Senin, 18 Maret 2013

Asbâbun Nuzûl Surat al-Baqarah (2), Ayat: 217 - 218



Asbâbun Nuzûl Surat al-Baqarah (2), Ayat: 217 - 218

يَسْأَلُوْنَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيْهِ قُلْ قِتَالٌ فِيْهِ كَبِيْرٌ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيْلِ اللهِ وَكُفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِنْدَ اللهِ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ وَلاَ يَزَالُوْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوْكُمْ عَنْ دِيْنِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوْا وَمَنْ يَّرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُوْلَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَأُوْلَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيْهَا خَالِدُوْنَ (٢١٧)
إِنَّ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللهِ أُوْلَئِكَ يَرْجُوْنَ رَحْمَةَ اللهِ وَاللهُ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ (٢١٨)
217. Mereka (Kaum Musyrikîn) bertanya kepadamu (kepada Nabi Muhammad SAW. dan Kaum Muslimîn) tentang berperang pada Bulan Harâm[1]. Katakanlah: "Berperang dalam Bulan Harâm itu adalah dosa besar. Akan tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allâh, kafir kepada Allâh, (menghalangi masuk) Masjidil Harâm dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allâh. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka (Kaum Musyrikîn) tidak henti-hentinya memerangi kalian (Kaum Muslimîn) sampai mereka (Kaum Musyrikîn dapat) mengembalikan kalian (Kaum Muslimîn) dari agama kalian (kepada kekafiran), seandainya mereka (Kaum Musyrikîn) sanggup. Barangsiapa di antara kalian (Kaum Muslimîn) murtad dari agamanya (dari Agama Islâm), lalu ia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di Dunia dan di Akhirat, dan mereka itulah penghuni Neraka, mereka kekal di dalamnya".
218. Sesungguhnya orang-orang yang Beriman, orang-orang yang Berhijrah dan Berjihad di jalan Allâh, mereka itu mengharapkan rahmat Allâh, dan Allâh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.







Al-Hâfizh ath-Thabarânî[2] meriwayatkan dalam al-Mu’jam al-Kabîrnya (No. Hadis: 1670):
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيْمُ بْنُ نَائِلَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِيْ بَكْرٍ الْمُقَدَّمِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُعْتَمِرُ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ أَبِيْهِ، قَالَ: حَدَّثَنِي الْحَضْرَمِيُّ، عَنْ أَبِيْ السَّوَّارِ، عَنْ جُنْدُبِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, أَنَّهُ بَعَثَ رَهْطًا وَبَعَثَ عَلَيْهِمْ أَبَا عُبَيْدَةَ بْنَ الْجَرَّاحِ أَوْ عُبَيْدَةَ. فَلَمَّا ذَهَبَ لِيَنْطَلِقَ بَكَى صُبَابَةُ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَجَلَسَ فَبَعَثَ عَلَيْهِمْ عَبْدَ اللهِ بْنَ جَحْشٍ مَكَانَهُ، وَكَتَبَ لَهُ كِتَابًا وَأَمَرَهُ أَنْ لَا يَقْرَأَ الْكِتَابَ حَتَّى يَبْلُغَ مَكَانَ كَذَا وَكَذَا، وَقَالَ: لَا تُكْرِهَنَّ أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِكَ عَلَى الْمَسِيْرِ مَعَكَ. فَلَمَّا قَرَأَ الْكِتَابَ اسْتَرْجَعَ, ثُمَّ قَالَ: سَمْعٌ وَطَاعَةٌ لِلَّهِ وَرَسُوْلِهِ. فَخَبَّرَهُمُ الْخَبَرَ, وَقَرَأَ عَلَيْهِمُ الْكِتَابَ. فَرَجَعَ رَجُلَانِ, وَمَضَى بَقِيَّتُهُمْ، فَلَقُوا ابْنَ الْحَضْرَمِيِّ فَقَتَلُوْهُ، وَلَمْ يَدْرُوْا أَنَّ ذَالِكَ الْيَوْمَ مِنْ رَجَبٍ أَوْ جُمَادَى. فَقَالَ الْمُشْرِكُوْنَ لِلْمُسْلِمِيْنَ قَتَلْتُمْ فِيْ الشَّهْرِ الْحَرَامِ؟. فَأَنْزَلَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: (يَسْأَلُوْنَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيْهِ..........), الْآيَةَ. فَقَالَ بَعْضُهُمْ: إِنْ لَّمْ يَكُوْنُوْا أَصَابُوْا وِزْرًا, فَلَيْسَ لَهُمْ أَجْرٌ. فَأَنْزَلَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: (إِنَّ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللهِ أُوْلَئِكَ يَرْجُوْنَ رَحْمَةَ اللهِ وَاللهُ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ).
"Ibrâhîm bin Nâilah[3] telah bercerita kepada kami (kepada ath-Thabarânî), dia (Ibrâhîm bin Nâilah) berkata: "Muhammad bin Abî Bakr al-Muqaddamŷ[4] telah bercerita kepada kami (kepada Ibrâhîm bin Nâilah), dia (Muhammad bin Abî Bakr al-Muqaddamŷ) berkata: "Mu'tamir bin Sulaimân[5] telah bercerita kepada kami (kepada Muhammad bin Abî Bakr al-Muqaddamŷ), dari bapaknya (namanya yaitu: Sulaimân bin Tharkhân[6]), dia (Sulaimân bin Tharkhân) berkata: "Hadhramŷ[7] telah bercerita kepada saya (kepada Sulaimân bin Tharkhân), dari Abû as-Saŵâr[8], dari Jundub bin 'Abdillâh[9], dari Nabi SAW; bahwasannya beliau SAW. mengutus satu Pasukan, dan Abû 'Ubaidah bin al-Jarrâh atau 'Ubaidah[10] juga diutus oleh beliau SAW. dalam Pasukan tersebut. Ketika beliau SAW. keluar untuk berangkat, tiba-tiba Shubâbah[11] menangis dan mengadu kepada Rasûlullâh SAW. Kemudian beliau SAW. duduk dan mengutus 'Abdullâh bin Jahsy[12] menggantikan posisi beliau SAW. untuk memimpin Pasukan Kaum Muslimîn. Setelah itu beliau SAW. menulis sepucuk Surat, dan menyuruh 'Abdullâh bin Jahsy agar tidak membaca Surat yang beliau SAW. tulis, hingga 'Abdullâh bin Jahsy tiba (sampai) di tempat ini dan ini.  Setelah 'Abdullâh bin Jahsy tiba (sampai) di tempat yang diperintahkan Nabi SAW; kemudian ia ('Abdullâh bin Jahsy) membaca Surat tersebut seraya berkata: "Dalam perjalanan kalian (dan di manapun kalian berada), janganlah kalian membenci (maupun membunuh) para Sahabat (Nabi SAW)". Dan ketika 'Abdullâh bin Jahsy telah membaca Surat tersebut, kemudian ia ('Abdullâh bin Jahsy) berkata: "Kepatuhan dan ketaatan bagi Allâh SWT. dan Rasûl-Nya". Maka kemudian 'Abdullâh bin Jahsy mengabarkan kabar dari Rasûlullâh SAW. dan membacakan Surat tersebut kepada mereka (kapada Kaum Muslimîn setempat). Kemudian dua orang lelaki dari Pasukan Kaum Muslimîn yang diutus Nabi SAW. kembali ke Rumah, sedangkan yang lain tetap melanjutkan perjalanan mereka (perjalanan Pasukan Kaum Muslimîn) ke tempat-tempat lain yang diperintahkan Nabi SAW. Lalu di tengah perjalanan mereka (Pasukan Kaum Muslimîn) bertemu dengan Pasukan Kaum Musyrikîn yang dipimpin oleh 'Amrû bin al-Hadhramŷ, peperangan pun berkobar, dan akhirnya Pasukan Kaum Muslimîn dapat membunuh 'Amrû bin al-Hadhramŷ (Pemimpin Pasukan Kaum Musyrikîn). Sedangkan mereka (Pasukan Kaum Muslimîn) tidak mengetahui apakah pada hari itu di Bulan Rajab atau di Bulan Jumâdâl Âkhirah?. Lalu berkatalah Kaum Musyrikîn kepada Kaum Muslimîn: "Apakah kalian (Kaum Muslimîn) berperang di Bulan-bulan Harâm[13]?". Maka Allâh SWT. menurunkan (Surat al-Baqarah, Ayat: 217):
يَسْأَلُوْنَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيْهِ........... (٢١٧)
217. Mereka (Kaum Musyrikîn) bertanya kepadamu (kepada Nabi Muhammad SAW. dan Kaum Muslimîn) tentang berperang pada Bulan Harâm……………..".


"(Rasûlullâh SAW. melanjutkan): "Maka berkatalah sebagian Kaum Muslimîn: "Peperangan mereka (Peperangan Pasukan Kaum Muslimîn) dengan Pasukan Kaum Musyrikîn yang dipimpin oleh 'Amrû bin al-Hadhramŷ itu mungkin tidak berdosa, akan tetapi mereka (Pasukan Kaum Muslimîn) juga tidak mendapatkan Pahala". Maka Allâh SWT. menurunkan (Surat al-Baqarah, Ayat: 218):
إِنَّ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللهِ أُوْلَئِكَ يَرْجُوْنَ رَحْمَةَ اللهِ وَاللهُ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ (٢١٨)
218. Sesungguhnya orang-orang yang Beriman, orang-orang yang Berhijrah dan Berjihad di jalan Allâh, mereka itu mengharapkan rahmat Allâh, dan Allâh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".





KETERANGAN (dari para Muhadditsîn[14]):
Hadis di atas berkualitas shahîh[15], karena semua rawinya tsiqqât[16].

  1. Al-Hâfizh al-Bayhaqî[17] juga meriwayatkan sebagaimana Hadis di atas dalam as-Sunan al-Kubrânya (No. Hadis: 17745) atau (9/11 – 9/12).
  2. Al-Hâfizh Ibnu Abî Hâtim[18] juga meriwayatkan sebagaimana Hadis di atas dalam Tafsîr Ibn Abî Hâtimnya (No. Hadis: 2022, 2035, dan 2040) atau (2/384, 2/387, dan 2/388).
  3. Imâm Ibnu Jarîr[19] juga meriwayatkan sebagaimana Hadis di atas dalam Jâmi’ al-Bayân ‘an Ta-wîl ay al-Qurânnya (3/655, 3/656, dan 3/668).
  4. Al-Hâfizh Ibnu Katsir[20] juga mengeluarkan sebagaimana Hadis di atas dalam Tafsîr al-Qurân al-‘Azhîmnya (1/573 – 1/574)[21], dengan menyandarkan kepada Riwayat al-Hâfizh Ibnu Abî Hâtim dalam Tafsîr Ibn Abî Hâtimnya (No. Hadis: 2022, 2035, dan 2040) atau (2/384, 2/387, dan 2/388).
  5. Al-Hâfizh Jalâluddîn as-Suyûthî[22] juga mengeluarkan sebagaimana Hadis di atas dalam Lubâb an-Nuqûl fî Asbâb an-Nuzûlnya (Juz. 2, 2/al-Baqarah). Beliau (al-Hâfizh Jalâluddîn as-Suyûthî) juga mengeluarkan sebagaimana Hadis di atas dalam ad-Durr al-Mantsûr fî at-Tafsîr bi al-Ma’tsûrnya (2/534 – 2/535)[23].








PENJELASAN (dari al-Hâfizh al-Haytsamî[24]):
Kata al-Hâfizh al-Haytsamî dalam Majma' az-Zawâid wa Manba' al-Fawâidnya (No. 10336) atau (6/198): “(Hadis di atas) diriwayatkan oleh al-Hâfizh ath-Thabarânî, dan para Perawi Hadis (riwayat al-Hâfizh ath-Thabarânî) di atas adalah para Perawi Hadis yang tsiqât (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya)".







KESIMPULAN:
Surat al-Baqarah (2), Ayat: 217 - 218 diturunkan mengenai:

  1. Pertanyaan Kaum Musyrikîn kepada Kaum Muslimîn, yang mana Pasukan Kaum Muslimîn yang dipimpin oleh 'Abdullâh bin Jahsy membunuh Pemimpin Pasukan Kaum Musyrikîn 'Amrû bin al-Hadhramŷ pada Bulan Harâm di hari terakhir Bulan Jumâdâl Âkhirah.
  2. Perkataan Kaum Muslimîn, yang menyatakan bahwa Pasukan Kaum Muslimîn yang dipimpin oleh 'Abdullâh bin Jahsy mungkin tidak berdosa dan juga tidak mendapatkan pahala setelah membunuh Pemimpin Pasukan Kaum Musyrikîn 'Amrû bin al-Hadhramŷ pada Bulan Harâm di hari terakhir Bulan Jumâdâl Âkhirah.








BIBLIOGRAFI

Ad-Durr al-Mantsûr fî at-Tafsîr bi al-Ma’tsûr (al-Hâfizh as-Suyûthî/ ‘Abdurrahmân
bin Abî Bakr).
Al-Mu’jam al-Kabîr (al-Hâfizh ath-Thabarânî/ Sulaimân bin Ahmad bin Aŷûb bin
Muthîr).
As-Sunan al-Kubrâ li al-Bayhaqî (al-Hâfizh al-Bayhaqî/ Ahmad bin al-Husain bin
'Alî bin Mûsâ bin 'Abdullâh).
Jâmi’ al-Bayân ‘an Ta-wîl ay al-Qurân (Imâm Ibnu Jarîr/ Muhammad bin Jarîr bin
Yazîd bin Katsîr bin Ghâlib).
Lubâb an-Nuqûl fî Asbâb an-Nuzûl (al-Hâfizh as-Suyûthî/ ‘Abdurrahmân bin Abî
Bakr).
Majma' az-Zawâid wa Manba' al-Fawâid (al-Hâfizh al-Haytsamî/ 'Alî bin Abî Bakr
bin Sulaimân bin Abî Bakr bin 'Umar bin Shâleh).
Tafsîr al-Qurân al-‘Azhîm (al-Hâfizh Ibnu Katsîr/ Ismâ’îl bin ‘Amr bin Katsîr).
Tafsîr Ibn Abî Hâtim (al-Hâfizh Ibnu Abî Hâtim/ ‘Abdurrahmân bin Abî Hâtim).
























[1] (الشَّهْرُ الْحَرَامُ), yaitu:Bulan Dzûlqo'dah, Dzûlhiĵah, Muharam, dan Rajab.

[2] Nama sebenarnya yaitu: Sulaimân bin Ahmad bin Aŷûb bin Muthîr. Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Lakhamî asy-Syâmî ath-Thabarânî. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû al-Qâsim. Laqab (gelar/titel) nya: al-Imâm al-Hâfizh ath-Thabarânî. Ia (ath-Thabarânî) adalah seorang tsiqqah al-Imâm al-Hâfizh (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta seorang al-Imâm dan al-Hâfizh). Ia (ath-Thabarânî) juga seorang pakar tafsîr (tafsir) dan hadîts (hadis). Ia (ath-Thabarânî) lahir di Thabariŷah (wilayah Palestina) pada tahun 260 Hijriyah. Tempat tinggalnya di Ishfahân. Ia (ath-Thabarânî) wafat di Ishfahân pada tahun 360 Hijriyah.

[3] Nama sebenarnya yaitu: Ibrâhîm bin Muhammad bin al-Hârits bin Maymûn. Ia (Ibrâhîm bin Nâilah) merupakan seorang Tabi’ al-Atbâ’ junior. Ia (Ibrâhîm bin Nâilah) di-tsiqqah-kan (dikredibelkan ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya) oleh: al-Hâfizh al-Hâkim, al-Hâfizh as-Sama'ânî, al-Hâfizh al-Haytsamî, al-Hâfizh Muhammad Nâshiruddîn al-Albânî, al-Muhaddits Dhiyâuddîn al-Maqdisî, dan asy-Syaikh Abû ath-Thîb al-Manshûrî. Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Ashbahânî al-Madînî an-Nâilŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû Ishâq. Laqab (gelar/titel) nya: Ibn Nâilah. Ia (Ibrâhîm bin Nâilah) wafat pada tahun 291 Hijriyah.

[4] Nama lengkapnya yaitu: Muhammad bin Abî Bakr bin 'Alî bin 'Athâ bin Muqaddam. Ia (Muhammad bin Abî Bakr al-Muqaddamŷ) merupakan seorang Tabi’ al-Atbâ’ senior. Dan ia (Muhammad bin Abî Bakr al-Muqaddamŷ) juga merupakan seorang yang tsiqqah (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya). Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Muqaddamŷ ats-Tsaqafî al-Bashrŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû 'Abdullâh. Tempat tinggalnya di Bashrah. Ia (Muhammad bin Abî Bakr al-Muqaddamŷ) wafat di Bashrah pada tahun 234 Hijriyah.

[5] Nama lengkapnya yaitu: Mu'tamir bin Sulaimân bin Tharkhân. Ia (Mu'tamir bin Sulaimân) merupakan seorang Tabi’ Tâbi’în junior. Dan ia (Mu'tamir bin Sulaimân) juga merupakan seorang yang tsiqqah (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya). Nasab (keturunan) nya yaitu: at-Taymiŷ al-Bashrŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû Muhammad. Laqab (gelar/titel) nya: ath-Thufail. Ia (Mu'tamir bin Sulaimân) lahir pada tahun 106 Hijriyah. Tempat tinggalnya di Bashrah. Ia (Mu'tamir bin Sulaimân) wafat di Bashrah pada tahun 187 Hijriyah, pada masa Khalîfah Hârûn ar-Râsyid.

[6] Namanya yaitu: Sulaimân bin Tharkhân. Ia (Sulaimân bin Tharkhân) merupakan seorang Tâbi’în dekat pertengahan. Dan ia (Sulaimân bin Tharkhân) juga merupakan seorang yang tsiqqah (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya). Nasab (keturunan) nya yaitu: at-Taymiŷ al-Bashrŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû al-Mu'tamir. Ia (Sulaimân bin Tharkhân) lahir pada tahun 46 Hijriyah. Tempat tinggalnya di Bashrah. Ia (Sulaimân bin Tharkhân) wafat di Bashrah pada tahun 143 Hijriyah.

[7] Nama lengkapnya yaitu: Hadhramî bin Lâhiq. Ia (Hadhramŷ) hidup bersama Tâbi’în junior, akan tetapi ia (Hadhramŷ) tidak bertemu Sahabat Nabi SAW. Ia (Hadhramŷ) di-tsiqqah-kan (dikredibelkan ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya) oleh: al-Hâfizh Yahyâ bin Ma’în, al-Hâfizh Ibnu Hibbân, al-Hâfizh al-Hâkim, al-Hâfizh Ibnu Syâhain, al-Hâfizh Ibnu Khalafûn, al-Hâfizh adz-Dzahabî, dan al-Hâfizh al-Haytsamî. Nasab (keturunan) nya yaitu: at-Taymiŷ al-Yamâmî at-Tamîmî as-Sa'dŷ al-A'rajŷ. Tempat tinggalnya di Yamâmah.

[8] Nama sebenarnya yaitu: Haŝân bin Huraits atau Huraits bin Haŝân atau Huraif atau Munqdz atau Hujair bin ar-Rabî'. Ia (Abû as-Saŵâr) merupakan seorang Tâbi’în senior. Dan ia (Abû as-Saŵâr) juga merupakan seorang yang tsiqqah (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya). Nasab (keturunan) nya yaitu: al-'Adawî al-Bashrŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû as-Saŵâr. Tempat tinggalnya di Bashrah.

[9] Nama sebenarnya yaitu: Jundub bin 'Abdillâh bin Sufyân atau Jundub bin Khâlid bin Sufyân. Semua Sahabat Nabi SAW. tsiqqah dan ‘âdl. Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Bajalî al-'Alaqŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû 'Abdullâh. Tempat tinggalnya di Kûfah. Ia (Jundub bin 'Abdillâh) wafat pada tahun 60 atau 64 Hijriyah.

[10] Nama sebenarnya yaitu: 'Âmir bin 'Abdillâh bin al-Jarrâh bin Hilâl bin Uhaib bin Dhabbah bin al-Hârits bin Fihr. Semua Sahabat Nabi SAW. tsiqqah dan ‘âdl. Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Qurasyî al-Fihrŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû 'Ubaidah. Laqab (gelar/titel) nya: Amîn al-Ummah. Ia (Abû 'Ubaidah bin al-Jarrâh) lahir di Makkah. Tempat tinggalnya di Madînah. Ia (Abû 'Ubaidah bin al-Jarrâh) wafat di Syâm, di Thâ'ûn 'Amawâs (wilayah ar-Ramlah, 4 mil dari Baitul Maqdis) pada tahun 18 Hijriyah, pada masa Khalîfah 'Umar bin al-Khaththâb.

[11] Nama lengkapnya yaitu: Hisyâm/ Hâsyim bin Shubâbah bin Hazn bin Siyâr bin 'Abdillâh bin Kulaib bin 'Auf bin Ka'b bin 'Âmir bin Layts bin Bakr bin 'Abdu Manâh bin Kinânah. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Shubâbah. Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Laytsî.

[12] Nama lengkapnya yaitu: 'Abdullâh bin Jahsy bin Riâb bin Ya'mar bin Shabirah bin Murroh bin Kabîr bin Ghanm bin Dûdân bin Asad bin Khuzaymah. Semua Sahabat Nabi SAW. tsiqqah dan ‘âdl. Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Qurasyî al-Asadŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû Muhammad. Ia ('Abdullâh bin Jahsy) syâhid di Peperangan Uhud pada tahun 3 Hijriyah, setelah hijrah ke Habasyah, dan dikubur dalam satu Kuburan bersama Hamzah.

[13] (الشَّهْرُ الْحَرَامُ), yaitu: “Bulan Dzûlqo'dah, Dzûlhiĵah, Muharam, dan Rajab”.

[14] Muhadditsîn yaitu: Orang yang hafal matan-matan hadis, mengetahui gharîb serta faqîh, hafal sanad, mengetahui ihwal para perawi, dapat membedakan antara yang shahîh dengan yang dha’îf, seorang penghimpun buku, penulis, pendengar, pencari sanad-sanad hadis, dan mengetahui sanad yang terpendek dari padanya. Contoh para Muhadditsîn: Imâm Mâlik, Imâm asy-Syâfi’î, Imâm Ahmad bin Hanbal, Imâm Bukhârî, Imâm Muslim, at-Tirmidzî, Abû Dâwud, an-Nasâ-î, Ibnu Mâjah, Ibnu Khuzaymah, Ibnu Hibbân, dan sebagainya.

[15] Hadis Shahîh ialah: Hadis yang bersambung (muttashil) sanadnya, diriwayatkan oleh orang yang ‘âdl (‘âdl yaitu: orang yang istiqamah dalam beragama, baik akhlaqnya, tidak fasiq dan tidak melakukan cacat muru’ah), sempurna ke-dhabith-annya, tidak ada keganjilan (syadzdz), dan tidak ada kecacatan (‘illat).

[16] Tsiqqât adalah: Para perawi hadis yang kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya.

[17] Nama sebenarnya yaitu: Ahmad bin al-Husain bin 'Alî bin Mûsâ bin 'Abdullâh. Ia (al-Bayhaqî) merupakan seorang tsiqqah al-Imâm al-Hâfizh (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta seorang al-Imâm dan al-Hâfizh). Ia (al-Bayhaqî) juga seorang pakar hadîts (hadis) dan fiqh (fiqih). Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Bayhaqî al-Khisrûjirdŷ al-Khurrâsânŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû Bakr. Laqab (gelar/titel) nya: al-Imâm al-Hâfizh al-Bayhaqî. Ia (al-Bayhaqî) lahir di Khisrûjird (salah satu Desa yang terdapat di Bayhaq, wilayah Naysâbûr) di Bulan Sya'bân pada tahun 384 Hijriyah. Tempat tinggalnya di Naysâbûr (Kota kecil yang ada di negara Iran). Ia (al-Bayhaqî) wafat di Naysâbûr pada hari kesepuluh Jumâdâl Ûlâ tahun 458 Hijriyah.

[18] Nama lengkapnya yaitu: ‘Abdurrahmân bin Abî Hâtim. Ia (Ibnu Abî Hâtim) adalah seorang tsiqqah al-Hâfizh (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta seorang al-Hâfizh). Nasab (keturunan) nya yaitu: ar-Râzî. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû Muhammad. Laqab (gelar/titel) nya: al-Hâfizh Ibn Abî Hâtim. Ia (Ibnu Abî Hâtim) adalah pakar tafsîr (tafsir) dan hadîts (hadis). Ia (Ibnu Abî Hâtim) wafat pada tahun 327 Hijriyah.

[19] Nama lengkapnya yaitu: Muhammad bin Jarîr bin Yazîd bin Katsîr bin Ghâlib. Ia (Ibnu Jarîr) merupakan seorang tsiqqah ‘âlim (kredibel ke-âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta seorang ‘âlim). Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Âmalî. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû Ja’far ath-Thabarî. Laqab (gelar/titel) nya: Abâ at-Tafsîr dan Abâ at-Târîkh. Ia (Ibnu Jarîr) lahir di Thabari Sittân pada tahun 224 Hijriyah. Tempat tinggalnya di Baghdâd. Ia (Ibnu Jarîr) wafat di Baghdâd pada tahun 310 Hijriyah.

[20] Nama lengkapnya yaitu: Ismâ’îl bin ‘Amr bin Katsîr. Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Qurasyî ad-Dimasyqî. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû al-Fidâ’. Laqab (gelar/titel) nya: al-Hâfizh Ibn Katsîr. Ia (Ibnu Katsîr) adalah seorang tsiqqah mutqan al-Hâfizh (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta seorang al-Hâfizh yang kokoh dan kuat). Ia (Ibnu Katsîr) juga seorang pakar tafsîr (tafsir), hadîts (hadis) dan târîkh (sejarah). Ia (Ibnu Katsîr) lahir di Bashrah pada tahun 700 Hijriyah. Tempat tinggalnya di Bashrah. Ia (Ibnu Katsîr) wafat di Bashrah pada tahun 774 Hijriyah, dan dikubur di Damsyiq (Damaskus).

[21] Al-Hâfizh Ibnu Katsîr. Tafsîr al-Qurân al-‘Azhîm, Tahqîq Sâmî bin Muhammad as-Salâmah. Ar-Riyadh: Dâr Thayyibah. Jilid. 1, Juz. 1, halaman: 573 - 574.

[22] Nama sebenarnya yaitu: ‘Abdurrahmân bin Abî Bakr. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Jalâluddîn. Laqab (gelar/titel) nya: al-Hâfizh as-Suyûthî. Ia (as-Suyûthî) adalah seorang tsiqqah al-Hâfizh (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta seorang al-Hâfizh). Serta ia (as-Suyûthî) juga seorang pakar tafsîr (tafsir), hadîts (hadis), lughah (gramatika), adb (sastra), fiqh (fikih), târîkh (sejarah), dan sebagainya. Nasab (keturunan) nya yaitu: as-Suyûthî. Ia (as-Suyûthî) lahir di Qâhirah pada tahun 849 Hijriyah. Tempat tinggalnya di Qâhirah. Ia (as-Suyûthî) wafat di Qâhirah pada tahun 911 Hijriyah.

[23] Al-Hâfizh Jalâluddîn as-Suyûthî. Ad-Durr al-Mantsûr fî at-Tafsîr bi al-Ma’tsûr, Tahqîq Dr. ‘Abdullâh bin ‘Abdul Muhsin at-Tirkî. Al-Qâhirah: Al-Muhandisîn. Cetakan Pertama, Juz. 2, halaman: 534 - 535.

[24] Nama sebenarnya yaitu: 'Alî bin Abî Bakr bin Sulaimân bin Abî Bakr bin 'Umar bin Shâleh. Ia (al-Haytsamî) merupakan seorang tsiqqah al-Imâm al-Hâfizh (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta seorang al-Imâm dan al-Hâfizh). Ia (al-Haytsamî) juga seorang pakar hadîts (hadis) terkemuka. Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Haytsamî al-Mishrŷ al-Qâhirŷ asy-Syâfi'iŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû al-Hasan. Laqab (gelar/titel) nya: al-Imâm al-Hâfizh Nûruddîn al-Haytsamî. Ia (al-Haytsamî) lahir di Qâhirah (Ibu Kota Mesir) di Bulan Rajab pada tahun 735 Hijriyah. Ia (al-Haytsamî) wafat malam Selasa pada hari ke 29 Bulan Ramadhân di Qâhirah pada tahun 807 Hijriyah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar