Asbâbun
Nuzûl Surat
al-Baqarah (2), Ayat: 207
وَمِنَ
النَّاسِ مَنْ يَّشْرِيْ نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللهِ وَاللهُ رَءُوْفٌ
بِالْعِبَادِ (٢٠٧)
207. Dan di antara
manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allâh. Dan
Allâh Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.
أَخْبَرَنَا
أَبُوْ عَبْدِ اللَّهِ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الزَّاهِدُ، قَالَ: حَدَّثَنَا
إِسْمَاعِيْلُ بْنُ إِسْحَاقَ الْقَاضِيْ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ
حَرْبٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، عَنْ أَيُّوْبَ، عَنْ
عِكْرِمَةَ، قَالَ: لَمَّا خَرَجَ صُهَيْبٌ مُهَاجِرًا, تَبِعَهُ أَهْلُ مَكَّةَ
فَنَثَلَ كِنَانَتَهُ، فَأَخْرَجَ مِنْهَا أَرْبَعِيْنَ سَهْمًا، فَقَالَ: لَا
تَصِلُوْنَ إِلَيَّ حَتَّى أَضَعَ فِيْ كُلِّ رَجُلٍ مِنْكُمْ سَهْمًا, ثُمَّ
أَصِيْرُ بَعْدُ إِلَى السَّيْفِ فَتَعْلَمُوْنَ أَنِّيْ رَجُلٌ. وَقَدْ خَلَّفْتُ
بِمَكَّةَ قَيْنَتَيْنِ فَهُمَا لَكُمْ.
قَالَ:
وَحَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسٍ, نَحْوَهُ.
وَنَزَلَتْ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَّشْرِيْ نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ
اللهِ...........). فَلَمَّا رَآهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ, قَالَ: أَبَا يَحْيَى رَبِحَ الْبَيْعُ. قَالَ: وَتَلَا عَلَيْهِ
الْآيَةَ.
قَالَ
الْحَاكِمُ: صَحِيْحٌ عَلَى شَرْطِ مُسْلِمٍ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ.
"Abû 'Abdullâh
Muhammad bin 'Abdullâh az-Zâhid[2]
telah mengabarkan kami (mengabarkan al-Hâkim), dia (Abû 'Abdullâh Muhammad bin
'Abdullâh az-Zâhid) berkata: "Ismâ'îl bin Ishâq al-Qâdhŷ[3]
telah bercerita kepada kami (kepada Abû 'Abdullâh Muhammad bin 'Abdullâh
az-Zâhid), dia (Ismâ'îl bin Ishâq al-Qâdhŷ) berkata: "Sulaimân bin Harb[4]
telah bercerita kepada kami (kepada Ismâ'îl bin Ishâq al-Qâdhŷ), dia (Sulaimân
bin Harb) berkata: "Hammâd bin Zaid[5] telah
bercerita kepada kami (kepada Sulaimân
bin Harb), dari Aŷûb[6], dari ‘Ikrimah[7], dia (‘Ikrimah) berkata:
"Ketika Shuhaib bin Sinân[8]
keluar untuk hijrah, dia (Shuhaib bin Sinân) dikejar Penduduk Makkah, lalu ia (Shuhaib
bin Sinân) mengeluarkan Kantung Panahnya, dan mengeluarkan 40 Batang Anak
Panah, seraya berkata: "Kalian (Penduduk Makkah) tidak akan dapat
menangkapku hingga aku (Shuhaib bin Sinân) memberi jatah setiap orang dari
kalian (dari Penduduk Makkah) satu Batang Anak Panah, kemudian aku (Shuhaib bin
Sinân) akan hunus Pedangku, dan kalian tentu tahu aku (Shuhaib bin Sinân)
adalah seorang Lelaki. Dan aku (Shuhaib bin Sinân) telah meninggalkan dua Pundi
Uang di Makkah untuk kalian (untuk Penduduk Makkah)".
"Berkata (perawi):
"Hammâd bin Salamah[9]
telah bercerita kepada kami (kepada perawi), dari Tsâbit bin Aslam[10],
dari Anas bin Mâlik[11],
seperti (Hadis) di atas juga. Dan turunlah kepada Nabi SAW. (Surat al-Baqarah,
Ayat: 207):
وَمِنَ
النَّاسِ مَنْ يَّشْرِيْ نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللهِ ........... (٢٠٧)
207. Dan di antara
manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allâh………………..".
"(Anas bin
Mâlik melanjutkan periwayatannya): "Ketika Nabi SAW. melihatnya (melihat Shuhaib
bin Sinân), beliau SAW. berkata: "Abû Yahyâ (Shuhaib bin Sinân), perniagaanmu
menghasilkan keuntungan". Anas bin Mâlik berkata: "Kemudian beliau
SAW. membacakan Ayat ini (Surat al-Baqarah, Ayat: 207) kepadanya (kepada Shuhaib
bin Sinân)".
"Al-Hâfizh al-Hâkim berkata: "Hadis ini sanadnya shahîh menurut
persyaratan al-Hâfizh Muslim bin al-Haĵâj, (akan tetapi) al-Hâfizh Muslim bin
al-Haĵâj tidak meriwayatkan sebagaimana periwayatan al-Hâfizh al-Hâkim".
- Al-Hâfizh Muhammad bin Sa’d[15] juga meriwayatkan dalam ath-Thabaqât al-Kubrânya {Bagian 1, (3/162 – 3/163)}.
- Al-Hâfizh Ibnu Hajar al-‘Asqalânî[16] juga mengeluarkan dalam al-Ishâbah fî Tamyîz ash-Shahâbahnya (2/188).
- Al-Hâfizh Ibnu Katsir[17] juga mengeluarkan dalam Tafsîr al-Qurân al-‘Azhîmnya (1/361), dengan menyandarkan kepada Riwayat al-Hâfizh Ibnu Mardawaih.
- Al-Hâfizh Jalâluddîn as-Suyûthî[18] juga mengeluarkan sebagaimana Hadis di atas dalam Lubâb an-Nuqûl fî Asbâb an-Nuzûlnya (Juz. 2, 2/al-Baqarah), dengan menisbahkan kepada Riwayat al-Hâfizh al-Hâkim dalam al-Mustadrak 'alâ ash-Shahîhaynya (3/398). Beliau (al-Hâfizh Jalâluddîn as-Suyûthî) juga mengeluarkan sebagaimana Hadis di atas dalam ad-Durr al-Mantsûr fî at-Tafsîr bi al-Ma’tsûrnya (2/485 – 2/486)[19].
- Asy-Syaikh Muqbil bin Hâdî al-Wâdi’î[20] juga mengeluarkan sebagaimana Hadis di atas dalam ash-Shahîh al-Musnad min Asbâb an-Nuzûlnya (Surat al-Baqarah, Ayat: 207), dengan menisbahkan kepada Riwayat al-Hâfizh al-Hâkim dalam al-Mustadrak 'alâ ash-Shahîhaynya (3/398).
PENJELASAN (dari asy-Syaikh Muqbil bin Hâdî al-Wâdi’î):
Kata
asy-Syaikh Muqbil bin Hâdî al-Wâdi’î dalam
ash-Shahîh al-Musnad min Asbâb an-Nuzûlnya (Surat al-Baqarah, Ayat: 207): “Hadis
(Riwayat al-Hâfizh al-Hâkim) di atas juga memiliki beberapa jalur lain yang
umumnya Mursal, sebagaimana dalam al-Ishâbah fî Tamyîz ash-Shahâbah (2/188), dan
dalam ath-Thabaqât al-Kubrâ {Bagian 1,
(3/162 – 3/163)}. Akan
tetapi secara keseluruhan Hadis-hadis tersebut menguatkan Riwayat al-Hâfizh
al-Hâkim, dan menunjukkan keabsahannya (menunjukkan ke-shahîh-an Riwayat al-Hâfizh
al-Hâkim di atas)".
KESIMPULAN:
Surat al-Baqarah (2), Ayat: 207 diturunkan
mengenai:
"Shuhaib
bin Sinân yang keluar untuk hijrah; akan tetapi ia (Shuhaib bin Sinân) dikejar dan
hendak ditangkap oleh Penduduk Makkah. Lalu ia (Shuhaib bin Sinân) memberikan
(berniaga) dua Pundi Uang kepada Penduduk Makkah, di Kota Makkah".
BIBLIOGRAFI
Ad-Durr
al-Mantsûr fî at-Tafsîr bi al-Ma’tsûr (al-Hâfizh
as-Suyûthî/ ‘Abdurrahmân
bin Abî Bakr).
Al-Ishâbah fî Tamyîz
ash-Shahâbah (al-Hâfizh
Ibnu Hajar al-‘Asqalânî/ Ahmad bin
‘Alî bin Muhammad bin Muhammad bin ‘Alî).
Al-Mustadrak ‘alâ ash-Shahîhayn (al-Hâfizh
al-Hâkim/ Muhammad bin 'Abdullâh bin
Muhammad bin
Hamdawaih bin Nu'aim bin al-Hakim).
Ash-Shahîh al-Musnad min Asbâb an-Nuzûl (asy-Syaikh
Muqbil bin Hâdî al-Wâdi’î/
Muqbil bin Hâdî bin Muqbil bin Qâidah).
Ath-Thabaqât
al-Kubrâ (al-Hâfizh
Ibnu Sa’d/ Muhammad bin Sa’d bin Manî’).
Lubâb an-Nuqûl fî Asbâb an-Nuzûl (al-Hâfizh as-Suyûthî/ ‘Abdurrahmân bin Abî
Bakr).
Tafsîr al-Qurân al-‘Azhîm (al-Hâfizh Ibnu Katsîr/ Ismâ’îl bin ‘Amr bin Katsîr).
[1] Nama sebenarnya yaitu: Muhammad bin 'Abdullâh bin Muhammad bin Hamdawaih bin Nu'aim bin
al-Hakim. Dan ia (al-Hâkim) merupakan seorang tsiqqah
al-Imâm al-Hâfizh (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta
seorang al-Imâm, dan al-Hâfizh). Ia (al-Hâkim) juga seorang pakar
hadîts (hadis), dan târîkh
(sejarah). Nasab (keturunan) nya yaitu: adh-Dhabŷ
an-Naysâbûrî asy-Syâfi’iŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû 'Abdullâh.
Laqab (gelar/titel) nya: al-Imâm al-Hâfizh al-Hâkim. Ia (al-Hâkim)
lahir pada tahun 321 Hijriyah. Ia (al-Hâkim) wafat pada tahun 405 Hijriyah.
[2] Nama sebenarnya
yaitu: Muhammad bin 'Abdullâh az-Zâhid. Ia (Muhammad bin
'Abdullâh az-Zâhid) adalah seorang yang tsiqqah (kredibel
ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya). Nasab (keturunan) nya
yaitu: al-Qurthubŷ al-Mâlikŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû
'Abdullâh.
[3] Nama sebenarnya yaitu: Ismâ'îl bin Ishâq bin Ismâ'îl bin Hammâd bin Zaid
bin Dirham. Ia (Ismâ'îl bin Ishâq al-Qâdhŷ)
merupakan seorang Tabi’ al-Atbâ’ pertengahan. Dan ia (Ismâ'îl bin Ishâq al-Qâdhŷ) juga merupakan seorang tsiqqah mutqan al-Imâm (kredibel
ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta seorang yang kuat lagi
kokoh, dan al-Imâm). Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Azdî al-Bashrî
al-Mâlikŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû Ishâq. Ia (Ismâ'îl
bin Ishâq al-Qâdhŷ) lahir pada tahun 199 Hijriyah. Tempat tinggalnya di Bashrah.
Ia (Ismâ'îl bin Ishâq al-Qâdhŷ) wafat pada tahun 282 Hijriyah.
[4] Nama lengkapnya
yaitu: Sulaimân bin Harb bin Bajîl. Ia (Sulaimân bin Harb) merupakan seorang Tabi’
Tâbi’în junior. Dan ia (Sulaimân bin Harb) juga merupakan seorang tsiqqah
al-Imâm al-Hâfizh (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya,
serta seorang al-Imâm dan al-Hâfizh). Nasab (keturunan)
nya yaitu: al-Azdî al-Wâsyihŷ al-Makkŷ. Kuniyah (nama akrab) nya
yaitu: Abû Aŷûb. Ia (Sulaimân bin Harb) lahir pada tahun 144 Hijriyah. Tempat
tinggalnya di Bashrah. Ia (Sulaimân bin Harb) wafat di Bashrah
pada tahun 224 Hijriyah.
[5] Nama lengkapnya yaitu: Hammâd bin Zaid bin Dirham. Ia (Hammâd bin
Zaid) merupakan seorang Tabi’ Tâbi’în pertengahan. Ia (Hammâd bin Zaid)
adalah seorang tsiqqah tsabat (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya,
serta seorang yang konsisten). Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Azdî
al-Jahdhamŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû Ismâ'îl. Laqab (gelar/titel) nya: al-Azraq. Ia (Hammâd
bin Zaid) lahir pada tahun 98 Hijriyah. Tempat tinggalnya di Bashrah. Ia
(Hammâd bin Zaid) wafat di Bashrah pada tahun 179 Hijriyah.
[6] Nama
lengkapnya yaitu: Aŷûb bin Abî Tamîmah Kaysân. Ia (Aŷûb) merupakan seorang Tâbi’în
junior. Dan ia (Aŷûb) juga merupakan seorang tsiqqah tsabat al-Hujjah (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta seorang
yang konsisten dan al-Hujjah). Nasab
(keturunan) nya yaitu: as-Sikhtiyânî al-Bashrŷ. Kuniyah (nama
akrab) nya yaitu: Abû Bakr. Ia (Aŷûb) lahir pada tahun 66 Hijriyah. Tempat
tinggalnya di Bashrah. Ia (Aŷûb) wafat pada tahun 131 Hijriyah.
[7] Nama
lengkapnya yaitu: ‘Ikrimah Maulâ ‘Abdullâh bin ‘Abbâs. Ia (‘Ikrimah)
merupakan seorang Tâbi’în pertengahan. Ia (‘Ikrimah) adalah seorang tsiqqah
tsabat (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta
seorang yang konsisten). Ia (‘Ikrimah) adalah orang Barat yang berasal dari al-Barbar,
dahulukala ia ('Ikrimah) adalah Hamba Sahayanya Hushain bin Abî al-Har
al-'Anbarŷ, kemudian dibeli oleh 'Alî bin Abî Thâlib ketika di Kota Bashrah,
setelah itu 'Alî bin Abî Thâlib menghadiahkan 'Ikrimah kepada ‘Abdullâh bin
‘Abbâs. Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Barbarî al-Qurasyî al-Hâsimî
al-Madanŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû ‘Abdullâh.
Tempat tinggalnya di Madînah. Ia (‘Ikrimah) wafat di Madînah pada
tahun 104 atau 105 Hijriyah.
[8] Nama lengkapnya yaitu: Shuhaib bin Sinân bin Khâlid bin 'Amrû. Semua
Sahabat Nabi SAW. tsiqqah dan ‘âdl. Nasab (keturunan) nya
yaitu: ar-Rûmî an-Namirŷ. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû
Yahyâ atau Abû Ghassân. Tempat tinggalnya di Madînah. Ia (Shuhaib
bin Sinân) wafat di Madînah pada tahun 38 Hijriyah, pada masa Khalîfah 'Alî
bin Abî Thâlib.
[9] Nama lengkapnya yaitu: Hammâd bin Salamah bin Dînâr. Ia (Hammâd bin
Salamah) merupakan seorang Tabi’ Tâbi’în pertengahan. Ia (Hammâd
bin Salamah) adalah seorang yang tsiqqah (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya).
Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Bashrî. Kuniyah (nama
akrab) nya yaitu: Abû Salamah. Laqab (gelar/titel) nya: al-Khazzâz. Tempat tinggalnya di Bashrah. Ia (Hammâd bin Salamah) wafat pada tahun 167
Hijriyah.
[10] Namanya yaitu: Tsâbit bin Aslam. Ia (Tsâbit bin Aslam) merupakan seorang Tâbi’în dekat pertengahan.
Ia (Tsâbit bin Aslam) adalah seorang yang tsiqqah (kredibel ke-‘âdl-an
dan ke-dhabith-annya). Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Banânî.
Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû Muhammad. Tempat tinggalnya
di Bashrah. Ia (Tsâbit bin Aslam) wafat pada tahun 127 Hijriyah.
[11] Nama lengkapnya yaitu: Anas bin Mâlik bin an-Nadhar bin Dhamdham bin Zaid
bin Harâm. Semua Sahabat Nabi SAW. tsiqqah dan ‘âdl. Ia (Anas bin
Mâlik) merupakan salah satu pakar hadîts (hadis) terkemuka di kalangan
Sahabat; serta ia (Anas bin Mâlik) telah meriwayatkan 2.286 Hadîts. Nasab
(keturunan) nya yaitu: al-Anshârî al-Madanî. Kuniyah (nama akrab)
nya yaitu: Abû Hamzah. Tempat tinggalnya di Bashrah. Ia (Anas bin Mâlik) wafat pada
tahun 91 Hijriyah.
[12] Muhadditsîn yaitu: Orang yang hafal matan-matan
hadis, mengetahui gharîb serta faqîh, hafal sanad,
mengetahui ihwal para perawi, dapat membedakan antara yang shahîh dengan
yang dha’îf, seorang penghimpun buku, penulis, pendengar, pencari sanad-sanad
hadis, dan mengetahui sanad yang terpendek dari padanya. Contoh para Muhadditsîn:
Imâm Mâlik, Imâm asy-Syâfi’î, Imâm Ahmad bin Hanbal, Imâm Bukhârî, Imâm Muslim,
at-Tirmidzî, Abû Dâwud, an-Nasâ-î, Ibnu Mâjah, Ibnu Khuzaymah, Ibnu Hibbân, dan
sebagainya.
[13]
Hadis Shahîh ialah: Hadis yang bersambung (muttashil) sanadnya,
diriwayatkan oleh orang yang ‘âdl (‘âdl yaitu: orang yang
istiqamah dalam beragama, baik akhlaqnya, tidak fasiq dan tidak melakukan cacat
muru’ah), sempurna ke-dhabith-annya, tidak ada keganjilan (syadzdz),
dan tidak ada kecacatan (‘illat).
[14] Tsiqqât adalah: Para
perawi hadis yang kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya.
[15] Nama lengkapnya yaitu: Muhammad bin Sa’d bin Manî’. Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Hâsyimî al-Bashrî al-Baghdâdî.
Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû ‘Abdullâh. Laqab
(gelar/titel) nya: al-Hâfizh Ibn Sa’d dan Kâtib al-Wâqidî. Ia (Ibnu
Sa’d) adalah seorang tsiqqah al-Hâfizh (kredibel ke-‘âdl-an dan
ke-dhabith-annya, serta seorang al-Hâfizh). Ia (Ibnu Sa’d) juga
seorang pakar hadîts (hadis), fiqh (fikih), dan târîkh
(sejarah). Ia (Ibnu Sa’d) lahir di Bashrah pada tahun 168 Hijriyah. Ia (Ibnu
Sa’d) wafat pada tahun 230 Hijriyah.
[16] Nama sebenarnya yaitu: Ahmad bin ‘Alî bin Muhammad bin Muhammad bin ‘Alî. Dan
ia (Ibnu Hajar al-‘Asqalânî) merupakan seorang tsiqqah mutqan al-Hâfizh
(kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta seorang yang
kuat lagi kokoh, dan al-Hâfizh). Ia (Ibnu Hajar al-‘Asqalânî) juga
seorang pakar hadîts (hadis), fiqh (fiqih), dan al-Adb (sastra).
Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Kinânŷ al-‘Asqalânŷ asy-Syâfi’î. Kuniyah
(nama akrab) nya yaitu: Abû al-Fadhl. Laqab (gelar/titel) nya: Syihâbuddîn.
Ia (Ibnu Hajar al-‘Asqalânî) lahir di Qâhirah (Mesir) pada tahun 773
Hijriyah. Tempat tinggalnya di Qâhirah (Mesir). Ia (Ibnu Hajar
al-‘Asqalânî) wafat di Qâhirah (Mesir) pada tahun 852 Hijriyah.
[17] Nama lengkapnya yaitu: Ismâ’îl
bin ‘Amr bin Katsîr. Nasab (keturunan) nya yaitu: al-Qurasyî
ad-Dimasyqî. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Abû al-Fidâ’. Laqab
(gelar/titel) nya: al-Hâfizh Ibn Katsîr. Ia (Ibnu Katsîr) adalah seorang
tsiqqah mutqan al-Hâfizh (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya,
serta seorang al-Hâfizh yang kokoh dan kuat). Ia (Ibnu Katsîr) juga
seorang pakar tafsîr (tafsir), hadîts (hadis) dan târîkh
(sejarah). Ia (Ibnu Katsîr) lahir di Bashrah pada tahun 700 Hijriyah.
Tempat tinggalnya di Bashrah. Ia (Ibnu Katsîr) wafat di Bashrah
pada tahun 774 Hijriyah, dan dikubur di Damsyiq (Damaskus).
[18] Nama sebenarnya yaitu:
‘Abdurrahmân bin Abî Bakr. Kuniyah (nama akrab) nya yaitu: Jalâluddîn.
Laqab (gelar/titel) nya: al-Hâfizh as-Suyûthî. Ia (as-Suyûthî) adalah seorang tsiqqah
al-Hâfizh (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya,
serta seorang al-Hâfizh). Serta ia (as-Suyûthî) juga seorang pakar tafsîr
(tafsir), hadîts (hadis), lughah (gramatika), adb
(sastra), fiqh (fikih), târîkh (sejarah), dan sebagainya. Nasab
(keturunan) nya yaitu: as-Suyûthî. Ia (as-Suyûthî) lahir di Qâhirah
pada tahun 849 Hijriyah. Tempat tinggalnya di Qâhirah. Ia (as-Suyûthî)
wafat di Qâhirah pada tahun 911 Hijriyah.
[19] Al-Hâfizh
Jalâluddîn as-Suyûthî. Ad-Durr al-Mantsûr fî at-Tafsîr bi al-Ma’tsûr,
Tahqîq Dr. ‘Abdullâh bin ‘Abdul Muhsin at-Tirkî. Al-Qâhirah: Al-Muhandisîn.
Cetakan Pertama, Juz. 2, halaman: 485 - 486.
[20] Nama sebenarnya yaitu: Muqbil bin Hâdî bin Muqbil bin Qâidah. Dan ia (asy-Syaikh Muqbil bin Hâdî al-Wâdi'iŷ) merupakan seorang tsiqqah
al-Muhaddits (kredibel ke-‘âdl-an dan ke-dhabith-annya, serta
seorang al-Muhaddits). Ia (asy-Syaikh Muqbil bin Hâdî al-Wâdi'iŷ)
juga seorang pakar hadîts (hadis), tafsîr
(tafsir), dan fiqh (fiqih). Nasab
(keturunan) nya yaitu: al-Hamdânî al-Wâdi'iŷ. Kuniyah (nama
akrab) nya yaitu: Abû 'Abdurrahmân. Laqab (gelar/titel) nya:
asy-Syaikh Muqbil bin Hâdî al-Wâdi'iŷ. Ia (asy-Syaikh Muqbil bin Hâdî
al-Wâdi'iŷ) lahir di Desa Dimâj (wilayah negara Yaman) pada tahun 1351
Hijriyah. Tempat tinggalnya di Yaman. Ia (asy-Syaikh Muqbil bin Hâdî
al-Wâdi'iŷ) wafat di Jeddah pada tahun 1422 Hijriyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar