dan {Sumber: "ath-Thabaqât al-Kubrâ", karya: al-Imâm al-Hâfizh Muhammad bin Sa'd: (No. 3141)}. Dan {Sumber: "Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ ar-Rijâl", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts al-Mizziŷ: (No. 811)}. Serta {Sumber: "Sîr A'lâm an-Nubalâ", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts adz-Dzahabiŷ: (No. 91)}.

[8] Nama lengkapnya yaitu: Anas bin Mâlik bin an-Nadhr bin Dhamdham bin Zaid bin Harâm bin Jundub bin 'Âmir bin Ghanm bin 'Adiŷ bin an-Naĵâr. Ia (Anas bin Mâlik) merupakan seorang Shahabat, dan salah satu Shahabat Nabi SAW. yang paling banyak meriwayatkan Hadis. Ia (Anas bin Mâlik) telah meriwayatkan 2.286 Hadîts. Semua Shahabat Nabi SAW. tsiqah dan ‘âdl. Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Anshâriŷ al-Khazrajiŷ an-Naĵâriŷ al-Madaniŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû Hamzah atau Abû an-Nadhr. Ia (Anas bin Mâlik) lahir sepuluh (10) Tahun sebelum Tahun al-Hijrah. Tempat tinggalnya di Kota Bashrah (Kota yang terletak di Negara 'Irâq). Ia (Anas bin Mâlik) wafat di Kota Bashrah, pada tahun 93 Hijriyah (712 Masehi), atau 92 Hijriyah (711 Masehi), atau 91 Hijriyah (710 Masehi), atau 90 Hijriyah (709 Masehi). Dan ia (Anas bin Mâlik) pada saat itu berusia 103 atau 107 atau 106 tahun. {Sumber: "Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ ar-Rijâl", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts al-Mizziŷ: (No. 568)}. Dan {Sumber: "Tahdzîb at-Tahdzîb", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts Ibnu Hajar al-'Asqalâniŷ: (1/378)}. Serta {Sumber: "Sîr A'lâm an-Nubalâ", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts adz-Dzahabiŷ: (No. 62)}.

[9] Nama lengkapnya yaitu: Usaid bin Hudhair bin Simâk bin 'Atîk bin Râfi' bin Imriil Qais bin Zaid bin 'Abdil Asyhal bin Jusyam bin al-Hârits bin al-Khazraj bin 'Amrû bin Mâlik bin al-Aws. Ia (Usaid bin Hudhair) merupakan salah satu Shahabat Nabi SAW. Ia (Usaid bin Hudhair) merupakan Pemimpin (Naqîb) Banî 'Abdul Asyhal. Semua Shahabat Nabi SAW. tsiqah dan ‘âdl. Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Anshâriŷ al-Asyhaliŷ al-Awsiŷ al-Madaniŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû Yahyâ, atau Abû al-Hudhair, atau Abû 'Atîk, atau Abû 'Îsâ, atau Abû 'Atîq, atau Abû 'Amrû, atau Abû al-Hushain, atau Abû Bahr. Tempat tinggalnya di Kota Madînah (Kota Mulia yang terletak di Negara 'Arab Saudi). Ia (Usaid bin Hudhair) wafat pada Bulan Sya'bân Tahun 20 Hijriyah (641 Masehi), atau 21 Hijriyah (642 Masehi). Ia (Usaid bin Hudhair) wafat pada Masa Khalîfah 'Umar bin al-Khaththâb. {Sumber: "at-Târîkh al-Kabîr", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts al-Bukhâriŷ: (No. 1640)}. Dan {Sumber: "al-Istî'âb fî Ma'rifah al-Ashhâb", karya: al-Imâm al-Hâfizh Ibnu 'Abdul Bar: (No. 54)}. Dan {Sumber: "Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ ar-Rijâl", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts al-Mizziŷ: (No. 517)}. Dan {Sumber: "Tahdzîb at-Tahdzîb", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts Ibnu Hajar al-'Asqalâniŷ: (1/348)}. Serta {Sumber: "Ikmâl Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ ar-Rijâl", karya: al-Imâm al-Hâfizh 'Alâuddîn Mughlathâŷ: (No. 553)}.

[10] Muhadditsîn yaitu: Orang yang hafal matan-matan hadis, mengetahui gharîb serta faqîh, hafal sanad, mengetahui ihwal para perawi, dapat membedakan antara yang shahîh dengan yang dha’îf, seorang penghimpun buku, penulis, pendengar, pencari sanad-sanad hadis, dan mengetahui sanad yang terpendek dari padanya. Contoh para Muhadditsîn: Imâm Mâlik, Imâm asy-Syâfi’î, Imâm Ahmad bin Hanbal, Imâm Bukhârî, Imâm Muslim, at-Tirmidzî, Abû Dâwud, an-Nasâ-î, Ibnu Mâjah, Ibnu Khuzaymah, Ibnu Hibbân, dan sebagainya.

[11] Hadis Shahîh ialah: Hadis yang bersambung (muttashil) sanadnya, diriwayatkan oleh orang yang ‘âdl (‘âdl yaitu: orang yang istiqamah dalam beragama, baik akhlaqnya, tidak fasiq dan tidak melakukan cacat muru’ah), sempurna ke-dhabith-annya, tidak ada keganjilan (syadzdz), dan tidak ada kecacatan (‘illat).

[12] Tsiqqât adalah: Para perawi hadis yang kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya.

[13] Nama sebenarnya yaitu: Muhammad bin 'Îsâ bin Sawrah bin Mûsâ bin adh-Dhaĥâk. Ia (at-Tirmidziŷ) merupakan seorang Tabi’ al-Atbâ’ junior. Dan ia (at-Tirmidziŷ) juga merupakan seorang tsiqah al-Bâri' al-Imâm al-Hâfizh (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta seorang yang cakap dan pandai, al-Imâm dan al-Hâfizh). Ia (at-Tirmidziŷ) juga seorang Pakar hadîts (hadis) dan fiqh (fiqih). Nasab (keturunan) nya yaitu: at-Tirmidziŷ as-Sulamiŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû ‘Îsâ. Laqab (gelar/titel) nya: al-Imâm al-Hâfizh al-Bâri' at-Tirmidziŷ. Ia (at-Tirmidziŷ) lahir di Kota Tirmidz/ Turmudz (Kota Kecil yang terletak di sebelah Utara Negara Îrân), pada Tahun 209 Hijriyah (824 Masehi), atau 210 Hijriyah (825 Masehi). Tempat tinggalnya di Kota Tirmidz/ Turmudz. Ia (at-Tirmidziŷ) wafat di Kota Tirmidz/ Turmudz, pada Malam Senin, bertepatan pada Tanggal 13 Rajab 279 Hijriyah (892 Masehi). {Sumber: "Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ ar-Rijâl", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts al-Mizziŷ: (No. 5531)}. Dan {Sumber: "Tahdzîb at-Tahdzîb", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts Ibnu Hajar al-'Asqalâniŷ: (9/388)}. Dan {Sumber: "Sîr A'lâm an-Nubalâ", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts adz-Dzahabiŷ: (No. 132)}. Serta {Sumber: "Jâmi' al-Ushûl fî Ahâdîts ar-Rasûl", karya: al-Muhaddits Ibnu al-Atsîr al-Jazariŷ: (1/193)}.

[14] Nama sebenarnya yaitu: Sulaimân bin al-Asy'ats bin Syaddâd Ibn ‘Amrû bin ‘Âmir, atau Sulaimân bin al-Asy'ats bin Bisyr bin Syaddâd, atau Sulaimân bin al-Asy'ats bin Ishâq bin Basyîr bin Syaddâd Ibn 'Amrû bin 'Imrân. Ia (Abû Dâwud) merupakan seorang Tabi’ al-Atbâ’ pertengahan. Dan ia (Abû Dâwud) juga merupakan seorang tsiqah tsabt mutqin al-Imâm al-Hâfizh al-Huĵah (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta seorang yang kuat lagi kokoh dan konsisten, serta seorang al-Imâm, al-Hâfizh, dan al-Huĵah). Ia (Abû Dâwud) juga seorang Pakar hadîts (hadis), dan fiqh (fiqih). Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Azdiŷ as-Sijistâniŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû Dâwud. Laqab (gelar/titel) nya: al-Imâm al-Hâfizh al-Huĵah Abû Dâwud. Ia (Abû Dâwud) lahir di Sijistân (suatu Daerah yang terletak antara Negara Iran dan Afghanistan), pada Tahun 202 Hijriyah (817 Masehi). Tempat tinggalnya di Kota Bashrah (Kota yang terletak di Negara 'Irâq). Ia (Abû Dâwud) wafat di Kota Bashrah, pada Hari Jumu'ah, bertepatan pada Tanggal 16 Syaŵâl 275 Hijriyah (889 Masehi). Dan ia (Abû Dâwud) pada saat itu berusia 73 tahun. {Sumber: "Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ ar-Rijâl", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts al-Mizziŷ: (No. 2492)}. Dan {Sumber: "Tahdzîb at-Tahdzîb", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts Ibnu Hajar al-'Asqalâniŷ: (4/172)}. Serta {Sumber: "Sîr A'lâm an-Nubalâ", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts adz-Dzahabiŷ: (No. 117)}.

[15] Nama sebenarnya yaitu: Ahmad bin Syu'aib bin ‘Alî bin Sinân bin Bahr bin Dînâr. Ia (an-Nasâiŷ) merupakan seorang Tabi’ al-Atbâ’ junior. Dan ia (an-Nasâiŷ) juga merupakan seorang tsiqah tsabt mutqin al-Imâm al-Hâfizh (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta seorang yang kuat lagi kokoh dan konsisten, serta seorang al-Imâm dan al-Hâfizh). Ia (an-Nasâ) juga seorang Pakar hadîts (hadis) dan fiqh (fiqih). Nasab (keturunan) nya yaitu: an-Nasâiŷ an-Nasawiŷ al-Qâdhiŷ al-Khurâsâniŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû ‘Abdurrahmân. Laqab (gelar/titel) nya: al-Imâm al-Hâfizh an-Nasâiŷ. Ia (an-Nasâiŷ) lahir di Kota Nasâ (wilayah Khurâsân), pada Tahun 215 Hijriyah (830 Masehi). Tempat tinggalnya di Zuqâq al-Qanâdîl (wilayah Negara Mesir). Ia (an-Nasâiŷ) wafat di Kota ar-Ramlah (Kota yang terletak di Negara Palestina), pada Hari Senin, bertepatan pada Tanggal 13 Shafar 303 Hijriyah (915 Masehi). Atau ia (an-Nasâiŷ) wafat di Kota Makkah (Kota Mulia yang terletak di Negara 'Arab Saudi), pada Bulan Sya'bân Tahun 303 Hijriyah (915 Masehi). Ia (an-Nasâiŷ) dimakamkan di Baitul Maqdis (wilayah Negara Palestina). Atau ia (an-Nasâiŷ) dimakamkan di Kota Makkah, yaitu dimakamkan di antara ash-Shafâ dan al-Marwah. Dan ia (an-Nasâiŷ) pada saat itu berusia 88 tahun. {Sumber: "Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ ar-Rijâl", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts al-Mizziŷ: (No. 48)}. Dan {Sumber: "Tahdzîb at-Tahdzîb", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts Ibnu Hajar al-'Asqalâniŷ: (1/39)}. Serta {Sumber: "Sîr A'lâm an-Nubalâ", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts adz-Dzahabiŷ: (No. 67)}.

[16] Nama sebenarnya yaitu: Muhammad bin Yazîd. Ia (Ibnu Mâjah) merupakan seorang Tabi’ al-Atbâ’ dekat pertengahan. Dan ia (Ibnu Mâjah) juga merupakan seorang tsiqah al-Imâm al-Mufaŝir al-Hâfizh al-Huĵah (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta seorang al-Imâm, al-Mufaŝir, al-Hâfizh dan al-Huĵah). Ia (Ibnu Mâjah) juga seorang Pakar hadîts (hadis), tafsîr (tafsir), fiqh (fikih), dan târîkh (sejarah). Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Qazwîniŷ ar-Rab’iŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû ‘Abdullâh. Laqab (gelar/titel) nya: al-Imâm al-Mufaŝir al-Hâfizh al-Huĵah Ibn Mâjah. Ia (Ibnu Mâjah) lahir di Kota Qazwîn (Kota Besar yang terletak di Negara Iran), pada Tahun 209 Hijriyah (824 Masehi). Tempat tinggalnya di Kota Qazwîn. Ia (Ibnu Mâjah) wafat pada Hari Senin, bertepatan pada Tanggal 22 Ramadhân 273 Hijriyah (887 Masehi). Ia (Ibnu Mâjah) dimakamkan pada Hari Selasa. Dan ia (Ibnu Mâjah) pada saat itu berusia 64 tahun. {Sumber: "Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ ar-Rijâl", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts al-Mizziŷ: (No. 5710)}. Dan {Sumber: "Tahdzîb at-Tahdzîb", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts Ibnu Hajar al-'Asqalâniŷ: (9/531)}. Serta {Sumber: "Sîr A'lâm an-Nubalâ", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts adz-Dzahabiŷ: (No. 133)}.

[17] Nama sebenarnya yaitu: ‘Abdullâh bin ‘Abdirrahmân bin al-Fadhl bin Bahrâm bin ‘Abdish Shamad. Ia (ad-Dârimiŷ) merupakan seorang Tabi’ al-Atbâ’ pertengahan. Dan ia (ad-Dârimiŷ) juga merupakan seorang tsiqah tsabt mutqin al-Imâm al-Hâfizh (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta seorang yang kuat lagi kokoh dan konsisten, serta seorang al-Imâm dan al-Hâfizh). Ia (ad-Dârim) juga seorang Pakar hadîts (hadis), tafsîr (tafsir), dan fiqh (fiqih). Nasab (keturunan) nya yaitu: ad-Dârimiŷ at-Tamîmiŷ as-Samarqandiŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû Muhammad. Laqab (gelar/titel) nya: al-Imâm al-Hâfizh ad-Dârimiŷ. Ia (ad-Dârimiŷ) lahir di Samarqand (wilayah Negara Rusia), pada Tahun 181 Hijriyah (797 Masehi); yaitu Tahun wafatnya 'Abdullâh bin al-Mubârak. Tempat tinggalnya di Samarqand. Ia (ad-Dârimiŷ) wafat pada Hari at-Tarwiyah, setelah Shalat 'Ashar, bertepatan pada Hari Kamis, Tahun 255 Hijriyah (869 Masehi), atau Tahun 254 Hijriyah (868 Masehi). Ia (ad-Dârimiŷ) dimakamkan pada Hari 'Arafah, bertepatan pada Hari Jumu'ah. Dan ia (ad-Dârimiŷ) pada saat itu berusia 75 tahun. {Sumber: "Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ ar-Rijâl", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts al-Mizziŷ: (No. 3384)}. Dan {Sumber: "Tahdzîb at-Tahdzîb", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts Ibnu Hajar al-'Asqalâniŷ: (5/296)}. Dan {Sumber: "Sîr A'lâm an-Nubalâ", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts adz-Dzahabiŷ: (No. 78)}. Serta {Sumber: "Ikmâl Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ ar-Rijâl", karya: al-Imâm al-Hâfizh 'Alâuddîn Mughlathâŷ: (No. 3033)}.

[18] Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts yaitu: "Gelar tertinggi pada masa tertentu sebagai seorang penghafal Hadis, dan mengetahui Ilmu Dirâyah dan Riwâyah Hadis, sehingga ia menjadi Imâm atau Raja Hadis yang banyak dikagumi oleh para ‘Ulamâ". Para Pakar Hadis yang mendapatkan Gelar Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts, mereka yaitu: "Syu'bah bin al-Haĵâj, al-Bukhâriŷ, Sufyân ats-Tsauriŷ, Ishâq bin Râhawaih, Ahmad bin Hanbal, 'Alî bin al-Madîniŷ, Yahyâ bin Ma'în, ad-Dâraquthniŷ, 'Abdul Ghaniŷ al-Maqdisiŷ, Syarafuddîn ad-Dimyâthiŷ, al-Mizziŷ, Ibnu Hajar al-'Asqalâniŷ, dan adz-Dzahabiŷ".

[19] Nama sebenarnya yaitu: Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilâl bin Asad bin Idrîs bin 'Abdilllâh bin Haŷân bin 'Abdillâh bin Anas bin 'Auf bin Qâsith bin Mâzin bin Syaibân bin Dzuhl bin Tsa'labah bin 'Ukâbah bin Sha'b bin 'Alî bin Bakr bin Wâil. Ia (Ahmad bin Hanbal) merupakan seorang Tabi’ al-Atbâ’ senior. Dan ia (Ahmad bin Hanbal) juga merupakan seorang Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts (yaitu: "Gelar tertinggi pada masa tertentu sebagai seorang penghafal Hadis, dan mengetahui Ilmu Dirâyah dan Riwâyah Hadis, sehingga ia menjadi Imâm atau Raja Hadis yang banyak dikagumi oleh para ‘Ulamâ"). Ia (Ahmad bin Hanbal) juga seorang Pakar hadîts (hadis), fiqh (fiqih), lughah (gramatika) dan al-kalâm (kalâm). Nasab (keturunan) nya yaitu: asy-Syaibâniŷ al-Baghdâdiŷ al-Marwaziŷ adz-Dzuhliŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû ‘Abdullâh. Laqab (gelar/titel) nya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts Ahmad Ibn Hanbal. Ia (Ahmad bin Hanbal) lahir di Kota Baghdâd (Ibu Kota Negara 'Irâq), bertepatan pada Tanggal 20 Rabî' al-Aŵal/ Rabî' al-Âkhir 164 Hijriyah (780 Masehi). Tempat tinggalnya di Kota Baghdâd. Ia (Ahmad bin Hanbal) wafat di Kota Baghdâd, pada Hari Jumu'ah, bertepatan pada Tanggal 18 Rabî' al-Aŵal/ Rabî' al-Âkhir 241 Hijriyah (855 Masehi). Dan ia (Ahmad bin Hanbal) pada saat itu berusia 77 tahun. {Sumber: "Târîkh Baghdâd", karya: al-Imâm al-Hâfizh al-Khathîb al-Baghdâdiŷ: (No. 2586)}. Dan {Sumber: "Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ ar-Rijâl", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts al-Mizziŷ: (No. 96)}. Dan {Sumber: "Tahdzîb at-Tahdzîb", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts Ibnu Hajar al-'Asqalâniŷ: (1/75)}. Dan {Sumber: "Târîkh al-Islâm wa Wafiyât al-Masyâhîr wa al-A'lâm", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts adz-Dzahabiŷ: (No. 35)}. Serta {Sumber: "Sîr A'lâm an-Nubalâ", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts adz-Dzahabiŷ: (No. 78)}.

[20] Nama lengkapnya yaitu: Muhammad bin Hibbân bin Ahmad bin Hibbân bin Mu'âdz bin Ma'bad bin Sa'îd bin Syahîd bin Hadiŷah (atau bin Hudbah) bin Murroh bin Sa'd bin Yazîd bin Murroh bin Zaid bin 'Abdillâh bin Dârim bin Mâlik bin Hanzhalah bin Mâlik bin Zaid Manâh bin Tamîm. Ia (Ibnu Hibbân) merupakan seorang tsiqah tsabt al-Mujaŵid al-Imâm al-Hâfizh (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta seorang yang konsisten dan dermawan, al-Imâm dan al-Hâfizh). Ia (Ibnu Hibbân) juga seorang Pakar hadîts (hadis), lughah (gramatika), an-Nujûm (astronomi), ath-Thibb (kedokteran), fiqh (fiqih), dan al-Kalâm (kalam). Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Bustiŷ at-Tamîmiŷ, ad-Dârimiŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû Hâtim. Laqab (gelar/titel) nya: al-Imâm al-Hâfizh Ibn Hibbân. Ia (Ibnu Hibbân) lahir di Kota Bust (Kota yang terletak di sekitar Negara Afghanistan), pada tahun 270 Hijriyah (884 Masehi). Tempat tinggalnya di Kota Naisâbûr (Kota yang terletak di Negara Îrân), atau di Khurâsân (Timur Tengah). Ia (Ibnu Hibbân) wafat di Kota Bust, pada Malam Jumu'ah, bertepatan pada Tanggal 22 Syaŵâl 354 Hijriyah (965 Hijriyah). Ia (Ibnu Hibbân) dimakamkan di Kota Bust, dekat Rumahnya yang dijadikan sebagai Madrasah Ashhâb al-Hadîts. Dan ia (Ibnu Hibbân) pada saat itu berusia 84 tahun. {Sumber: "at-Taqyîd li Ma'rifah Ruwâh as-Sunan wa al-Masânîd", karya: al-Imâm al-Hâfizh Ibnu Nuqthah: (No. 49)}. Dan {Sumber: "Lisân al-Mîzân", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts Ibnu Hajar al-'Asqalâniŷ: (No. 6619 atau 7346)}. Serta {Sumber: "Sîr A'lâm an-Nubalâ", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts adz-Dzahabiŷ: (No. 3268)}.

[21] Nama sebenarnya yaitu: Ahmad bin al-Husain bin 'Alî bin Mûsâ. Ia (al-Baihaqiŷ) merupakan seorang tsiqah tsabt mutqin al-Imâm al-Hâfizh (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta seorang yang kuat lagi kokoh dan konsisten, serta seorang al-Imâm dan al-Hâfizh). Ia (al-Baihaqiŷ) juga seorang Pakar hadîts (hadis) dan fiqh (fiqih). Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Baihaqiŷ an-Naisâbûriŷ al-Khusrawjirdiŷ al-Khurâsâniŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû Bakr. Laqab (gelar/titel) nya: al-Imâm al-Hâfizh al-Baihaqiŷ. Ia (al-Baihaqiŷ) lahir di Kota Khusrawjird (salah satu Kota Baihaq, yang terletak di Naisâbûr), bertepatan pada Bulan Sya'bân Tahun 384 Hijriyah (994 Masehi). Tempat tinggalnya di Kota Naisâbûr (Kota yang terletak di Negara Îrân). Ia (al-Baihaqiŷ) wafat di Kota Naisâbûr, bertepatan pada Tanggal 10 Jumâdâl Ûlâ 458 Hijriyah (1066 Masehi). Ia (al-Baihaqiŷ) dimakamkan di Kota Baihaq (Wilayah Negara Îrân). Dan ia (al-Baihaqiŷ) pada saat itu berusia 74 tahun. {Sumber: "at-Taqyîd li Ma'rifah Ruwâh as-Sunan wa al-Masânîd", karya: al-Imâm al-Hâfizh Ibnu Nuqthah: (No. 157)}. Dan {Sumber: "Sîr A'lâm an-Nubalâ", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts adz-Dzahabiŷ: (No. 86}. Serta {Sumber: "Târîkh al-Islâm wa Wafiyât al-Masyâhîr wa al-A'lâm", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts adz-Dzahabiŷ: (No. 194)}.

[22] Nama lengkapnya yaitu: 'Abdul Ghaniŷ bin 'Abdil Wâhid bin 'Alî bin Surûr bin Râfi' bin Hasan bin Ja'far. Ia ('Abdul Ghaniŷ al-Maqdisiŷ) merupakan seorang Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts (yaitu: "Gelar tertinggi pada masa tertentu sebagai seorang penghafal Hadis, dan mengetahui Ilmu Dirâyah dan Riwâyah Hadis, sehingga ia menjadi Imâm atau Raja Hadis yang banyak dikagumi oleh para ‘Ulamâ"). Ia ('Abdul Ghaniŷ al-Maqdisiŷ) juga seorang Pakar hadîts (hadis), fiqh (fikih), dan târîkh (sejarah). Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Maqdisiŷ  al-Jammâ'îliŷ ash-Shâlihiŷ ad-Dimasyqiŷ al-Hanbaliŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû Muhammad. Laqab (gelar/titel) nya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts Taqiŷuddîn 'Abdul Ghaniŷ al-Maqdisiŷ. Ia ('Abdul Ghaniŷ al-Maqdisiŷ) lahir di Desa Jammâ'îl/ Jummâ'îl (Desa yang terletak di Gunung Nâbulus, di Negara Palestina), bertepatan pada Bulan Rabî' al-Âkhir Tahun 541 Hijriyah (1146 Masehi). Tempat tinggalnya di Negara Mesir. Ia ('Abdul Ghaniŷ al-Maqdisiŷ) wafat di Negara Mesir, pada Hari Senin, bertepatan pada Tanggal 23 Rabî' al-Aŵal 600 Hijriyah (1203 Masehi). Ia ('Abdul Ghaniŷ al-Maqdisiŷ) dimakamkan di al-Qarâfah (Pemakaman yang terletak di Negara Mesir). Dan ia ('Abdul Ghaniŷ al-Maqdisiŷ) pada saat itu berusia 59 tahun. {Sumber: "Târîkh Baghdâd wa Dzuyûlih", karya: al-Imâm al-Hâfizh al-Khathîb al-Baghdâdiŷ: (No. 124)}. Dan {Sumber: "at-Taqyîd li Ma'rifah Ruwâh as-Sunan wa al-Masânîd", karya: al-Imâm al-Hâfizh Ibnu Nuqthah: (No. 473)}. Dan {Sumber: "Sîr A'lâm an-Nubalâ", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts adz-Dzahabiŷ: (No. 5411)}. Serta {Sumber: "Dzail at-Taqyîd Ruwâh as-Sunan wa al-Asânîd", karya: al-Hâfizh al-Fâsiŷ: (No. 1301)}.

[23] Nama sebenarnya yaitu: Ya'qûb bin Ishâq bin Ibrâhîm bin Yazîd. Ia (Abû 'Awânah) merupakan seorang tsiqah tsabt al-Imâm al-Hâfizh (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta seorang yang konsisten, al-Imâm dan al-Hâfizh). Ia (Abû 'Awânah) juga seorang Pakar hadîts (hadis). Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Isfarâyîniŷ an-Naisâbûriŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû 'Awânah. Laqab (gelar/titel) nya: al-Imâm al-Hâfizh Abû 'Awânah. Ia (Abû 'Awânah) lahir kurang lebih pada tahun 230 Hijriyah (845 Masehi). Tempat tinggalnya di Kota Isfarâyîn/ Asfarâyîn (Kota Suci yang terletak di Naisâbûr). Ia (Abû 'Awânah) wafat di Kota Isfarâyîn/ Asfarâyîn, bertepatan pada Bulan Dzûlhiĵah Tahun 316 Hijriyah (928 Masehi). {Sumber: "Târîkh Dimasyq", karya: al-Imâm al-Hâfizh Ibnu 'Asâkir: (No. 10121)}. Serta {Sumber: "Sîr A'lâm an-Nubalâ", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts adz-Dzahabiŷ: (No. 231)}.

[24] Nama sebenarnya yaitu: Ahmad bin 'Abdillâh bin Ahmad bin Ishâq bin Mûsâ bin Mihrân. Ia (Abû Nu'aim al-Ashbahâniŷ) merupakan seorang tsiqah tsabt al-Imâm al-Hâfizh (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta seorang yang konsisten, al-Imâm dan al-Hâfizh). Ia (Abû Nu'aim al-Ashbahâniŷ) juga seorang Pakar hadîts (hadis), adb (sastra), dan târîkh (sejarah). Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Ashbahâniŷ ash-Shûfiŷ al-Mihrâniŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû Nu'aim. Laqab (gelar/titel) nya: al-Imâm al-Hâfizh Abû Nu'aim al-Ashbahâniŷ. Ia (Abû Nu'aim al-Ashbahâniŷ) lahir di Kota Ashbahân/ Ashfahân (Kota yang terletak di Negara Îrân), bertepatan pada Bulan Rajab Tahun 336 Hijriyah (948 Masehi). Tempat tinggalnya di Kota Ashbahân/ Ashfahân. Ia (Abû Nu'aim al-Ashbahâniŷ) wafat di Kota Ashbahân/ Ashfahân, pada Hari Senin, bertepatan pada Tanggal 20 Muharram 430 Hijriyah (1038 Masehi). Ia (Abû Nu'aim al-Ashbahâniŷ) dimakamkan pada waktu Zhuhur, di Pemakaman Mardinân (Pemakaman yang terletak di Kota Ashbahân/ Ashfahân). Dan ia (Abû Nu'aim al-Ashbahâniŷ) pada saat itu berusia 94 tahun. {Sumber: "Târîkh Baghdâd wa Dzuyûlih", karya: al-Imâm al-Hâfizh al-Khathîb al-Baghdâdiŷ: (No. 35)}. Dan {Sumber: "Târîkh al-Islâm wa Wafiyât al-Masyâhîr wa al-A'lâm", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts adz-Dzahabiŷ: (No. 331)}. Serta {Sumber: "Sîr A'lâm an-Nubalâ", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts adz-Dzahabiŷ: (No. 3932)}.

