Asbâbun Nuzûl
Surat ali-‘Imran (3), Ayat: 199
وَإِنَّ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَمَنْ يُؤْمِنُ
بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ خَاشِعِينَ لِلَّهِ
لا يَشْتَرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ ثَمَنًا قَلِيلا أُولَئِكَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ
رَبِّهِمْ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ (١٩٩)
199.
Dan sesungguhnya di antara Ahli Kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan
kepada apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka,
sedang mereka berendah hati kepada Allah, dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat
Allah dengan harga yang sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya.
Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya.
Imâm al-Bazzâr meriwayatkan
dalam Musnad Abû Bakr al-Bazzârnya (1/392):
“Muhammad bin
‘Abdurrahmân bin al-Mufadldlal
al-Harrani telah bercerita kepada kami (al-Bazzâr), katanya (Muhammad bin ‘Abdurrahmân bin al-Mufadldlal al-Harrani): “Telah
bercerita kepada kami (Muhammad bin ‘Abdurrahmân bin al-Mufadldlal al-Harrani) ‘Utsmân bin ‘Abdurrahmân, katanya (‘Utsmân bin ‘Abdurrahmân): “Telah bercerita kepada kami (‘Utsmân bin ‘Abdurrahmân) ‘Abdurrahmân bin Tsâbit bin Tsaubân dari Humaid dari Anas bin Mâlik dari Nabi SAW”.
“Dan telah
bercerita kepada kami (al-Bazzâr) Ahmad bin
Bakkar al-Bahilî, katanya (Ahmad
bin Bakkar al-Bahilî):
“Al-Mu’tamir bin Sulaimân telah
bercerita kepada kami (Ahmad bin Bakkar al-Bahilî), katanya (al-Mu’tamir bin Sulaimân): “Humaid ath-Thawil telah bercerita kepada
kami (al-Mu’tamir bin Sulaimân) dari Anas
bin Mâlik,
bahwasanya: “Nabi SAW. mensholatkan an-Najasyî ketika disampaikan kepada beliau SAW. berita
kematiannya (an-Najasyî), lalu
dikatakan kepada beliau SAW : “Wahai Rasulullah SAW; anda mensholatkan seorang
budak negro (Habsyî)?”. Maka
Allah SWT. menurunkan:
وَإِنَّ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَمَنْ يُؤْمِنُ
بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ خَاشِعِينَ لِلَّهِ
لا يَشْتَرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ ثَمَنًا قَلِيلا أُولَئِكَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ
رَبِّهِمْ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ (١٩٩)
199.
Dan sesungguhnya di antara Ahli Kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan
kepada apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka,
sedang mereka berendah hati kepada Allah, dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat
Allah dengan harga yang sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya.
Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya”.
KETERANGAN dan
PENJELASAN:
Dalam sanad
Hadis di atas ada seseorang yang bernama Humaid yang dinyatakan sebagai mudallis
(seseorang yang menyembunyikan cacat dalam sanad dan menampakkan cara
periwayatan yang baik), karena dia (Humaid) tidak secara jelas dan tegas menyatakan
haddatsanâ (telah
bercerita kepada kami).
Akan tetapi
Hadis di atas memiliki jalur-jalur lain ke Humaid, yang mana dalam jalur-jalur
ini dia (Humaid) juga dinyatakan mudallis, sebagaimana diriwayatkan oleh
an-Nasâ-î dalam Sunan an-Nasâ-î al-Kubrânya (Kitab
Tafsir, 1/41):
“Telah mengabarkan kepada kami (an-Nasâ-î) ‘Amr bin Manshur,
katanya (‘Amr bin Manshur): “Yazîd bin Mihran telah mengabarkan kepada kami (‘Amr
bin Manshur), katanya (Yazîd bin Mihran): “Abû Bakr bin ‘Ayyasy telah
mengabarkan kepada kami (Yazîd bin Mihran) dari Humaid dari Anas bin Mâlik,
katanya (Anas bin Mâlik): “Ketika datang berita kematian an-Najasyî, Rasulullah
SAW. bersabda: “Shalatkanlah dia (an-Najasyî)”. Mereka (para Sahabat) bertanya:
“Wahai Rasulullah SAW; kami mensholatkan seorang budak Habsyî?”. Maka Allah
SWT. menurunkan:
وَإِنَّ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَمَنْ يُؤْمِنُ
بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ خَاشِعِينَ لِلَّهِ
لا يَشْتَرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ ثَمَنًا قَلِيلا أُولَئِكَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ
رَبِّهِمْ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ (١٩٩)
199.
Dan sesungguhnya di antara Ahli Kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan
kepada apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka,
sedang mereka berendah hati kepada Allah, dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat
Allah dengan harga yang sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya.
Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya”.
An-Nasâ-î juga meriwayatkan melalui jalur lainnya dalam Sunan
an-Nasâ-î al-Kubrânya (Kitab Tafsir, 1/41) dengan redaksi (matan)
yang sama sebagaimana Hadis di atas:
“Telah mengabarkan kepada kami (an-Nasâ-î) ‘Amr bin Manshur,
katanya (‘Amr bin Manshur): “Ibnu Mihran Abû Khâlid al-Khabbaz telah
mengabarkan kepada kami (‘Amr bin Manshur), katanya (Ibnu Mihran Abû Khâlid
al-Khabbaz): “’Abû Bakr bin ‘Ayyasy telah mengabarkan kepada kami (Ibnu Mihran
Abû Khâlid al-Khabbaz) dari Humaid dari al-Hasan: (dengan redaksi/matan yang
sama sebagaimana riwayat an-Nasâ-î di atas)”.
Al-Hâfizh Ibnu Katsîr juga mengeluarkan sebagaimana redaksi (matan)
Hadis-hadis di atas dalam Tafsîr al-Qurân al-‘Adzîmnya (1/443):
“Diriwayatkan oleh Ibnu Abî Hâtim dan Abû Bakr bin Mardawaih dari
Hadis Hammad bin Salamah dari Tsâbit dari Anas bin Mâlik: (dengan redaksi/matan
yang sama sebagaimana riwayat an-Nasâ-î di atas)”.
Al-Hâfizh Ibnu Katsîr juga mengeluarkan sebagaimana redaksi (matan)
Hadis-hadis di atas dalam Tafsîr al-Qurân al-‘Adzîmnya (1/443):
“Diriwayatkan oleh ‘Abd bin Humaid dan Ibnu Abî Hâtim melalui jalur
lain dari Hammad bin Salamah dari Tsâbit dari al-Hasan: (dengan redaksi/matan
yang sama sebagaimana riwayat an-Nasâ-î di atas)”.
KESIMPULAN:
1. Hadis yang
diriwayatkan an-Nasâ-î, al-Humaidî
dan Ibnu Abî Hâtim melalui jalur al-Hasan adalah mursal (periwayatan Tâbi’în
secara mutlak, baik Tâbi’în senior maupun junior tanpa ada penghubung
dari seorang Sahabat).
2. Hadis yang
diriwayatkan oleh Imâm al-Bazzâr dan Imâm an-Nasâ-î terdapat cacat sanad, Humaid dinyatakan
sebagai mudallis (seseorang
yang menyembunyikan cacat dalam sanad dan menampakkan cara periwayatan yang
baik), karena Humaid tidak secara
jelas dan tegas menyatakan haddatsanâ (telah bercerita kepada kami).
Akan tetapi
banyak jalur-jalur dari riwayat lain yang menguatkan kerâjihan Hadis-hadis riwayat Imâm al-Bazzâr
dan Imâm an-Nasâ-î, sehingga Hadis-hadis tersebut naiklah derajatnya dan dapat
dijadikan sebagai pedoman/landasan/dalil dalam beragama, Hadis-hadis tersebut yaitu:
1. Hadis riwayat
ath-Thabranî dan al-Bazzâr yang dinukil oleh Haitsamî dalam Majma’ al-Zawâ-id wa Manba’ al-Fawâ-idnya (3/38)
melalui jalur Anas bin Mâlik.
2. Hadis riwayat
al-Hâkim yang
dinukil oleh Imâm Jalâluddîn as-Suyûthî dalam Lubâb an-Nuqûli fî Asbâb an-Nuzûlinya (Juz. 4,
3/ali-‘Imran) melalui jalur ‘Abdullâh bin az-Zubair.
3. Hadis riwayat Ibnu Abî Hâtim (melalui dua jalur: jalur Anas bin
Mâlik dan al-Hasan), Hadis riwayat Ibnu Mardawaih (melalui jalur Anas bin
Mâlik), Hadis riwayat al-Humaidî (melalui jalur al-Hasan), yang dinukil oleh
al-Hâfizh Ibnu Katsîr dalam Tafsîr al-Qurân al-‘Adzîmnya (1/443).
BIBLIOGRAFI
Al-Mu’jam al-Awsath (ath-Thabranî/Sulaimân bin Ahmad
ath-Thabranî).
Al-Mu’jam al-Kabîr (ath-Thabranî/Sulaimân bin Ahmad
ath-Thabranî).
Al-Mustadrak ‘ala ash-Shahîhayn (al-Hâkim/Abî
‘Abdullâh al-Hâkim an-Naîsâburî).
Lubâb an-Nuqûli fî Asbâb an-Nuzûli (as-Suyûthî/Imâm
Jalâluddîn as-Suyûthî).
Majma’ al-Jawâ-id wa Manba’ al-Fawâ-id
(al-Haitsamî).
Musnad Abû Bakr al-Humaidî (al-Humaidî/‘Abdullâh
bin az-Zubair al-Humaidî).
Musnad Abû Bakr al-Bazzâr (al-Bazzâr/Ahmad
bin ‘Amar al-Bazzâr).
Sunan an-Nasâ-î al-Kubrâ (an-Nasâ-î/al-Hâfizh
Abû ‘Abdurrahman Ahmad bin Syu’aib bin
‘Ali bin Bahr bin Sunân an-Nasâ-î).
Tafsîr
al-Qurân al-‘Adzîm (Ibnu Katsîr/Abû al-Fidâ-u Isma’îlu bin ‘Amr bin
Katsîr al-
Qurasyî ad-Dimasyqî).
Tafsîr Ibn
Abî Hâtim (Ibnu Abî Hâtim).