NEGERI ½ DEMOKRASI
Barangkali inilah sebutan yang
sangat tepat untuk Negara Indonesia ini. Perkembangan perpolitikan masa kini
terlihat carut-marut; uang seakan-akan menjadi Tuhan ataupun semua hal
seakan-akan bergantung dengan uang. Hal itu bisa dilihat dan dibuktikan dalam
PILKADA serentak 2015 ini; yang mana hampir semua Partai Politik di Negeri ini
berlomba-lomba untuk memasang tarif atau yang kita kenal dengan istilah
"MAHAR POLITIK", dan besarnya mahar tersebut sangatlah fantastik,
karena mencapai Miliyaran, ada Partai Politik yang memasang tarif 1 miliyar, 2
miliyar, 3 miliyar, bahkan ada yang 4 miliyar.
Lalu apa nasib Negeri ini jika
semuanya diukur dengan uang?. Sepertinya Indonesia tinggal menunggu MASA
KEHANCURAN; apabila para Politisi di Negeri ini tidak lekas berbenah diri,
ataupun jika Pemerintah Indonesia tidak segera memperbaiki kondisi perpolitikan
di Negara Indonesia. Penulis berharap semoga masa kehancuran tersebut tidak
terjadi, amin; dan semoga Pemerintah Indonesia dapat segera mengambil langkah
yang kongkret dan bijak dalam menyelesaikan segala permasalahan di Negeri ini,
amin.
Pemuda-pemudi Indonesia ataupun
generasi muda penerus bangsa Indonesia ini sebenarnya banyak yang memiliki
bakat dan potensi untuk membangun dan memajukan Negeri ini, namun potensi dan
bakat mereka tidak akan tumbuh serta muncul apabila tidak diberi fasilitas
maupun penunjang untuk memunculkan potensi dan bakat mereka, seperti memberikan
kesempatan kepada mereka agar berpolitik dengan santun, benar dan cerdas,
ataupun merelakan dan memberikan kesempatan kepada genarasi muda agar dapat
menjadi Pemimpin bangsa dan Negara ini. Akan tetapi yang tak kalah penting
"MAHAR POLITIK" harus dihilangkan dan dimusnahkan untuk
selama-lamanya.
"Saatnya yang muda
memimpin bangsa dan Negara Indonesia", itulah kata yang tepat demi
kebaikan, perubahan serta kemajuan bangsa dan Negara Indonesia.