[25] Nama sebenarnya yaitu: Ahmad bin 'Amrû bin 'Abdil Khâliq bin Khallâd bin 'Ubaidillâh. Ia (al-Bazzâr) merupakan seorang Tabi’ al-Atbâ’ junior. Ia (al-Bazzâr) juga merupakan seorang tsiqah al-Imâm al-Hâfizh (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta seorang al-Imâm dan al-Hâfizh). Ia (al-Bazzâr) juga seorang Pakar hadîts (hadis). Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Bashriŷ al-'Atakiŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû Bakr. Laqab (gelar/titel) nya: al-Imâm al-Hâfizh Abû Bakr al-Bazzâr. Ia (al-Bazzâr) lahir kurang lebih pada Tahun 210 Hijriyah (825 Masehi). Tempat tinggalnya di Kota Bashrah (Kota yang terletak di Negara 'Irâq). Ia (al-Bazzâr) wafat di Kota ar-Ramlah (Kota yang terletak di Negara Palestina), bertepatan pada Bulan Rabî' al-Aŵal Tahun 292 Hijriyah (905 Masehi), atau Tahun 291 Hijriyah (904 Masehi). {Sumber: "Târîkh Baghdâd", karya: al-Imâm al-Hâfizh al-Khathîb al-Baghdâdiŷ: (No. 2426)}. Dan {Sumber: "Lisân al-Mîzân", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts Ibnu Hajar al-'Asqalâniŷ: (No. 690)}. Dan {Sumber: "Târîkh al-Islâm wa Wafiyât al-Masyâhîr wa al-A'lâm", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts adz-Dzahabiŷ: (No. 45)}. Serta {Sumber: "Sîr A'lâm an-Nubalâ", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts adz-Dzahabiŷ: (No. 281)}.

[26] Nama sebenarnya yaitu: Ahmad bin 'Alî bin al-Mutsannâ bin Yahyâ bin 'Îsâ bin Hilâl. Ia (Abû Ya'lâ al-Mawshiliŷ) merupakan seorang Tabi’ al-Atbâ’ junior. Ia (Abû Ya'lâ al-Mawshiliŷ) juga merupakan seorang tsiqah tsabt mutqin al-Imâm al-Hâfizh (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta seorang yang kuat lagi kokoh dan konsisten, serta seorang al-Imâm dan al-Hâfizh). Ia (Abû Ya'lâ al-Mawshiliŷ) juga seorang Pakar hadîts (hadis). Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Mawshiliŷ at-Tamîmiŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû Ya'lâ. Laqab (gelar/titel) nya: al-Imâm al-Hâfizh Abû Ya'lâ al-Mawshiliŷ. Ia (Abû Ya'lâ al-Mawshiliŷ) lahir di Kota Mawshil (Kota yang terletak di Negara 'Irâq), bertepatan pada Tanggal 3 Syaŵâl 210 Hijriyah (825 Masehi). Tempat tinggalnya di Kota Mawshil. Ia (Abû Ya'lâ al-Mawshiliŷ) wafat di Kota Mawshil, pada Malam Kamis, bertepatan pada Tanggal 13 Jumâdâl Ûlâ 307 Hijriyah (1919 Masehi). Ia (Abû Ya'lâ al-Mawshiliŷ) dimakamkan pada Hari Jumu'ah, di Kota Mawshil. Dan ia (Abû Ya'lâ al-Mawshiliŷ) pada saat itu berusia 97 tahun. {Sumber: "at-Taqyîd li Ma'rifah Ruwâh as-Sunan wa al-Masânîd", karya: al-Imâm al-Hâfizh Ibnu Nuqthah: (No. 174)}. Dan {Sumber: "Târîkh al-Islâm wa Wafiyât al-Masyâhîr wa al-A'lâm", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts adz-Dzahabiŷ: (No. 307)}. Serta {Sumber: "Sîr A'lâm an-Nubalâ", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts adz-Dzahabiŷ: (No. 100)}.

[27] Nama sebenarnya yaitu: Sulaimân bin Dâwud bin al-Jârûd. Ia (ath-Thayâlisiŷ) merupakan seorang Tabi’ Tâbi'în junior. Dan ia (ath-Thayâlisiŷ) juga merupakan seorang tsiqah tsabt mutqin al-Imâm al-Hâfizh (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta seorang yang kuat lagi kokoh dan konsisten, serta seorang al-Imâm dan al-Hâfizh). Ia (ath-Thayâlisiŷ) juga seorang Pakar hadîts (hadis). Nasab (keturunan) nya yaitu: ath-Thayâlisiŷ al-Fârisiŷ al-Asadiŷ az-Zubairiŷ al-Bashriŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû Dâwud. Laqab (gelar/titel) nya: al-Imâm al-Hâfizh Abû Dâwud ath-Thayâlisiŷ. Ia (ath-Thayâlisiŷ) lahir pada Tahun 133 Hijriyah (750 Masehi). Tempat tinggalnya di Kota Bashrah (Kota yang terletak di Negara 'Irâq). Ia (ath-Thayâlisiŷ) wafat di Kota Bashrah, bertepatan pada Bulan Rabî' al-Aŵal/ Shafar 204 Hijriyah (819 Masehi), atau Tahun 203 Hijriyah (818 Masehi). Dan ia (ath-Thayâlisiŷ) pada saat itu berusia 72 atau 71 tahun. {Sumber: "Târîkh Baghdâd", karya: al-Imâm al-Hâfizh al-Khathîb al-Baghdâdiŷ: (No. 4570)}. Dan {Sumber: "Tahdzîb at-Tahdzîb", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts Ibnu Hajar al-'Asqalâniŷ: (4/185)}. Dan {Sumber: "Sîr A'lâm an-Nubalâ", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts adz-Dzahabiŷ: (No. 123)}. Serta {Sumber: "Ikmâl Tahdzîb al-Kamâl fî Asmâ ar-Rijâl", karya: al-Imâm al-Hâfizh 'Alâuddîn Mughlathâŷ: (No. 2166)}.

[28] Nama sebenarnya yaitu: Ahmad bin Muhammad bin Salâmah bin Salamah bin 'Abdil Malik bin Salamah bin Sulaimân bin Hubâb. Ia (ath-Thahâwiŷ) merupakan seorang tsiqah tsabt al-Imâm al-Hâfizh (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta seorang yang konsisten, al-Imâm dan al-Hâfizh). Ia (ath-Thahâwiŷ) juga seorang Pakar hadîts (hadis) dan fiqh (fikih). Nasab (keturunan) nya yaitu: ath-Thahâwiŷ al-Mishriŷ al-Hanafiŷ al-Azdiŷ al-Hajriŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû Ja'far. Laqab (gelar/titel) nya: al-Imâm al-Hâfizh Abû Ja'far ath-Thahâwiŷ. Ia (ath-Thahâwiŷ) lahir di Desa Thahâ (Desa yang terletak di Negara Mesir), pada Tahun 239 Hijriyah (853 Masehi), atau 238 Hijriyah (852 Masehi). Tempat tinggalnya di Negara Mesir. Ia (ath-Thahâwiŷ) wafat di Negara Mesir, bertepatan pada Tanggal 1 Dzûlqa'dah 321 Hijriyah (933 Masehi), atau 322 Hijriyah (934 Masehi). Ia (ath-Thahâwiŷ) wafat pada Masa Pemerintahan Abû 'Utsmân. {Sumber: "Lisân al-Mîzân", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts Ibnu Hajar al-'Asqalâniŷ: (No. 771)}. Dan {Sumber: "Sîr A'lâm an-Nubalâ", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts adz-Dzahabiŷ: (No. 15)}. Serta {Sumber: "ats-Tsiqât mimman lam Yaqa' fî al-Kutub as-Sittah", karya: al-Hâfizh Ibnu Quthlûbagâ: (No. 677)}.

[29] Nama lengkapnya yaitu: ‘Abdurrahmân bin Muhammad bin Idrîs, atau ‘Abdurrahmân bin Abî Hâtim Muhammad bin Idrîs bin al-Mundzir bin Dâwud bin Mihrân. Ia (Ibnu Abî Hâtim) adalah seorang tsiqah tsabt al-Imâm al-Hâfizh (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta seorang yang konsisten, al-Imâm dan al-Hâfizh). Nasab (keturunan) nya yaitu: ar-Râziŷ at-Tamîmiŷ al-Hanzhaliŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû Muhammad. Laqab (gelar/titel) nya: al-Imâm al-Hâfizh Ibn Abî Hâtim. Ia (Ibnu Abî Hâtim) adalah Pakar hadîts (hadis) dan tafsîr (tafsir). Ia (Ibnu Abî Hâtim) lahir pada Tahun 240 Hijriyah (854 Masehi), atau 241 Hijriyah (855 Masehi). Ia (Ibnu Abî Hâtim) wafat di Kota ar-Raŷ (Kota yang terletak di Negara Îrân), bertepatan pada Bulan Muharram Tahun 327 Hijriyah (938 Masehi). Dan ia (Ibnu Abî Hâtim) pada saat itu berusia 80 tahun. {Sumber: "Târîkh Dimasyq", karya: al-Imâm al-Hâfizh Ibnu 'Asâkir: (No. 3934)}. Dan {Sumber: "Lisân al-Mîzân", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts Ibnu Hajar al-'Asqalâniŷ: (No. 4688)}. Dan {Sumber: "Sîr A'lâm an-Nubalâ", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts adz-Dzahabiŷ: (No. 129)}. Serta {Sumber: "Târîkh al-Islâm wa Wafiyât al-Masyâhîr wa al-A'lâm", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts adz-Dzahabiŷ: (No. 336)}.

[30] Nama lengkapnya yaitu: Ismâ'îl bin ‘Umar bin Katsîr bin Dhaw-i bin Katsîr bin Zar'i (atau bin Dzar'i). Ia (Ibnu Katsîr) adalah seorang tsiqah mutqin al-Imâm al-Hâfizh (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta seorang yang kuat lagi kokoh, al-Imâm dan al-Hâfizh). Ia (Ibnu Katsîr) juga seorang Pakar tafsîr (tafsir), hadîts (hadis), târîkh (sejarah), dan fiqh (fikih). Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Bashrawiŷ ad-Dimasyqî asy-Syâfi'iŷ al-Qurasyî al-Umawiŷ al-Qaisiŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû al-Fidâ. Laqab (gelar/titel) nya: 'Imâduddîn al-Imâm al-Hâfizh Ibn Katsîr. Ia (Ibnu Katsîr) lahir di Kota Majdal al-Qaryah (Kota Kecil yang terletak di Kota Bashrah), atau lahir di Yasîr (wilayah Kota Bashrah), pada Tahun 700 Hijriyah (1301 Masehi), atau Tahun 701 Hijriyah (1302 Masehi). Tempat tinggalnya di Kota Damaskus. Ia (Ibnu Katsîr) wafat di Kota Damaskus, pada Hari Kamis, bertepatan pada Tanggal 15 atau 16 Sya'bân 774 Hijriyah (1373 Masehi). Ia (Ibnu Katsîr) wafat setelah hilang penglihatannya (buta). Ia (Ibnu Katsîr) dimakamkan di Kota Damaskus; ia (Ibnu Katsîr) dimakamkan di samping (dan berdekatan) dengan Maqâm (Kuburan) Gurunya al-Imâm al-Hâfizh Ibnu Taymiŷah. {Sumber: "Sîr A'lâm an-Nubalâ", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts adz-Dzahabiŷ: (No. 7 dan 34)}. Dan {Sumber: "Tadzkirah al-Huffâzh", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts adz-Dzahabiŷ: (No. 34)}. Dan {Sumber: "Dzail Tadzkirah al-Huffâzh", karya: al-Imâm al-Hâfizh Ibnu Hamzah al-Husainiŷ: (halaman: 38 atau 58) atau (1/38)}. Dan {Sumber: "Dzail at-Taqyîd Ruwâh as-Sunan wa al-Asânîd", karya: al-Hâfizh al-Fâsiŷ: (No. 918)}. Serta {Sumber: "Dzail Thabaqât al-Huffâzh li adz-Dzahabiŷ", karya: al-Imâm al-Hâfizh Jalâluddîn as-Suyûthiŷ: (halaman: 57 atau 238)}.

[31] Al-Hâfizh Ibnu Katsîr. Tafsîr al-Qurân al-‘Azhîm, Tahqîq Sâmî bin Muhammad as-Salâmah. Ar-Riyadh: Dâr Thayyibah. Jilid. 1, Juz. 1, halaman: 585.

[32] Nama sebenarnya yaitu: ‘Abdurrahmân bin Abî Bakr bin Muhammad bin Sâbiquddîn. Ia (as-Suyûthiŷ) adalah seorang tsiqah al-Imâm al-Hâfizh (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta seorang al-Imâm dan al-Hâfizh). Ia (as-Suyûthiŷ) juga seorang Pakar hadîts (hadis), tafsîr (tafsir), lughah (gramatika), adb (sastra), fiqh (fikih), târîkh (sejarah), dan sebagainya. Nasab (keturunan) nya yaitu: as-Suyûthiŷ al-Khudhairiŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Jalâluddîn as-Suyûthiŷ. Laqab (gelar/titel) nya: al-Imâm al-Hâfizh Jalâluddîn as-Suyûthiŷ. Ia (as-Suyûthiŷ) lahir di Kota Kairo (Ibu Kota Negara Mesir), pada Tahun 849 Hijriyah (1445 Masehi). Tempat tinggalnya di Kota Kairo. Ia (as-Suyûthiŷ) wafat di Kota Kairo, pada Tahun 911 Hijriyah (1505 Masehi). {Sumber: "al-A'lâm", karya: al-Imâm az-Zirikliŷ: (Juz. 4, halaman: 71 - 72)}.

[33] Al-Hâfizh Jalâluddîn as-Suyûthî. Ad-Durr al-Mantsûr fî at-Tafsîr bi al-Ma’tsûr, Tahqîq Dr. ‘Abdullâh bin ‘Abdul Muhsin at-Tirkî. Al-Qâhirah: Al-Muhandisîn. Cetakan Pertama, Juz. 2, halaman: 570 - 571.

[34] Nama sebenarnya yaitu: Ahmad bin Muhammad bin Ismâ'îl bin Yûnus. Ia (an-Naĥâs) merupakan seorang tsiqah al-Imâm (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta seorang al-Imâm). Ia (an-Naĥâs) juga seorang Pakar tafsîr (tafsir), lughah (gramatika), adb (sastra), dan fiqh (fikih). Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Mishriŷ al-Murâdiŷ an-Nahwiŷ al-Lughawiŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû Ja'far. Laqab (gelar/titel) nya: al-Imâm an-Naĥâs. Ia (an-Naĥâs) lahir di Negara Mesir. Tempat tinggalnya di Negara Mesir. Ia (an-Naĥâs) wafat di Negara Mesir, bertepatan pada Bulan Dzûlhiĵah Tahun 338 Hijriyah (950 Masehi), atau Tahun 337 Hijriyah (949 Masehi). {Sumber: "Târîkh Baghdâd wa Dzuyûlih", karya: al-Imâm al-Hâfizh al-Khathîb al-Baghdâdiŷ: (No. 46)}. Dan {Sumber: "Sîr A'lâm an-Nubalâ", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts adz-Dzahabiŷ: (No. 222)}. Dan {Sumber: "Târîkh al-Islâm wa Wafiyât al-Masyâhîr wa al-A'lâm", karya: Amîr al-Mu'minîn fî al-Hadîts adz-Dzahabiŷ: (No. 243)}. Serta {Sumber: "al-A'lâm", karya: al-Imâm az-Zirikliŷ: (1/208)}.

[35] Atsar adalah: Sesuatu yang disandarkan kepada Sahabat dan Tâbi’în, baik berupa perkataan dan perbuatan.

[36] Hadis Mawqûf yaitu: Sesuatu yang disandarkan kepada Sahabat, baik berupa perkataan, perbuatan dan persetujuan; baik bersambung sanadnya ataupun terputus sanadnya.

[37] Marfu’ maksudnya: Terangkatnya derajat hadis hingga ke Nabi SAW.

[38] Muhadditsîn yaitu: Orang yang hafal matan-matan hadis, mengetahui gharîb serta faqîh, hafal sanad, mengetahui ihwal para perawi, dapat membedakan antara yang shahîh dengan yang dha’îf, seorang penghimpun buku, penulis, pendengar, pencari sanad-sanad hadis, dan mengetahui sanad yang terpendek dari padanya. Contoh para Muhadditsîn: Imâm Mâlik, Imâm asy-Syâfi’î, Imâm Ahmad bin Hanbal, Imâm Bukhârî, Imâm Muslim, at-Tirmidzî, Abû Dâwud, an-Nasâ-î, Ibnu Mâjah, Ibnu Khuzaymah, Ibnu Hibbân, dan sebagainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar