TAKSONOMI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
- Taksonomi
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani “tassein” yang berarti untuk mengklasifikasi, dan “nomos” yang berarti aturan. Suatu pengklasifikasian atau pengelompokan yang disusun berdasarkan ciri-ciri tertentu. Klasifikasi berhirarki dari sesuatu, atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Klasifikasi bidang ilmu, kaidah, dan prinsip yang meliputi pengklasifikasian objek (http://hadisiswoyo.co.cc). Taksonomi adalah klasifikasi atas dasar hirarkhi dilakukan menurut tingkatan yaitu dimulai dari tingkatan yang mudah sampai dengan tingkatan yang rumit, dan dari tingkatan yang sempit sampai dengan tingkatan yang lebih luas atau sebaliknya. Model taksonomi Bloom merupakan salah satu pengembangan teori kognitif, yang biasa sering dikaitkan dengan persoalan dalam merumuskan tujuan pembelajaran dan masalah standar evaluasi atau pengukuran hasil belajar sebagai pengembangan sebuah kurikulum. Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.
- Pendidikan Agama Islam
Pengertian secara sederhana dari pendidikan islam , yakni bisa dipahami dari dua makna
- Pendidikan menurut islam atau pendidikan yang islami, yakni pendidika yang dipahamidan dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasar islam, yaitu al-Qur’a dan assunah.1dalam pengertian ini dapat disimpulkan bahwa pendidikan islam dapat berwujud pemikiran dan teori pendidikan yang dikembangkan berdasarkan sumber dasar islam yakni al-qur’an dan sunah.
- Pendidikan ke-islaman atau pendidikan agama islam, upaya mendidikan agama islam atau ajara islam dan n ilainya agar menjadi way of life(pandangan dan sikap hidup seseorang).2 Dalam pengertian ini pendidikan islam dapat berwujud suatu kegiatan baik perorangan maupun lembaga untuk membantu seoarng atau sekelompok anak didik dalam menanamkan ajaran islam dan nilai-ilainya.
- Pendidikan dalam islam, proses dan praktek penyelenggaraan pendidikan yang berlangsung dan berkembang dalam sejarah umat islam. 3 dalam arti tumbuh dan berkembangnya umat islambaik islam sebagai agama, budaya atau peradaban, sejak dari nabi Muhammad hingga sekarang.
Walaupun pendidikan islam dapat dimaknai menjadi beberapa sudut pandang namun pada hakikatnya pendidikan islam merupakan satu kesatuan utuh dan mewujud secara operasional dalam satu system yang utuh.
- Tujuan Pendidikan Agama Islam
Agama memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia, maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan. Proses internalisasi nilai agama dapat ditempuh melalui pendidikan baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Pendidikan agama di sekolah secara terstruktur tersaji pada mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI). Tujuan pembelajaran PAI di sekolah diantaranya adalah (1) menumbuh-kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT, dan (2) mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan sosial
serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
Terbentuknya peserta didik yang cerdas menjadi salah satu tujuan PAI, walaupun bukan yang utama. Cerdas dapat dimaknai sebagai cerdas secara intelektual (intelligence quotient-IQ), cerdas secara emosional (emotional quotient-EQ), dan cerdas secara spritual (spiritual quotient-SQ). Realitas di madrasah menunjukkan bahwa, proses pembelajaran PAI masih belum memberikan ruang yang luas dalam melatihkan kecerdasan peserta didik, baik secara intelektual, emosional maupun secara spritual. Pembelajaran PAI masih berupa penyampaian teori atau konsep tentang agama Islam. Pertanyaannya adalah bagaimana proses pembelajaran PAI yang dapat melatihkan kecerdasan peserta didik, baik secara intelektual, emosional, maupun secara spiritual,
Proses pembelajaran PAI yang dapat melatihkan kecerdasan peserta didik secara intelektual, yaitu dengan mengubah cara mengajar dari “menyampaikan informasi” menjadi “melatihkan berpikir” atau mengubah cara belajar dari “mendengar” menjadi “berpikir”. Metode pembelajaran PAI yang digunakan oleh guru, berubah dari “ceramah” menjadi “problem solving”,” inquiry”, atau “investigative”.
- Taksonomi Tujuan Pendidikan Agama Islam
Taksonomi merupakan alat bagi para pengambil keputusan, penentu kebijakan, dan pengelola pendidikan untuk membuat penggolongan program-program pendidikan luar sekolah. Taksonomi adalah klasifikasi atas dasar hirarkhi dilakukan menurut tingkatan yaitu dimulai dari tingkatan yang mudah sampai dengan tingkatan yang rumit, dan dari tingkatan yang sempit sampai dengan tingkatan yang lebih luas atau sebaliknya. Taksonomi ini dilakukan melalui kegiatan menghimpun, menggolong-golongkan, dan menyajikan informasi program-program pendidikan luar sekolah, sehingga pada akhirnya dapat diketahui berbagai kelompok program pendidikan tersebut.
Tujuan pendidikan Islam dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
2. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.4
Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan sub kategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah, seperti misalnya dalam ranah kognitif, untuk mencapai “pemahaman” yang berada di tingkatan kedua juga diperlukan “pengetahuan” yang ada pada tingkatan pertama.
BIBLIOGRAFI
Ahmad Tafsir, 1992, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung; Remaja
Rosdakarya
Bloom, Benyamin S. 1979. Taksonomy of Educational Objectives (The
Clasification of Educational Goals) Handbook 1 Cognitive Domain.
London: Longman Group Ltd.
Echols, John M. dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia,(Jakarta: PT
Gramedia,1992).
Muhaimin, Paradigm Pendidikan Islam, (Bandung; PT. Remaja Rosdakarya;
2008)
Sudjana, Nana, Dr., Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah,
(Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1996).
asastie
2 Ibid; 30
3 Ibid;30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar